“Teman, kamu bicara seperti ini kurang menunjukkan ketulusan. Jangan bilang kita tidak punya roh hewan suci darah ilahi dari alam semesta Perlindungan Ilahi kedua, pun kalau ada, tidak mungkin kami menukarnya dengan roh binatang dan daging dari Perlindungan Suci pertama.” Ma Mingjun mengerutkan kening.
Meski sama-sama roh hewan suci, roh hewan darah ilahi dari alam semesta Perlindungan Ilahi kedua jauh lebih sulit didapatkan, kekuatannya juga jauh lebih besar, nilainya pun secara alami lebih tinggi.
Jika bukan karena roh binatang dari alam semesta Perlindungan Ilahi kedua tidak bisa dipindahkan ke penghuni Perlindungan Suci pertama, mungkin satu saja roh binatang level purba dari sana sudah bisa menyaingi sebagian besar roh hewan suci darah ilahi di Perlindungan Suci pertama.
Justru karena roh binatang dari tingkat lanjut dimensi tidak bisa mengalir ke lapisan bawah, makanya roh hewan suci darah ilahi di strata rendah menjadi sangat berharga.
Tapi ingin menukar roh hewan suci darah ilahi dari Perlindungan Pertama dengan yang dari Perlindungan Kedua, itu agak terlalu muluk.
"Kalau begitu diurungkan saja." Han Sen sebenarnya baru saja bicara sembarangan. Tim lawan yang menggunakan nama "Kejayaan" dari Perlindungan Kejayaan, kemungkinan besar memiliki latar belakang militer Alliance seperti Batalyon Baja. Hanya karena ada sedikit kemungkinan untuk bertransaksi dengan mereka, Han Sen pun sempat bicara sekadar. Kalau tidak, dia bahkan malas mengucapkan sepatah kata pun.
Ma Mingjun berdiskusi pelan dengan Su Xinmei. Kemudian Su Xinmei kembali bertanya kepada Han Sen yang sedang membopong serigala perak: "Boleh tahu nama teman? Apakah berasal dari Perlindungan Baja?"
"Ya." Jawab Han singkat sambil membopong mayat serigala perak lalu terbang meninggalkan Pulau Bidang Ilahi.
Ma Mingjun dan Su Xinmei saling memandang, Su Xinmei berkata dengan marah: "Apa kita biarkan saja dia pergi? Kita sudah susah payah bertarung dengan makhluk darah ilahi sampai level itu, tapi malah dia yang dapat untung."
Ma Mingjun perlahan menggelengkan kepala: "Orang ini bukan sembarangan, jurus pedang yang dia pakai tadi adalah teknik rahasia aliran Feitian Baju Liu dari Dewa Perang Dojo. Hanya sedikit anggota dojo yang bisa menguasainya, pasti dia murid penting di sana."
Setelah Han Sen turun sambil membopong mayat Wind God Wolf, dia memanggil Miao Jun dan menyuruh kucing mutant itu membawa mayat tersebut ke sumber air bersih untuk membersihkan dagingnya.
Daerah ini benar-benar tidak punya sumber air, setelah berjalan hampir seharian baru menemukan sebuah danau. Di tepi danau mereka menguliti Wind God Wolf, membersihkan isi perutnya, lalu melanjutkan memanggang daging di atas api.
Ukuran tubuh Serigala Angin tidak kalah besar dari seekor banteng dewasa. Han Sen sendiri jelas tidak sanggup menghabiskannya sendiri. Akhirnya dia memanggil Malaikat Perang Suci untuk makan bersama. Membawa daging sebanyak ini di sisinya sekarang terlalu merepotkan, potongan daging sebesar itu juga tidak praktis untuk dibawa-bawa.
Malaikat Perang Suci selama dua hari terakhir sangat gembira. Sebelumnya ada daging Naga Mata Kawat untuk dimakan, sekarang ada daging Serigala Angin. Wajah kecilnya memerah karena antusias, mata besarnya penuh cahaya berkilau.
Daging Serigala Angin jauh lebih banyak daripada Naga Mata Kawat. Bahkan dengan nafsu makan Malaikat Perang Suci sekalipun tidak habis. Dua orang ini berjalan selama dua tiga hari di Rawa Kegelapan baru bisa menghabiskan daging satu ekor Serigala Angin. Adapun tulang dan organ dalamnya, semuanya diberikan ke Raja Cacing Pasir Emas agar dia juga mendapat sedikit keuntungan.
Raja Cacing Pasir Emas menjerit kegirangan. "Dia" belum pernah mendapat perlakuan istimewa seperti ini. Biasanya hanya bisa makan tulang dan organ dalam saja sudah senang, apalagi selama ini sama sekali tidak punya kesempatan menyantap barang level darah suci.
Seekor Wind God Wolf ini kembali menyumbangkan Gen Tuhan kepada Han Sen, membuat Gen Tuhan-nya mencapai angka genap 80 point.
Baru saja keluar dari Rawa Kegelapan, Han Sen langsung menyalakan api di sebelahnya untuk memanggang daging Blood-Eyed Dragon yang dia simpan. Sisa daging ini rencananya akan dia makan sebagai ransum kering, tanpa memanggil kembali Malaikat Perang Suci maupun Raja Cacing Pasir Emas.
Baru saja makan dua suap, tiba-tiba melihat dua orang menunggangi mount mendekat, ternyata adalah Ma Mingjun dan Su Xinmei yang datang.
Han Sen justru tidak terlalu memikirkannya. Beberapa hari ini di jalan mundur, ia terus berhenti sejenak untuk menyalakan api dan memanggang daging, kecepatan alamiahnya memang melambat banyak. Jika Ma Mingjun dan Su Xinmei hendak kembali ke Perlindungan Kejayaan, bertemu dengannya lagi tentu bukan hal aneh.
Ma Mingjun dan Su Xinmei melihat Han Sen juga agak terkejut. Han Sen berasal dari Perlindungan Baja, entah bagaimana bisa kabur hingga ke area Perlindungan Kejayaan ini.
"Kebetulan sekali, kita bertemu lagi. Bisakah kami meminjam api unggun teman untuk memasak sesuatu?" kata Ma Mingjun saat mendekati Han Sen.
"Silakan pakai." Han Sen tidak terlalu memperhatikan mereka, masih sibuk makan daging panggangnya sendiri.
Namun Ma Mingjun dan Su Xinmei memandangi Han Sen dengan tatapan penuh tanya. Daging yang dimakan Han Sen jelas bukan berasal dari serigala perak itu. Tak terlihat mayat serigala perak di sekitarnya, juga tidak ada bungkusan besar. Ini membuat mereka benar-benar penasaran.
"Serigala perak sebesar itu, seperti kerbau besar, baru beberapa hari ini. Satu orang sebanyak apa pun makannya, jangankan menghabiskan, bisa makan seperlima saja sudah bagus. Tapi ternyata daging serigala perak di sisi Han Sen sudah tidak ada." Ini tentu membuat mereka curiga.
"Saya Ma Mingjun, pemimpin grup Glory. Ini pacar saya Su Xinmei. Boleh tahu sapaan Anda?" Ma Mingjun duduk di seberang api unggun sambil memanggang daging dan berbicara dengan Han Sen.
"Han Sen, saat ini cari makan di Perlindungan Baja." Jawab Han Sen sembarangan.
Ma Mingjun hanya tahu sedikit tentang Perlindungan Baja. Ia mencoba mencari topik pembicaraan: "Dewa B dari Perlindungan Baja kalian memang hebat. Sayangnya dia hanya ikut satu kali Perang Dewa dan belum sempat mengikuti Peringkat Dewa terakhir. Sungguh disayangkan. Saudara Han kenal Dewa B?"
"Seharusnya tidak ada yang tidak mengenalnya di Perlindungan Baja? Sayangnya dia tidak mengenal aku." Han Sen berkata sambil tersenyum.
"Ke mana serigala perak Saudara Han? Tidak mungkin habis dimakan secepat ini?" Setelah beberapa hari mengobrol, Ma Mingjun kembali menyinggung soal Serigala Angin Dewa.
"Kuberikan ke hewan peliharaanku." Jawab Han Sen dengan santai.
Haa!
Air yang baru saja diminum Ma Mingjun langsung disemburkan keluar. Memberi makan hewan peliharaan dengan daging level darah suci? Hal seperti ini benar-benar pertama kali ia dengar.
Su Xinmei memandang Han Sen dengan ragu: "Kau menggunakan daging Makhluk Darah Ilahi untuk makanan hewan peliharaan?"
"Apa ada yang tidak pantas?" Balik tanya Han Sen.
Ma Mingjun buru-buru menimpali: "Hewan peliharaan yang layak diberi makan daging Makhluk Darah Ilahi pasti bukan main. Bisakah kami sekadar melihatnya?"
Ma Mingjun dan yang lain tidak percaya Han Sen rela menggunakan daging level darah suci untuk memberi makan hewan peliharaan. Hal seperti ini benar-benar bukan sesuatu yang bisa dilakukan manusia biasa. Tapi mayat serigala perak itu memang sudah hilang, sementara Han Sen sendirian mustahil bisa menghabisi semuanya. Penjelasan tentang pemberian makan hewan peliharaan ini terdengar masuk akal.
Tapi hewan peliharaan seperti apa yang pantas diberi daging level darah suci? Setidaknya, bahkan jika Ma Mingjun sendiri memiliki hewan peliharaan darah suci, dia pasti tidak akan tega memberikan daging level itu untuk makanan.
"Hanya seekor hewan peliharaan, tidak ada yang istimewa untuk dilihat," ujar Han Sen sambil tersenyum.
"Kami benar-benar penasaran, tidak tahu hewan peliharaan seperti apa yang layak diberi daging level darah suci." Su Xinmei masih belum menyerah, tetap tidak percaya Han Sen menggunakan serigala perak untuk makanan hewan.
"Jika benar-benar ingin melihat, biaya penampilan hewan peliharaanku adalah satu roh hewan bermutasi. Asal kalian sanggup membayar, silakan lihat sesuka hati." Han Sen berkata dengan datar.
