Han Sen tiba di laboratorium Professor Yan. Setelah menjalani tes di bawah penjadwalan seorang asisten, ia menyaksikan dengan penuh minat Professor Yan sedang melakukan tes pada Kyōgiri Aya.
Tes yang dijalani Aya sangat berbeda dengan Han Sen, menggunakan instrumen khusus yang seharusnya diperuntukkan bagi Han Sen. Namun sekarang digantikan oleh Aya.
Han Sen mengamati sebentar di samping, tampak sangat tertarik. Ia menarik seorang peneliti yang sudah cukup dikenalnya dan bertanya, "Senior Qin, alat apa nama alat yang digunakan Aya sekarang? Terlihat sangat hebat."
Qin Zhiming tersenyum menjawab, "Itu disebut aktivator aktivitas sel, perangkat baru yang dikembangkan khusus untuk subjek penelitian profesor. Fungsinya merangsang sel tubuh agar berada dalam kondisi aktif, mengoptimalkan seluruh fungsi tubuh hingga tingkat maksimal, sehingga mendapatkan data puncak tubuh yang stabil."
Han Sen memandangi Aya yang telanjang bulat di dalam tangki cairan instrumen, tubuhnya gemetar hebat. Dalam hati ia bergumam, "Entah apakah alat ini membantu latihan kelebihan beban? Tapi semua data tes akan direkam, lebih baik urungkan saja niat."
Han Sen melirik Kyōgiri Aya yang terus-menerus berkedut di dalam tangki cairan, bergumam dalam hati: "Mohon maaf, Kakak. Tolong tanggung dosa Kakak sebentar. Nanti Kakak pasti akan mengajarkanmu beberapa jurus tambahan."
Saat hendak pergi, Qin Zhiming tiba-tiba tersenyum dan berkata kepadanya: "Apa kamu mau mencobanya juga?"
"Aku tidak perlu." Han Sen cepat-cepat menggelengkan kepala.
Qin Zhiming malah menyodorkan sebotol cairan dan arloji tangan yang menyerupai instrumen ke tangan Han Sen: "Ini adalah cairan uji aktivitas sel. Efeknya ringan dan tidak banyak mempengaruhi raga. Fungsi utamanya adalah menguji data aktivitas selmu. Minumlah sebelum tidur, lalu gunakan alat ini setelah bangun. Setelah mendapatkan data, kita bisa menentukan nilai aktivitas selmu dan menyusun program aktivasi sel yang sesuai."
“Bagaimana cara menggunakan barang ini?” Han Sen memegang benda mirip arloji tangan sambil bertanya pada Qin Zhiming. Meski tidak ingin ikut eksperimen ini, tapi ia ingin tahu nilai aktivitas selnya.
Qin Zhiming menjelaskan metode penggunaan, lalu Han Sen membawa kedua barang itu menuju aula holografik.
Sudah beberapa hari tidak masuk ke Gladiator. Setelah login, ia memeriksa daftar teman: Ratu dan Seribu Bangau Kertas offline. Hanya Orang Terbuang yang online - teman yang dulu pernah ditambahkan tapi tak pernah mengajaknya bicara atau bertarung sejak jadi teman.
Han Sen benar-benar tak paham, kenapa Orang Terbuang mau menambahkannya sebagai teman.
Tentang Orang Terbuang, kesan Han Sen sangat mendalam: kemampuan fisiknya super tinggi. Beberapa kali ia "beruntung" secara acak terpilih melawannya, tapi hampir selalu dihancurkan dalam beberapa gerakan.
Dengan jagoan level segitu, kesenjangan kemampuan yang terlalu besar justru membuatnya tak bisa belajar apa-apa.
Han Sen mematikan daftar teman dan sedang bersiap untuk mencocokkan secara acak, tiba-tiba menerima undangan pertarungan yang ternyata dikirim oleh Orang Terbuang.
Han Sen ragu sejenak lalu mengklik setuju. Bahkan jika lawan ingin menginjak-injaknya pun tak masalah, manusia memang hanya bisa berkembang pesat dalam tekanan.
Menerima undangan dan masuk ke arena gladiator, Han Sen melihat Orang Terbuang masih seperti dulu - tidak menggunakan senjata apapun. Han Sen pun secara alami juga tidak memakainya.
"Teman, kamu dari cabang mana?" Setelah pertarungan dimulai, Orang Terbuang tidak melancarkan serangan, malah mulai berbicara sendiri.
Pertanyaan ini membuat Han Sen membeku sejenak sebelum akhirnya menyadari dan langsung menjawab: "Aku bukan murid Dewa Perang Dojo."
Orang Terbuang terkejut mendengarnya. Banyak murid Dewa Perang Dojo di antara gladiator, sementara lawannya bisa meniru Pembunuhan Tiga Belas Arus Balik dan Bongkar Zirah Sang Penguasa. Awalnya dikira pasti murid dojo tersebut, ternyata bukan.
“Ada tidak minat bergabung dengan Dewa Perang Dojo?” Orang Terbuang bertanya lagi. Ia mulai mengagumi Prajurit Kecil di Kapal Perang ini. Mampu membuat Qianhe Zhen terus bertarung dengannya sampai hampir kecanduan, manusia seperti ini sungguh langka.
“Maaf, saya masih kuliah di akademi militer,” jawab Han Sen sembarangan.
Orang Terbuang membeku. Jika lawannya masih menjadi siswa akademi militer, berarti hanya mungkin seorang peneliti di sana. Kalau tidak, siswa biasa seharusnya belum bisa naik level menjadi evolusioner.
“Akademi militer mana?” tanya Orang Terbuang lagi.
“Tidak bisa dijawab,” ucap Han Sen langsung, tak ingin membocorkan identitasnya.
Orang Terbuang pun tak bertanya lebih lanjut. Ia membuat gerakan menyilangkan tangan, mempersilakan Han Sen menyerang pertama.
Han Sen pun tak sungkan. Tinjunya langsung menghujam. Melihat serangan itu, Orang Terbuang malah meniru gaya Han Sen, mengayunkan pukulan serupa ke arahnya.
Ini membuat Han Sen terkejut sejenak, lalu ia pun paham maksud Orang Terbuang. Ternyata Orang Terbuang ini sedang meniru gaya tinjunya, dan dari penampilannya, sepertinya ia sengaja membatasi kemampuan fisiknya pada level tiga puluhan.
Han Sen tak bisa menahan tawa kecil. Dirinya yang biasanya meniru orang lain, kini malah seorang jagoan ternama seperti Orang Terbuang yang ingin belajar darinya. Entah apa yang ada di pikiran lawannya.
"Mungkin para jagoan memang punya kebiasaan aneh," gumam Han Sen sambil tak ambil pusing. "Silahkan tiru sepuasmu, lagipula semua teknikku juga hasil mencuri ilmu dari orang lain."
Han Sen terus melanjutkan serangannya ke Orang Terbuang, memanfaatkan kesempatan ini untuk melatih semua yang pernah dipelajarinya.
Berbagai teknik yang dikuasainya sebagian besar berasal dari Seribu Bangau Kertas. Kemampuan Seribu Bangau Kertas dalam segala aspek sangat mengagumkan, banyak tekniknya yang merupakan versi upgrade dari teknik dasar dalam Varian Semesta. Ditambah frekuensi pertarungan Han Sen dengannya yang paling sering, wajar jika ia menguasai banyak teknik.
Alasan Orang Terbuang mempelajari Han Sen tentu bukan untuk mencuri tekniknya, melainkan untuk memaksa Han Sen mengeluarkan ilmu bela diri andalannya yang sesungguhnya.
"Apa pun trik yang kau gunakan, akan kuhancurkan satu per satu. Pada akhirnya kau terpaksa menunjukkan kemampuan sejati, biar kulihat seberapa besar batas kemampuanmu." Orang Terbuang sangat yakin dengan strateginya.
Meski tidak memiliki gaya khas yang kuat seperti Ratu, justru karena itu ilmunya sangat luas dan mendalam di berbagai aspek. Ia dijuluki Raja Ilmu Campuran di Dewa Perang Dojo.
Namun tak lama kemudian, Orang Terbuang mulai ragu. Berbagai teknik Han Sen benar-benar variatif, dengan banyak jejak ilmu bela diri baru Dewa Perang Dojo. Mustahil Han Sen bukan anggota dojo tersebut.
Dan saat bertarung dengan Han Sen, ada perasaan mengganggu yang samar terasa, perasaan ini terasa familiar, namun untuk sementara tak bisa mengingat di mana pernah mengalaminya.
Orang Terbuang menghindar dari sebuah pukulan, tiba-tiba menyadari dirinya tanpa sadar telah dipaksa Han Sen hingga ke ambang arena gladiator, penghindaran ini hampir membuatnya menghantam dinding.
"Ratu!" Orang Terbuang tiba-tiba teringat, perasaan tidak nyaman itu ternyata adalah aroma kuat Ratu yang terpancar dari prajurit biasa di kapal perang ini.
