Arena tes yang dirancang Professor Yan dan timnya bernama "Sprint Batas". Mode yang baru saja diuji Han Sen hanyalah yang tersederhana.
Dengan menambah dan menyesuaikan sudut serta posisi dinding logam, tingkat kesulitan bisa ditingkatkan lebih jauh. Selain itu, di seluruh area pelatihan Sprint Batas telah dipasang alat gravitasi. Perubahan gravitasi mampu membuat tingkat kesulitan semakin dahsyat.
Dari 10 level kesulitan yang dirancang Professor Yan dan tim, Han Sen baru saja menguji level pertama - yang paling sederhana di antara semuanya.
“Latihan Sprint Ekstrim ini jauh lebih efektif daripada alat gravitasi biasa. Jika digunakan untuk melatih overload, pasti luar biasa.” Setelah menemukan barang menarik ini, Han Sen semakin sering datang ke laboratorium.
Hanya saja kedatangannya ke sini terutama untuk menggunakan Sprint Ekstrim. Dia tidak terlalu berminat dengan eksperimen lain. Setiap kali datang, dia menunggu sampai Qin Zhiming dan timnya selesai bekerja, lalu meminjam Sprint Ekstrim mereka untuk melatih raga.
Fakta membuktikan dugaan Han Sen. Sprint Ekstrim tidak hanya memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi daripada alat gravitasi biasa, tetapi juga melatih fisik secara lebih komprehensif, sangat menguntungkan untuk latihan overload.
“Jika bisa menyelesaikan Sprint Ekstrim di bawah gravitasi level 25, barulah kemampuan fisik benar-benar mencapai standar level 25.” Setelah berhasil melewati sepuluh tingkat kesulitan, Han Sen semakin menyukai area tes ini.
Alasan Han Sen bisa menyelesaikan level hanyalah karena dia sudah familiar dengan semua persiapannya. Saat pertama kali, dia hanya sampai di tingkat kesulitan ketiga lalu terus tersengat listrik dan mengulang. Akhirnya dengan berulang kali mempelajari susunan dinding logam, barulah dia bisa melewatinya.
Tapi ini hanya berlaku saat penyesuaian gravitasi sangat rendah. Jika harus sprint batas di gravitasi 25, Han Sen bahkan tak bisa menyelesaikan tingkat kesulitan pertama.
Tak bisa menyelesaikan pun tak masalah. Yang Han Sen butuhkan justru eksploitasi maksimal terhadap raganya ini, membuatnya memahami diri sendiri dalam kondisi kelebihan beban. Jadi meski terus tersengat listrik, Han Sen tetap menikmatinya.
Kyōgiri Aya yang melihat metode latihan Han Sen yang setara dengan penyiksaan diri ini menunjukkan raut wajah aneh. Setelahnya bahkan intensitas latihannya sendiri bertambah drastis, seolah ingin berlomba menyiksa diri dengan Han Sen.
Han Sen tak peduli apa yang dilakukannya, dia hanya terus maju ke targetnya sendiri.
Selain pelatihan harian, Han Sen juga perlu mempelajari mata kuliah teori pengetahuan. Awalnya dia mengira nilai akademisnya cukup untuk meraih pangkat mayor saat lulus nanti.
Namun karena masalah dua tahun yang terlewati, nilai mata kuliah teori pengetahuannya agak tertinggal. Sekarang dia harus belajar mati-matian agar bisa mencapai syarat pangkat mayor saat wisuda.
Untungnya gelar juara liga jurusan panahan memberinya SKS tambahan. Ditambah SKS dari Professor Yan, asalkan dua ujian terakhir masuk tiga besar, total SKS-nya seharusnya memenuhi syarat pangkat mayor.
Beberapa waktu ini Han Sen juga mempelajari cara membunuh burung monster seperti Phoenix Api itu, tapi belum menemukan strategi efektif. Untuk sementara dia mengurungkan niat menyerang makhluk itu.
Saat dalam wujud Ratu Iblis dulu, dia menyaksikan burung monster itu membunuh Yu Shaoshi dengan satu gerakan. Dari pengamatannya, makhluk itu sepertinya bukan tubuh api murni.
Di dalam tubuhnya, sebenarnya ada bagian yang merupakan wujud fisik. Untuk ingin memenggalnya, harus menyerang langsung entitas fisik di dalam api.
Namun karena tubuh api di luar sama sekali tidak boleh disentuh, entitas di dalamnya tidak bisa dijangkau oleh senjata biasa. Bahkan tombak panjang pun tidak mempan. Satu-satunya cara mungkin hanya dengan menembakkan panah langsung ke dalamnya.
Tapi Han Sen bahkan tidak memiliki satu pun panah roh binatang darah Tuhan. Ingin membunuh Makhluk Dewa Super dengan ini ibarat mimpi di siang bolong, terpaksa dia menyerah untuk sementara.
Waktu berlalu cepat hingga beberapa bulan. Kelebihan beban Han Sen kini memungkinkan raganya mencapai level 25. Ditambah dengan Gu Xie Zhou, kemampuan fisiknya dengan mudah melampaui 30 - lebih mengerikan dari evolusioner dengan gen sempurna sekalipun.
"Sudah waktunya mencoba membunuh Makhluk Dewa Super." Han Sen mulai tertarik. Sekarang kemampuan fisiknya hampir mencapai batas maksimal yang dimungkinkan di Perlindungan Pertama. Sangat sulit untuk meningkatkannya lagi. Di tangannya ada pedang roh hewan suci darah ilahi yang direbut dari Yu Shao. Semuanya sudah siap, tinggal menunggu target Makhluk Dewa Super.
Adapun makhluk super seperti Phoenix Api itu, tanpa panah yang cukup kuat, Han Sen hampir tidak akan mempertimbangkan untuk membunuhnya.
Namun sebelum berangkat, Han Sen lebih dulu mengikuti ujian setengah tahun. Nilainya tidak mengecewakan usahanya. Dengan nilai komprehensif peringkat pertama di tingkat usia, ia memperoleh banyak SKS.
Tapi yang lebih membuatnya bersemangat adalah hewan kecil Yun yang dirawatnya selama setahun. Sesuai perhitungannya, akhirnya tumbuh menjadi Makhluk Dewa Super.
Melihat hewan kecil Yun yang berkilau seperti kristal, Han Sen memegang pisau tulang sambil berdoa dalam hati: "Tian Lingling di langit dan bumi, Dewa Langit Tua, Kaisar Giok, Sang Buddha, Dewa Kekayaan, Dewa Kebahagiaan, Dewi Keberuntungan lindungi aku, berikan aku roh binatang super dewa!"
Tertawa terkekeh!
Han Sen menyembelih makhluk super kecil Yun dengan satu tebasan, lalu mendengar suara di kepalanya.
"Membunuh Makhluk Dewa Super kecil Yun. Tidak memperoleh roh binatang. Dapat mengumpulkan Esensi Gen Kehidupan. Daging tidak dapat dikonsumsi."
Saat suara berakhir, tubuh makhluk Yun mulai terurai dan menghilang. Sebuah Esensi Gen Kehidupan kecil Yun yang sama persis dengan sebelumnya jatuh.
"Sialan!" Han Sen menggertakkan giginya dengan marah. Masih tidak ada roh binatang. Ini sama saja memaksanya menunggu satu tahun lagi untuk kesempatan berikutnya.
“Pasti aku bertabrakan dengan hewan kecil Yun ini, hewan kecil Yun yang kujaga tidak pernah memberiku roh binatang." Han Sen diam-diam frustasi di hati. Ia sudah memberi makan beberapa hewan kecil Yun, bahkan satu roh binatang pun tidak berhasil didapat. Meski Han Sen sangat menyukai roh binatang hewan kecil Yun, ia mulai mempertimbangkan untuk mengganti dengan makhluk mutan lain.
Akhirnya Han Sen mengatupkan giginya, membeli seekor Black Feather Arrow Bird hidup untuk dirawat. Roh binatang Black Feather Arrow Bird bisa berubah menjadi panah roh beast. Jika bisa mendapatkannya, Han Sen berencana memburu makhluk super dewa seperti Phoenix Api itu.
Lagipula dengan panah roh beast super, membunuh makhluk dewa lain akan lebih sederhana. Setidaknya kini ada senjata yang bisa melukai mereka.
Untungnya hewan kecil Yun ini menambah sembilan poin Super Gen Tuhan Han Sen, meningkatkan konstitusi fisiknya lebih jauh. Kini ia semakin percaya diri dalam memenggal makhluk dewa super.
"Semuanya sudah dibereskan," Han Sen memanfaatkan masa liburan setelah ujian untuk pulang ke rumah. Karena setengah tahun lagi setelah lulus dari akademi militer, dia akan langsung masuk dinas militer. Kalau tidak pulang sekarang, kesempatan untuk kembali akan semakin langka.
Meski Han Sen sangat ingin bertugas di kapal perang tempat Ji Yanran berada, tapi setelah mencari informasi beberapa kali, tingkat kerahasiaan kapal tempat Ji Yanran bertugas sangat tinggi. Masuk ke sana sangat sulit, setidaknya energi Han Sen saat ini belum cukup besar.
Han Sen kembali ke rumah, tapi Luo Sulan tidak sebersemangat yang dia bayangkan. Justru terlihat seperti punya isi hati, banyak kali pikirannya kemana-mana.
"Ibu, ada hal apa di rumah?" tanya Han Sen dengan sedikit terburu-buru.
"Kamu sudah dewasa. Ada peninggalan ayahmu yang kupikir sudah waktunya diberikan padamu." Luo Sulan ragu cukup lama, baru dengan hati-hati mengambil sebuah kotak dari dalam lemari dan meletakkannya di hadapan Han Sen.
