Han Sen memandang kotak paduan logam di hadapannya dengan terkejut. Dia ingat ayahnya meninggal dalam kecelakaan ledakan alat terbang, bahkan mayat utuh pun tidak tersisa. Bagaimana mungkin masih ada barang yang ditinggalkan?
Seolah membaca kebingungan di hati Han Sen, Luo Sulan berkata dengan raut wajah aneh: "Ini diberikan ayahmu padaku dua hari sebelum kecelakaan. Katanya mungkin akan berguna di kemudian hari. Dulu kau masih terlalu kecil, jadi selalu kusimpan. Sekarang kau sudah dewasa, tahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sudah saatnya kau menerima ini."
"Apakah barang-barang ini ada hubungannya dengan kematian ayah?" Jantung Han Sen berdebar kencang, matanya menatap kotak paduan logam yang terlihat biasa itu.
Luo Sulan perlahan menggelengkan kepala: "Aku juga tidak tahu pasti. Hanya merasa orang sepertimu ayah tidak akan meninggalkan ini tanpa alasan yang jelas. Saat itu perilakunya juga agak aneh, seolah tahu sesuatu yang akan terjadi."
Han Sen menggigit bibirnya perlahan, lalu mengulurkan tangan membuka kotak itu dengan hati-hati. Saat itu dia masih kecil, tapi seiring bertambahnya usia, saat memikirkan kembali kejadian masa itu, memang ada banyak titik yang terasa aneh.
Pabrik warisan keluarga meski dikelola dengan cukup baik oleh ayahnya, namun di hadapan Grup Xingyu hanya bisa disebut bengkel kecil. Pabrik penempaan paduan logam tanpa tambang sendiri ini sebenarnya hanya mendapat keuntungan dari biaya pengolahan bahan baku semi-jadi.
Mengapa raksasa seperti Grup Xingyu tertarik pada bengkel kecil seperti ini? Jika ayahnya benar-benar dibahayakan oleh mereka, untuk apa Grup Xingyu bersusah payah merebut pabrik kecil seperti ini?
Banyak detail-detail lain yang membuat Han Sen merasa aneh. Namun karena usianya yang masih terlalu muda saat itu, beberapa detail sudah tidak terlalu jelas dalam ingatannya, sehingga dia juga tidak bisa menjelaskan dengan pasti dimana letak keanehannya.
Kotak dibuka oleh Han Sen, terlihat di dalamnya terdapat tiga barang: sebuah kartu logam yang mirip kartu identitas kerja, sebuah buku harian kecil, dan liontin kristal yang diikat dengan tali merah.
Han Sen pertama-tama mengambil kartu logam itu dan menatapnya dengan cermat. Ini benar-benar sebuah kartu identitas kerja, kartu logam putih itu bertuliskan huruf-huruf hitam.
"Departemen Investigasi Khusus, Tim Aksi Ketujuh, Investigator Han Jingzhi, Nomor Anggota AX958712558." Han Sen membacanya dalam hati dengan perasaan terkejut.
Nama Han Jingzhi sudah seperti kabut bagi Han Sen. Itu adalah nama buyutnya. Yang dia ketahui hanyalah nama itu saja, diingat dari beberapa kali percakapan ayahnya saat dia masih kecil. Selain nama itu, Han Sen benar-benar tidak mengetahui apa-apa tentang buyutnya Han Jingzhi.
Sekarang melihat kartu identitas kerja ini, Han Sen baru tahu bahwa kakek buyutnya ternyata dulunya adalah anggota suatu badan aliansi, meskipun tampaknya hanya peran kecil yang biasa.
Membaliknya dan melihat bagian belakang kartu identitas kerja, hanya ada satu penanda. Han Sen juga tidak memahaminya. Setelah mengamati lebih teliti beberapa saat, tetap tidak menemukan sesuatu yang istimewa.
Meletakkan kartu identitas kerja, dia mengambil liontin yang diikat dengan tali merah. Liontin itu seperti diukir dari kristal merah, berukuran kecil, terlihat seperti makhluk hidup berbentuk kucing atau rubah dengan kepala dan ekor yang saling terhubung.
Jika dikatakan kucing, ekornya terlalu besar. Jika disebut rubah, wajahnya justru mirip kucing. Penampilannya sangat aneh.
Saat dipegang, teksturnya seperti batu giok biasa. Han Sen tidak punya pengetahuan mendalam tentang material seperti batu giok atau kristal, jadi tidak tahu persis bahan apa ini.
"Ibu, liontin ini...?" Han Sen menatap Luo Sulan dengan kebingungan.
Luo Sulan menunjukkan raut wajah yang rumit, baru setelah beberapa lama berkata: "Waktu Ayahmu memberikannya padaku, dia bilang ini peninggalan Tai Yeye. Jika suatu hari menghadapi kesulitan, bawa ini ke Grup Xingyu untuk menemui keluarga Ning, mungkin bisa mendapat pertolongan."
"Bawa ke Grup Xingyu cari keluarga Ning?" Han Sen hampir tak percaya dengan pendengarannya. Selama ini dia mengira kematian ayah pasti ada hubungannya dengan Grup Xingyu, tapi ternyata ayah justru menyuruh membawa liontin ini ke sana. Ini sungguh terasa mengerikan.
Kalau benar Grup Xingyu yang membahayakan ayah, mengapa ayah meninggalkan pesan seperti ini?
"Aku juga merasa tak tepat. Makanya seberat apapun kesulitannya, tak pernah kudatangi Grup Xingyu." Luo Sulan tersenyum pahit.
Han Sen mengangguk. Seandainya dia di posisi itu, pilihannya akan sama. Bagaimanapun Grup Xingyu punya kecurigaan besar sebagai dalang kematian ayah, mana mungkin mau meminta bantuan mereka.
Peristiwa ini mengandung keanehan ekstrem yang membuat arah pemikiran Han Sen sedikit kacau. Dia tidak tahu hubungan emosional apa sebenarnya antara ayahnya dengan Grup Xingyu, dan mengapa meninggalkan ucapan seperti itu. Tapi ini justru membuatnya semakin paham bahwa kematian ayahnya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Meletakkan liontin, Han Sen mengeluarkan Buku Harian dari dalam kotak. Desainnya terlihat agak kuno, meski sudah bertahun-tahun lamanya, namun buku itu sendiri masih terawat baik, seolah jarang digunakan.
Saat membuka buku catatan, lima kata langsung menyergap bidang visual Han Sen, membuat pupil matanya menyempit tajam.
Di halaman pertama buku itu hanya tertulis lima karakter, sehingga Han Sen pun hanya melihat lima kata tersebut.
Kalimat "Super Gen Tuhan" itu membuat jantung Han Sen berdegup tidak terkendali. Dia yang awalnya mengira tidak ada yang tahu keberadaan makhluk super genetik tersebut.
Dia telah melakukan pencarian lama di jaringan pengawasan, bahkan menelusuri dokumen internal Kelompok Aksi Keamanan Khusus, namun bagaimanapun caranya mencari, tidak ada data atau informasi apapun tentang Makhluk Dewa Super maupun Super Gen Tuhan.
Kini, tiba-tiba melihat lima karakter ini di sebuah buku harian, membuat pikiran Han Sen tiba-tiba menjadi sangat rumit.
"Buku catatan dan lima karakter di atasnya terlihat sudah berusia lama. Apakah ini juga peninggalan kakek buyut? Mengapa tertulis lima karakter seperti ini? Apakah makna kelima karakter ini sama dengan Super Gen Tuhan yang kuketahui?" Han Sen membalik halaman buku catatan itu dengan cepat.
Namun di dalam buku harian tersebut, selain halaman pertama, sama sekali tidak ada coretan tulisan atau jejak penggunaan, semuanya blank.
Perasaan awal Han Sen memang benar, buku catatan ini memang hampir tidak berbeda dengan yang baru, hanya halaman pertama yang berisi lima karakter itu.
Tapi selain lima karakter tersebut, ada yang menggambar lingkaran merah mengelilingi karakter-karakter itu dengan pulpen merah, lalu menambahkan tanda tanya di belakangnya.
Baru saja ketika Han Sen melihat lima karakter ini, ia terlalu terkejut sehingga baru sekarang menyadari detail-detail ini.
"Apa maksudnya lagi ini? Apakah ini mempertanyakan keberadaan Super Gen Tuhan?" Han Sen mengerutkan kening halus, sorot matanya kembali mengarah ke Luo Sulan, berharap bisa mendapatkan jawaban.
Namun Luo Sulan hanya menghela napas dan berkata: "Ayahmu tidak banyak bicara. Ia hanya mengatakan barang-barang ini adalah peninggalan kakek buyutmu Han Jingzhi. Selain itu tidak ada penjelasan lain. Simpanlah, mungkin akan berguna nanti."
Han Sen mengangguk dan menyimpannya. Barang-barang ini kemungkinan besar terkait dengan insiden tak terduga yang merenggut nyawa ayahnya. Sekarang hanya dirinya satu-satunya di keluarga yang memiliki kemampuan menyelidiki hal ini.
