Kepulangan kali ini menambah banyak kebingungan dalam hati Han Sen. Awalnya ia hanya ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecelakaan ayahnya dengan Grup Xingyu, namun kini situasi terlihat jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.
Han Sen menganggap kematian ayahnya terkait Grup Xingyu, tapi sebelum meninggal ayahnya justru menyuruh mereka mencari keluarga Ning dari Grup Xingyu jika ada masalah. Ini sangat kontradiktif, membuat orang sulit memahami kunci masalahnya dalam waktu singkat.
Han Sen tahu tak ada gunanya terburu-buru. Ia harus perlahan-lahan menuju inti kekuasaan untuk menyelidiki tuntas. Dengan status dan latar belakangnya sekarang, jika gegabah mendekati, selain tidak bisa menemukan kebenaran, malah berisiko kehilangan nyawa.
Setelah beberapa hari di rumah, Han Sen kembali ke sekolah dan mulai mempersiapkan strategi Pemburuan Makhluk Dewa Super.
Mantra Panjang Umum masih belum menunjukkan kemajuan berarti. Teknik tingkat tiga ini tidak mungkin dikuasai dalam waktu dekat. Satu-satunya peningkatan yang masih mungkin dilakukan adalah menambah 10-20 point Gen Tuhan yang tersisa.
Han Sen berencana memanfaatkan waktu tertentu ke depan untuk menyempurnakan Gen Tuhan, sekalian mencari jejak Makhluk Dewa Super.
Mengenai makhluk dewa super seperti Phoenix di Gurun Putih Sihir, Han Sen sementara belum berani mengincarnya, sama sekali tidak terpikir metode untuk membunuhnya.
Awalnya Han Sen berniat pergi sendiri ke Pegunungan Naga Giok, sambil berburu makhluk darah ilahi sekaligus mencari makhluk dewa super, siapa tahu bisa menemukan makhluk seperti Golden Roar.
Namun sebelum sempat berangkat, di pohon leher bengkok luar gerbang Perlindungan Baja, Han Sen melihat penanda janji yang pernah dibuatnya dengan Lü Weinan.
Terakhir kali Lü Weinan membawanya menemukan Ksatria Baju Perang Serangga, Han Sen pernah berjanji akan membagikan dua puluh persen keuntungan. Namun setelah itu Lü Weinan menghilang, tak disangka kini muncul lagi tanda peninggalannya.
Di lokasi pertemuan yang ditandai Lü Weinan, dengan identitas Koin Emas, Han Sen akhirnya bertemu Lü Weinan di tepi sungai kecil di pegunungan sekitar.
“Waktu itu aku tidak bisa menemukanmu, daging dan darah Makhluk Darah Ilahi sudah habis kumakan. Aku bisa memberimu uang atau jika ada kebutuhan lain, silakan sebutkan.” Han Sen berkata kepada Lü Weinan.
Lü Weinan memandang Han Sen dengan terkejut: “Kakak, beneran kamu yang membunuh dua Makhluk Darah Ilahi itu? Kemudian aku kembali ke sana, tapi tidak melihat apa-apa. Kukira mereka sudah pergi.”
“Memang aku yang membunuhnya.” Han Sen menjawab dengan tenang.
“Kakak, uangnya tidak usah. Kebetulan ada satu hal yang ingin kumohon, tidak tahu apakah Kakak bisa membantu?” Lü Weinan ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara.
“Bicaralah. Aku tidak menjamin pasti bisa.” Han Sen mengerutkan kening diam-diam. Ia lebih memilih memberi uang daripada terlibat urusan rumit.
“Begini, saya punya beberapa teman yang ingin pergi ke Pegunungan Naga Giok, tapi wilayah seperti itu benar-benar membuatku agak takut. Jika Kakak tidak keberatan, bisakah membawa mereka berkeliling di dalam Pegunungan Naga Giok? Dua puluh persen keuntunganku akan kujadikan imbalan. Jika Kakak merasa masih kurang, kita bisa bernegosiasi lagi.” Lü Weinan berkata dengan wajah pasrah.
“Siapa yang mau pergi ke Pegunungan Naga Giok?” Han Sen terlihat sedikit terkejut. Saat ini sangat sedikit orang yang berani memasuki wilayah itu.
“Mereka adalah sekutu keluarga kami. Kemampuan fisik mereka semua bagus, hampir semuanya sudah mencapai level evolusioner. Dua pemimpin di antara mereka bahkan adalah evolusioner dengan gen Darah Suci yang sempurna. Setelah misi ini, mereka akan menuju alam semesta Perlindungan Ilahi kedua.” Lü Weinan tidak menyembunyikan apapun, menjelaskan semuanya secara rinci.
Han Sen langsung paham. Tujuan mereka masuk ke Pegunungan Naga Giok mungkin mirip dengannya - ingin berburu makhluk darah ilahi.
“Waktu dan lokasinya?” Han Sen bergolak berbagai pemikiran sejenak, bersiap menerima tugas ini. Dia memang berencana masuk ke Pegunungan Naga Giok, mengingat lawan semuanya adalah evolusioner, pergi bersama bisa menghemat potensi konflik jika tak sengaja bertemu.
Mendengar lawan semua evolusioner dengan jumlah personil cukup banyak, Han Sen juga tak ingin memperumit situasi. Bagaimanapun, evolusioner lemah seperti Yu Shao memang jarang ditemui.
Lü Weinan berseri-seri, segera memberitahu Han Sen waktu dan lokasi sambil memberikan gambaran umum tentang kondisi orang-orang tersebut.
"Kakak, seharusnya genmu sudah mencapai kesempurnaan sejak lama ya? Kenapa belum pergi ke alam semesta Perlindungan Ilahi kedua?" Setelah urusan resmi selesai, Lü Weinan tak tahan lagi bertanya.
Lü Weinan termasuk segelintir orang yang tahu koin emas masih berada di Perlindungan Suci Pertama. Sebagian besar umat manusia mengira koin emas sudah sejak lama berada di alam semesta Perlindungan Ilahi kedua.
“Dan Lü Weinan sudah menyaksikan kehebatan Han Sen beberapa tahun lalu. Saat itu dia sudah menganggap Han Sen seharusnya hampir mencapai kesempurnaan gen. Tapi setelah lebih dari dua tahun berlalu, ternyata Han Sen masih berada di Perlindungan Pertama, membuatnya merasa sangat aneh.
“Ada beberapa hal yang belum kuselesaikan, untuk sementara aku tidak akan pergi ke Perlindungan Kedua.” Han Sen menjawab sembarangan, tapi tidak mau membahas lebih lanjut tentang hal ini.
Menggunakan identitas Koin Emas untuk memasuki Pegunungan Naga Giok, Han Sen juga tidak punya keraguan. Sekelompok evolusioner yang bersatu ingin mencari keuntungan. Jika benar-benar bertemu Makhluk Dewa Super, mungkin mereka tidak akan dapat keuntungan malah mendapat masalah.
Evolusioner dengan Gen Tuhan yang sudah penuh hanya memiliki kemampuan sekitar level 30. Sedangkan Makhluk Dewa Super menurut pengamatan Han Sen setidaknya memiliki kemampuan di atas level 40. Evolusioner yang belum mempelajari teknik gen super nuklir tingkat evolusioner, sama sekali kalah telak di hadapan Makhluk Dewa Super.
Setelah kembali untuk menyiapkan beberapa barang, Han Sen segera menuju lokasi janji untuk bertemu dengan orang-orang tersebut.
"Mendengar Wei Nan bilang dia bisa mengundang Koin Emas untuk memandu kita, kami kira dia cuma ngibul. Tak disangka benar-benar Kamu." Chen Zichen menyipitkan sepasang mata Danfeng-nya, tatapannya menyapu seluruh tubuh Han Sen, jelas-jelas sangat tertarik padanya.
"Aku cuma orang biasa yang dibayar untuk memandu jalan." Han Sen berkata dengan datar.
"Memang juga. Kalau bukan orang biasa, mana mungkin sampai sekarang belum naik ke Perlindungan Kedua." Chen Nanxing, pria kurus di samping Chen Zichen, menambahkan komentar.
Han Sen tidak ambil pusing, tidak melanjutkan omongan Chen Nanxing, tetap berkata datar: "Saudara sekalian berencana kapan berangkat?"
"Sekarang." Chen Zichen menjawab langsung.
Tanpa basa-basi, Han Sen langsung menunggangi Miao Jun memimpin di depan. Dari seluruh anggota grup, hanya Chen Zichen dan Chen Nanxing yang evolusioner dengan gen mencapai kesempurnaan.
Keempat anggota lainnya hanya evolusioner dengan gen bermutasi sempurna, kemampuannya jauh di bawah Chen Zichen dan Chen Nanxing.
Namun, bahkan terhadap Chen Zichen dan Chen Nanxing, Han Sen sama sekali tidak gentar. Sekuat apa pun mereka, mereka baru saja naik level belum lama ini. Seharusnya mereka belum mempelajari teknik gen super nuklir para evolusioner. Sehebat apa pun, kekuatan mereka tidak akan sampai ke level yang mengkhawatirkan.
Nama besar Koin Emas, mereka tentu sudah mendengarnya. Namun Chen Nanxing dan kawan-kawan yang sudah menjadi evolusioner ini tetap meremehkan Han Sen.
Berbeda dengan Chen Zichen yang sangat tertarik pada Han Sen. Sepanjang perjalanan, dia terus melakukan eksperimen untuk menguji kemampuan fisik Han Sen. Namun Han Sen mengabaikannya dan tetap memimpin jalan di depan.
Pegunungan Naga Giok bukan pertama kalinya Han Sen datang. Namun setelah memasuki area Pegunungan Naga Giok, dia langsung menjadi sangat berhati-hati. Dia takut bertabrakan dengan Makhluk Dewa Super.
“Dewa B, Kamu tidak perlu takut. Sepuasnya merantau ke dalam saja. Meski memancing beberapa Makhluk Darah Ilahi juga tidak masalah. Kita bisa membunuhnya untuk makan daging panggang malam ini.” Chen Nanxing berkata dengan nada mengejek, menunjukkan ketidaksukaannya pada cara pergerakan Han Sen yang terlalu berhati-hati.
