“Baik.” Han Sen menjawab, sedikit mempercepat langkahnya.
Tapi Han Sen tetap tidak berjalan cepat, masih mempertahankan cakupan yang bisa dikendalikannya, dan tidak menghiraukan ucapan Chen Nanxing.
Baru setengah hari memasuki pegunungan, dari kejauhan terlihat sekawanan makhluk mutan berbentuk campuran sapi-kuda sedang berlarian di lereng gunung. Setelah diamati lebih dalam oleh Han Sen, ini sepertinya kawanan makhluk bermutasi, tapi tak ada satupun yang mencapai level darah suci di antara mereka.
“Dewa B, Bagaimana kalau kita berdua memburu kawanan makhluk mutan itu? Siapa yang bisa membunuh lebih banyak?” Chen Nanxing mengajak Han Sen bertanding tanpa ada permusuhan di antara mereka.
Tapi reputasi koin emas dua tahun silam terlalu menggema. Dulu dijuluki pria yang mampu bersaing dengan Lin Feng memperebutkan gelar anak dewa peringkat pertama, sementara Chen Nanxing bahkan belum memenuhi syarat untuk mengikuti perang para dewa kala itu.
Sekarang bisa mengalahkan koin emas, bagi Chen Nanxing merupakan kesenangan langka. Melihat petarung legendaris masa lalu tumbang di tangannya, sensasi itu terasa sangat memuaskan bagi Chen Nanxing.
Soal apakah kemenangannya diraih dalam kondisi adil atau tidak, Chen Nanxing tidak terlalu mempedulikan. Filosofinya sederhana: pemenang jadi raja, pecundang jadi penjahat - proses tak penting.
"Tak perlu repot-repot. Aku bukan tandinganmu," jawab Han Sen langsung tanpa basa-basi.
Bagi Han Sen, Chen Nanxing bahkan belum layak jadi lawannya. Melakukan aktivitas tak berguna bersama orang ini, dalam perspektifnya, sama dengan membuang waktu dan nyawa.
Di sini tak ada yang membutuhkan daging makhluk bermutasi. Bahkan roh hewan mutan pun sudah tak berarti bagi mereka. Membuang waktu untuk pembunuhan sia-sia adalah tindakan kekanak-kanakan tingkat tinggi, sesuatu yang sama sekali tak menarik minat Han Sen.
Chen Nanxing tertawa terbahak-bahak dengan berbangga. Keempat evolusioner yang mengikutinya menunjukkan ekspresi meremehkan di wajah, seolah-olah Han Sen yang tak punya semangat juang seperti ini patut mereka remehkan.
Namun Chen Zichen yang berdiri di samping justru mengerutkan kening dalam-dalam sambil menatap Han Sen.
Mungkin Chen Nanxing dan kawan-kawan sulit menyadarinya, tapi Chen Zichen melihat bayangan ketidakpedulian dalam ketenangan Han Sen.
Ketidakpedulian itu terasa lebih mendalam daripada meremehkan. Bagi Chen Zichen, Han Sen sama sekali tak menganggap mereka berarti - seolah-olah mereka hanyalah udara di matanya.
Sikap ini membuat Chen Zichen merasa tidak nyaman di dalam hati. Meski tak seperti Chen Nanxing yang menikmati menginjak-injak petarung kuat masa lalu, tiba-tiba muncul dorongan ingin mengalahkan Han Sen dalam dirinya.
Tapi Chen Zichen ragu sejenak, akhirnya tidak melakukan apa-apa. Dalam hati dia bergumam: "Sudahlah, aku sudah menjadi evolusioner. Mengalahkannya sekarang juga tidak ada artinya. Nanti setelah dia naik level menjadi evolusioner, jika ada kesempatan, baru bertarung dengannya pun tidak terlambat."
Karena kelonggaran Han Sen, atau lebih tepatnya sikapnya yang sama sekali tidak menghiraukan provokasi Chen Nanxing, hubungan antar anggota tim selama perjalanan justru cukup harmonis.
Namun setelah berjalan dua-tiga hari, mereka masih belum menemukan Makhluk Darah Ilahi di sepanjang jalan, membuat Chen Nanxing dan kawan-kawannya semakin tidak sabar.
"Bukannya Pegunungan Naga Giok ini banyak Makhluk Darah Ilahi-nya? Kenapa setelah sekian lama berjalan, bahkan satu ekor pun tidak terlihat? Jangan-jangan kamu salah arah?" Chen Nanxing menuduh dengan nada penuh kegelisahan.
"Tidak salah. Pegunungan Naga Giok sangat luas. Saat ini kita baru memasuki wilayah tepinya." Han Sen tetap mempertahankan sikap santai bagai angin sepoi-sepoi.
Jalan yang dia pilih ini, adalah jalan yang dulu menemui Golden Roar. Di jalan ini pasti banyak Makhluk Darah Ilahi.
Namun setelah berjalan kurang dari setengah hari, Han Sen tiba-tiba berhenti. Ia mengerutkan kening memandang pegunungan bertumpuk di depan, matanya berbinar-binar.
"Kenapa berhenti?" Chen Nanxing bertanya sambil mengerutkan dahi.
"Depan sana mungkin tidak bisa dilalui." Han Sen ragu-ragu menjawab.
Chen Nanxing dan yang lain melihat ke depan, tapi tak menemukan sesuatu yang aneh. Dengan kesal Chen Nanxing berkata, "Tak ada makhluk mutan atau kejadian aneh, kenapa tidak bisa dilalui?"
Chen Zichen juga bertanya, "Koin Emas, kalau ada penemuan langsung saja katakan."
"Jika saya tidak salah lihat, di depan ada topografi Lotus Kehidupan." Han Sen menunjuk puncak gunung di depan.
"Apa? Kau bilang ada sarang makhluk mutan di depan?" Chen Zichen dan yang lain langsung bergeming, buru-buru memandang ke arah puncak gunung tersebut.
Tapi mereka tidak melihat bagaimana area depan bisa disebut topografi Lotus Kehidupan. Bukit batu kecil di Pegunungan Naga Giok memang banyak, dan pemandangan di depan juga terlihat sama. Selain jumlah bukit batu kecil yang sedikit lebih banyak, tidak ada yang istimewa.
"Apa kamu yakin ada sarang makhluk mutan di depan?" Chen Nanxing masih ragu menatap Han Sen sambil bertanya.
"Ini hanya hipotesis, aku tidak berani memastikan." Han Sen menjawab sembarangan, meski dalam hatinya sudah sangat yakin: Topografi Lotus Kehidupan di depan pasti menyimpan sarang makhluk mutan.
Tapi sekarang Han Sen sibuk menghitung strategi: Bagaimana caranya bisa lebih dulu menghancurkan telur makhluk mutan?
Dalam kontrak yang ditandatangani sebelum ekspedisi, jelas tercantum: Sebagai pemandu Chen Zichen cs, Han Sen hanya bertugas memandu jalan. Saat menemukan buruan, Han Sen boleh ikut berburu, dan hasil tangkapan menjadi milik pemburu yang berhasil.
Artinya, siapa yang memberikan pukulan terakhir pada buruan dan menerima notifikasi pembunuhan, dialah pemilik buruan tersebut.
Saat itu Han Sen setuju membawa mereka masuk ke Pegunungan Naga Giok, syarat yang dia ajukan hanya satu ini, dan Chen Zichen serta kawan-kawan pun menyetujuinya dengan lancar.
Chen Zichen dan yang lain tentu tidak percaya seorang evolusioner pemula seperti Jin Bi bisa merebut hak pemburuan dari tangan sekumpulan evolusioner selevel mereka, sehingga mereka menyetujui syarat itu tanpa ragu.
"Ayo kita periksa ke sana." Chen Zichen menyimpan mount-nya lalu memimpin rombongan berjalan ke dalam.
Topografi Lotus Kehidupan terlalu curam, kecuali memiliki sayap, satu-satunya cara adalah memanjat menyusuri dinding tebing.
Han Sen juga menyimpan Miao Jun lalu mengikuti mereka merangkak ke dalam. Jika ini wilayah biasa, pasti dia sudah menerobos masuk tadi. Tapi di Pegunungan Naga Giok ini, Han Sen tidak bisa menjamin apakah ada makhluk mutan lain di puncak Lotus Ungu, jadi dia memilih tidak langsung menyerbu masuk.
“Semua orang berhasil melewati beberapa bukit batu, topografi lotus di dalam semakin jelas terlihat.” Chen Nanxing dan yang lainnya langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya: "Ini benar-benar sarang makhluk mutan! Kali ini kita benar-benar datang ke tempat yang tepat, mendapatkan keberuntungan yang luar biasa!"
Bahkan jika membunuh sepuluh Makhluk Darah Ilahi, belum tentu bisa mendapatkan satu roh hewan suci darah ilahi. Namun dari telur makhluk mutan, peluang munculnya roh hewan suci darah ilahi mencapai 80-90%.
Roh hewan suci darah ilahi tetap akan berguna di tahap awal Perlindungan Kedua. Meski tidak terpakai, bisa ditukar dengan roh binatang di Perlindungan Kedua. Meski Chen Nanxing dan kawan-kawan sudah berevolusi, mereka tetap sangat menginginkan roh hewan suci darah ilahi ini. Mereka sama sekali tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.
Setelah memastikan ini benar-benar sarang makhluk mutan, Chen Nanxing dan rombongan segera mempercepat langkah menuju area inti puncak lotus.
"Berhati-hatilah!" teriak Han Sen yang berada di belakang tiba-tiba.
Chen Nanxing dan yang lain terkejut, segera menoleh ke arah Han Sen. Mereka melihat Han Sedang menunjuk ke langit. Segera mereka mengangkat kepala, menyaksikan seekor burung monster berkaki tiga sebesar awan hitam sedang menukik ke arah mereka dari langit dengan semangat yang mengerikan.
