"Menghindar semua!" teriak Chen Zichen sambil memanggil tombak sepanjang lebih dua meter. Ujung kakinya menjejak dinding tebing, tubuhnya melesat ke atas. Tombaknya langsung menghujam ke arah burung monster itu dengan ganas.
Chen Nanxing dan yang lain langsung berpencar menghindar. Jari-jari mereka mencengkeram kuat batu karang, berlari di tebing curam seolah sedang melintasi tanah datar dengan kecepatan luar biasa.
Han Sen agak terkejut. Meski kemampuan fisik Chen Nanxing dan kawan-kawan memang tinggi, untuk mencapai level seperti ini pasti mereka telah berlatih teknik tangan khusus. Menembus batuan mungkin mudah, tapi melakukan penetrasi berulang-ulang seperti ini biasanya tak mungkin dilakukan jari evolusioner biasa.
Chen Zichen menusukkan tombaknya ke udara. Burung monster itu berputar di langit, menunggu momentum serangan Chen Zichen habis. Tiba-tiba ia mengepakkan sayap dengan keras, menerkam dengan cakar besar ke arah Chen Zichen.
Han Sen awalnya mengira Chen Zichen berani bertarung di udara karena memiliki sayap darah ilahi tingkat tinggi. Ternyata Chen Zichen sama sekali tidak bersayap. Saat cakar monster hampir menyentuhnya, tubuhnya berputar di udara. Dengan meminjam tenaga dari udara, ia dengan gemilang menggeser tubuhnya tiga chi menghindari cakar, sambil menusukkan tombaknya ke salah satu sayap burung itu.
Burung monster yang licik itu terbang mundur dengan anggun, kembali menghindari tombak Chen Zichen.
Melihat Chen Zichen bertarung di udara dengan burung monster, tubuhnya tiba-tiba terhubung dengan gaya aneh yang dipinjam dari udara kosong, persis seperti burung monster humanoid yang meliuk ke kiri dan kanan, benar-benar mengerikan tanpa alasan.
Hingga ketiga kalinya meminjam tenaga dari udara untuk meliuk, Chen Zichen baru mendarat. Namun ujung tombaknya hanya meminjam sedikit tenaga dari dinding tebing sebelum kembali melesat ke angkasa.
Han Sen terkejut luar biasa. Chen Zichen ternyata bisa meminjam tenaga dari udara kosong tiga kali berturut-turut. Teknik gerak seperti ini benar-benar mengejutkan. Han Sen yakin tanpa sayap mustahil mencapai tingkat seperti ini.
Bahkan dalam Varian Semesta, tidak ada catatan tentang teknik gerak mengerikan semacam ini. Entah siapa sebenarnya Chen Zichen sampai memiliki kemampuan gerak seperti ini.
Tiba-tiba, burung monster itu mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi, hinggap di sebuah puncak gunung. Di sisi burung monster besar itu, ternyata berdiri seorang manusia.
“Jurus Tujuh Patahan Mengejutkan Langit Keluarga Chen memang tak mengecewakan reputasinya.” Orang itu menatap Chen Zichen yang mendarat di dinding tebing, berkata dengan datar.
Chen Zichen dan kawanannya mendengar ini berekspresi berubah sedikit. Chen Zichen bahkan menatap tajam sambil bertanya: "Kalau sudah tahu tentang Jurus Tujuh Patahan Keluarga Chen, pastinya bukan orang luar. Tapi kenapa menyergap kami?"
Kini menjadi jelas, burung monster itu bukan makhluk mutan liar, melainkan hewan peliharaan yang dipelihara orang itu.
"Jangan serius begitu, Tuan Chen. Aku hanya ingin menyaksikan keanggunan Jurus Tujuh Patahan Keluarga Chen." Sambil berkata demikian, orang itu telah menginjak punggung burung monster berkaki tiga. Burung itu terbang turun dan mengepakkan sayapnya di udara tepat di sebelah kelompok Chen Zichen.
Baru sekarang Han Sen bisa melihat jelas penampilan orang itu: mengenakan baju zirah satu potong berwarna hitam, bahkan kepala dan wajah terlindungi di dalamnya, sama sekali tak bisa melihat ciri fisiknya.
“Kamu ini sebenarnya orang apa? Kalau termasuk orang dalam, sebutkan namamu! Kalau tidak, jangan salahkan tinju Keluarga Chen kami yang tak kenal kompromi!” Chen Nanxing menatap dingin ke arah pria itu dengan pertanyaan keras.
“Namaku Ye Yufeng. Mungkin kalian belum pernah mendengarnya. Tapi aku adalah murid dari Kantor Pusat Dewa Perang Dojo, jadi sebenarnya bukan orang luar bagi Keluarga Chen.” Pria berbaju zirah hitam itu berkata dengan datar.
“Rupanya orang Dewa Perang Dojo! Pantas saja berani menyergap kami. Masalah ini nanti akan kami bahas sampai tuntas dengan Huangfu Xiongcheng!” Chen Nanxing menjawab dengan nada kesal.
Ye Yufeng tetap tenang: “Dewa Perang Dojo dan Keluarga Chen memiliki hubungan persahabatan turun-temurun. Mana mungkin aku sengaja menyerang kalian? Alasan menghadang kalian, pertama ingin menyaksikan Jurus Tujuh Lipatan Menggemparkan Chenjia, kedua juga untuk menyelamatkan nyawa beberapa orang.”
“Apa maksud ucapan itu?” Chen Zichen menatap Ye Yufeng sambil bertanya.
"Mungkin kalian juga ingin pergi ke sarang makhluk mutan itu. Aku tidak akan menyembunyikan bahwa aku sudah pernah ke sana. Sayangnya makhluk mutan di dalamnya terlalu kuat. Selain hampir kehilangan nyawa di sana, tidak ada hasil yang didapat. Karena itulah aku ingin mengingatkan kalian." kata Ye Yufeng.
"Terima kasih atas niat baikmu, tapi urusan keluarga Chen tidak perlu jadi perhatian anggota Dewa Perang Dojo." Chen Nanxing mendengus keras, lalu bergegas menuju pintu masuk sarang makhluk mutan.
Chen Zichen melirik Chen Zichen sebentar, barulah mengikuti Chen Nanxing bersama-sama.
Mereka tidak tahu apakah Ye Yufeng benar-benar murid Dewa Perang Dojo, tapi mengenai sarang makhluk mutan, tentu saja mereka enggan menyerah.
Lagipula mereka sudah menganggap diri sebagai evolusioner. Sekalipun ada makhluk mutan hebat di dalam, mereka yakin bisa menanganinya. Bagaimanapun, enam evolusioner bukanlah palsu.
"Makhluk mutan apa yang hebat di dalam sarang itu?" Han Sen tidak terburu-buru mengikuti, sambil mengamati Ye Yufeng yang masih di atas burung bertanya.
"Tak disangka B yang termasyhur ternyata orang dari keluarga Chen." Ye Yufeng juga mengamati Han Sen, tapi karena kedua belah pihak mengenakan baju zirah full-body, tak ada yang bisa melihat wajah asli lawannya.
"Aku hanya membawa uang orang dan memandu jalan, tidak ada hubungan dengan keluarga Chen." Han Sen menjawab sembari lalu.
"Begitu rupanya. Kalau begitu lebih baik kamu tidak masuk. Demi sedikit uang sampai mempertaruhkan nyawa, rasanya tidak sepadan." Ye Yufeng berkata sambil tersenyum.
"Mungkin kamu belum tahu? Chen Nanxing dan kawan-kawan sudah menjadi evolusioner. Menurutmu makhluk mutan di sarang itu bisa melukai enam evolusioner?" Han Sen melempar ujicoba.
Ye Yufeng tersenyum tipis: "Tak perlu mengujiiku. Sekalipun kuberi tahu, kamu takkan percaya. Evolusioner seperti saudara-saudara Chen itu, enam orang saja tak ada artinya, bahkan empat puluh pun percuma. Jika mereka mundur cepat, mungkin beberapa bisa selamat. Tapi kalau lambat, bisa-bisa tak ada yang keluar hidup-hidup."
"Adapun kamu, lebih baik jangan masuk. Makhluk-makhluk mutan di dalam sana tidak akan mengenalimu sebagai Dewa B." Setelah berkata demikian, Ye Yufeng mengendalikan burung monster berkaki tiga menuju pintu masuk sarang makhluk mutan.
Namun dia hanya berdiri di luar pintu masuk, tanpa tanda-tanda ingin masuk, lebih terlihat seperti menunggu Chen Zichen dan yang lain keluar dari dalam.
Ketika Han Sen tiba di luar pintu masuk, Chen Zichen dan kawan-kawan sudah masuk beberapa saat sebelumnya. Mereka berjalan sangat cepat, sepertinya khawatir Ye Yufeng yang asal-usulnya misterius akan merebut telur makhluk mutan di dalam.
Han Sen melirik ke dalam pintu masuk beberapa kali, lalu duduk di atas batu besar di samping, tidak ikut masuk bersama saudara-saudara Chen.
"Kamu tidak masuk?" Ye Yufeng memandang Han Sen dengan ekspresi terkejut.
"Bukannya kamu bilang di dalam sangat berbahaya dan melarangku masuk?" Han Sen balik bertanya.
