Selama dua hari berikutnya di Gurun Sihir Putih, Han Sen sama sekali tidak menemukan Makhluk Darah Ilahi. Bahkan saat menyambangi area tempat Raja Rubah Roh Suci berkeliaran, jejak sang raja rubah tak juga ditemukan.
Namun yang menggembirakan, Raja Cacing Pasir Emas akhirnya berhasil bermetamorfosis menjadi status pertempuran.
Raja Cacing Pasir Emas Super: Tipe Peliharaan (Bentuk Pertempuran Sempurna Hasil Evolusi Super).
Memandangi Raja Cacing Pasir Emas yang telah berevolusi di laut jiwanya, Han Sen terpana. Tubuh raksasanya justru mengecil saat memasuki status pertempuran - dari sebelumnya sebesar bus umum kini menyusut menjadi ukuran mobil kecil.
Namun cangkang emas di tubuhnya menjadi semakin padat, dari kedua sisi badan muncul empat pasang cakar tajam menyerupai Sabit Dewa Kematian emas. Di bagian paling belakang tubuh tumbuh ekor kait emas seperti sengat kalajengking.
Di punggung Raja Cacing Pasir Emas, tumbuh dua pasang sayap tipis transparan berwarna emas muda mirip sayap lebah. Saat mengepak cepat ke atas-bawah, hampir tak terlihat jejak sayapnya.
Otoriter... mengerikan... ganas... Melihat Raja Cacing Pasir Emas Super, Han Sen tak bisa menahan gambaran kata-kata ini di kepalanya. Sangat kontras dengan penampilan kikuk sebelumnya.
"Evolusi super... hewan peliharaan super..." Han Sen sudah begitu gembira hingga bicaranya kacau. Meski ada harapan di hatinya, persentase keberhasilannya terlalu rendah. Ketika Raja Cacing Pasir Emas benar-benar menjadi hewan peliharaan super, dia justru merasa ini tidak nyata.
“Haha...” Han Sen memanggil keluar Raja Cacing Pasir Emas, melihat sikap galaknya yang semaunya sendiri, tidak tahan lagi tertawa terbahak-bahak.
"Hewan peliharaan dewa super ditambah zirah hewan peliharaan super, mulai sekarang Tuhan menghalangi bunuh Tuhan, Buddha menghalangi bunuh Buddha, siapa lagi yang bisa menghentikanku mencapai evolusi dengan Super Gen Tuhan yang sempurna?" Hati Han Sen dipenuhi kejantanan, sangat ingin segera menemukan makhluk dewa super untuk dibantai habis-habisan.
Tapi masalahnya di mana mencari makhluk dewa super? Han Sen tidak seperti Grup Xingyu yang punya jaringan intelijen luas serta kemampuan finansial dan tenaga manusia berlimpah, juga tidak seperti Dojo Dewa Perang yang memiliki banyak jagoan tersebar di berbagai tempat perlindungan.
Satu-satunya cara untuk menemukan makhluk dewa super hanyalah menganalisis dan mencari dari jutaan informasi fragmenter di jaringan pengawasan dan laporan internal Kelompok Aksi Keamanan Khusus.
Setelah memiliki Raja Cacing Pasir Emas yang mengalami evolusi super, Han Sen sama sekali tidak berminat mencari makhluk darah ilahi lagi. Langsung ia bergegas kembali ke Perlindungan Baja, hanya ingin secepatnya menemukan makhluk dewa super untuk dibantai habis-habisan, agar bisa segera mencapai Super Gen Tuhan yang sempurna.
Namun sebelum Han Sen sampai di Perlindungan Baja, ia mulai menyadari ada yang tidak beres. Dari arah Perlindungan Baja, banyak orang berlarian keluar dengan ekspresi kehilangan akal, bahkan beberapa ada yang terluka.
Kalau cuma beberapa orang mungkin masih wajar, tapi semakin banyak orang yang ia lihat, ini jelas sudah tidak biasa.
"Saudara, apa yang terjadi?" Han Sen menahan seorang pria dan bertanya.
"Makhluk mutan... Makhluk mutan menyerbu perlindungan..." kata pria itu dengan suara gemetar, masih trauma.
Han Sen langsung membeku. Serbuan makhluk mutan ke perlindungan bukan hal baru, di Perlindungan Kedua dan Ketiga sering terjadi.
Tapi di Perlindungan Pertama, makhluk mutan sama sekali tidak akan mendekat ke perlindungan. Belum pernah terdengar ada makhluk mutan yang berhasil membunuh sampai ke perlindungan, kenyataannya sepertinya juga belum pernah terjadi.
"Berapa banyak makhluk mutan yang masuk ke perlindungan?" Han Sen cepat-cepat bertanya lagi.
"Satu..." jawab orang itu.
"Satu? Makhluk apa? Jangan-jangan Makhluk Dewa Super?" Alis Han Sen berkerut semakin dalam. Kemampuan Perlindungan Baja tidaklah lemah, jumlah petarung kuat juga cukup banyak. Seekor makhluk mutan yang bisa membuat begitu banyak orang kabur ketakutan dari perlindungan, tentu mengerikan sekali.
"Seekor singa... singa emas yang sangat besar..." kata orang itu dengan bicara kacau.
Tapi ucapan ini membuat hati Han Sen berdebar kencang: "Singa emas raksasa... Jangan-jahan itu Golden Roar?"
Han Sen segera mempercepat langkahnya menuju Perlindungan Baja. Semakin dekat jaraknya, semakin banyak orang yang terlihat kabur dari perlindungan. Banyak yang terluka, tidak sedikit yang menangis memanggil orang tua.
Han Sen juga menyaksikan banyak orang menyeret mayat saat melarikan diri dari dalam perlindungan. Korban jiwa sangat memilukan. Tak seorang pun menyangka makhluk mutan ternyata bisa menerjang masuk dan membantai habis-habisan.
Terlalu banyak personel non-tempur di dalam perlindungan. Jika benar itu Makhluk Dewa Super, mungkin mereka bahkan tidak punya kesempatan untuk kabur.
Han Sen mengatupkan gigi melawan arus orang dan menerjang masuk ke Perlindungan Baja. Dari kejauhan terlihat seekor singa raksasa berwarna keemasan menguasai area bangunan perlindungan dengan semena-mena. Meski banyak petarung kuat yang mengepungnya, upaya mereka tampak sia-sia. Singa emas itu tetap melanjutkan pembunuhan gila-gilaan.
"Golden Roar... pasti itu adalah anak Golden Roar..." Han Sen memandang singa emas yang sudah membesar seukuran rumah dua lantai, hatinya dipenuhi rasa takjub dan girang.
Rasa girang muncul karena ternyata dia bisa bertemu kembali dengan anak Golden Roar di sini. Kini dia sudah memiliki kemampuan untuk membunuhnya, anak Golden Roar ini bagaikan daging gemuk yang datang sendiri.
Yang membuatnya takut adalah pertumbuhan anak Golden Roar yang begitu pesat. Cakarannya yang menghantam bahkan mampu langsung menghancurkan ruangan-ruangan di dalam perlindungan.
Setiap ruangan merupakan ruang privat yang dilengkapi teleportasi kecil. Ini adalah keuntungan eksklusif Perlindungan Pertama yang terbentuk secara alami.
Di perlindungan tingkat tinggi nanti, ruangan saja tidak ada, bahkan seluruh perlindungan harus dibangun dan direbut oleh manusia sendiri. Belum lagi serangan dari makhluk mutan, sama sekali tidak seaman ruangan di Perlindungan Pertama.
Melihat Golden Roar berlari serampangan menghancurkan banyak bangunan dan ruangan, jantung Han Sen berdegup kencang karena menyaksikan Golden Roar sudah hampir mencapai area kamarnya.
Di dalam kamar Han Sen, yang lain tidak masalah, tapi ada Black Feather Arrow Bird yang dia rawat - ini sama sekali tidak boleh terekspos di depan orang lain.
Golden Roar menginjak-injak bangunan dan orang yang tidak sempat kabur di area perlindungan, persis seperti naga jahat yang ganas. Han Sen yang menyaksikannya mendekati area kamarnya sama sekali tidak bisa menahan diri.
Hampir tanpa keraguan, Han Sen langsung memanggil Super Golden Sandworm King dengan Zirah hewan peliharaan super, sementara dirinya sendiri memanggil transformasi Ratu Iblis dan membawa pisau belati Gu Xuan Wolf. Berdiri di punggung Super Golden Sandworm King, mereka langsung menyerang Golden Roar.
Super Raja Cacing Pasir Emas menggelepar dengan empat sayapnya, bagaikan makhluk asing yang aneh, mengayunkan empat pasang cakar setajam pisau dengan galak menerjang Golden Roar.
Han Sen yang berdiri di punggung Raja Cacing Pasir Emas, rambut panjang keemasannya berkibar-kibar. Mahkota ruby di kepalanya berkilauan memantulkan cahaya matahari, sementara pisau belati Gu Xuan Wolf terhunus erat di tangannya. Matanya menatap tajam ke arah Golden Roar.
