Han Sen yang telah melihat jelas wajah itu langsung terkejut. Ternyata siluet manis dan menggoda Zero muncul dari dalam teleportasi.
“Tidak mungkin... Dia sama sekali bukan evolusioner, bagaimana mungkin bisa sampai ke sini? Bahkan jika dia evolusioner, tidak mungkin kebetulan tepat berteleportasi ke tempat yang sama denganku, persentase keberhasilan seperti itu terlalu kecil... Tidak beres... Sangat tidak beres...” Han Sen melihat Zero dengan agak kehilangan kesadaran.
Sekarang Han Sen yakin hanya ada dua kemungkinan: pertama ada masalah dengan Zero, kedua ada masalah dengan liontin kucing darah sembilan nyawa di tubuhnya sendiri. Kalau tidak, bagaimana mungkin Zero bisa sampai ke sini.
Zero masih seperti bayangan masa lalu, berdiam diri di sisi Han Sen bagai siluman. Matanya yang memancarkan aura sesekali berkedip.
"Baiklah, kamu menang." Han Sen tersenyum pahit. Dia tahu keinginannya untuk melepaskan diri dari Zero telah meleset.
Kenyataannya setelah beberapa waktu bergaul, Han Sen sebenarnya tidak benar-benar tidak menyukai Zero. Zero adalah sosok yang sulit dibenci, dengan wajah manis menggemaskan. Meski seperti bayangan yang terus mengikuti, dia jarang bicara atau melakukan hal-hal menyebalkan, bahkan membuat Han Sen mulai terbiasa dengan keberadaannya. Hanya saja asal-usul Zero terlalu mengerikan, sehingga secara psikologis Han Sen masih ada penolakan.
Tapi kalau dipikir lebih dalam, Zero sama sekali tidak pernah melukainya. Malah kehadiran Zero justru memberikan pertolongan besar bagi Han Sen.
Dengan kekuatan Zero, mungkin bahkan bisa bertarung melawan Makhluk Darah Ilahi di Perlindungan Kedua. Memiliki pengawal yang tangguh dan patuh seperti ini, bagi Han Sen yang baru saja memasuki Perlindungan Kedua, jelas merupakan bantuan yang sangat berharga.
“Kemampuan fisik saya sekarang sudah mencapai enam puluh hingga tujuh puluh. Asalkan sedikit lagi mendapatkan gen, menembus angka 100 bukan hal sulit. Nanti saya akan punya kemampuan untuk melawan Zero. Menyimpannya di sisi saya juga bukan masalah besar.” Setelah diam-diam merencanakan di hati, Han Sen memutuskan untuk tidak memikirkan hal ini lagi dan berjalan menyusuri lubang es ke luar.
Lubang es itu cukup berliku-liku. Dua orang ini berjalan cukup lama sebelum akhirnya melihat cahaya dari luar. Saat keluar dari lubang es, Han Sen sempat tertegun.
Pandangan pertama yang menyambut adalah hamparan gletser perak dan gunung salju. Di antara langit dan bumi, salju lebat berjatuhan bagai bulu angsa. Memandang ke sekeliling, hamparan luas tak berujung terbentang, di mana-mana dipenuhi warna putih.
Di puncak gunung salju terbesar di kejauhan, melalui serpihan salju yang beterbangan, samar-samar terlihat bangunan putih bersih bagai kastil dalam dongeng. Namun karena salju yang terlalu lebat, detail kastil itu tidak terlihat jelas, hanya kesan memukau dan kecantikan tak terucapkan yang terpancar, menciptakan pemandangan puitis di tengah badai salju.
Namun ekspresi Han Sen berubah. Meski detailnya tidak jelas, bangunan itu jelas bukan buatan manusia. Seandainya buatan manusia, pasti menggunakan material teknologi dan gaya arsitektur fungsional. Tapi kastil ini justru memiliki gaya yang sulit dijelaskan.
"Perlindungan Hetero!" Sebuah pikiran melintas di otak Han Sen.
Bagi Han Sen, ini tidak bisa dianggap sebagai kabar baik. Alih-alih melihat bangunan manusia, justru dia menemukan perlindungan makhluk mutan. Dari skala perlindungan tersebut, kemungkinan besar terdapat makhluk mutan level tinggi di dalamnya. Jika makhluk itu terlalu kuat dan memiliki banyak anak buah makhluk mutan kuat, hal ini tidak akan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Han Sen di fase awal.
"Kalian berdiri di sana mencari mati?" Suara yang terdengar terburu-buru namun berusaha diredam datang dari belakang Han Sen dan rombongan.
Han Sen berbalik dan melihat sosok terbungkus pakaian antidingin sedang melambaikan tangan dari kedalaman lubang es. Hatinya sedikit senang, rupanya masih ada manusia di sini.
Dengan membawa Zero, dia mendekat. Baru sampai di depan orang itu, saat hendak bicara, sang orang malah menarik mereka lebih dalam. Tanpa menunggu Han Sen bicara, orang itu mengamati mereka dan berkata: "Pendatang baru ya?"
"Baru saja di-teleportasi ke sini hari ini," jawab Han Sen sambil mengamati orang tersebut.
Pemuda berusia belasan tahun, seharusnya belum mencapai 30 tahun, berpenampilan cukup cerah, namun memancarkan kelelahan dan kepasrahan yang sulit diungkapkan.
"Kalau begitu hoki kalian benar-benar sial, nanti bakal sering menderita." Pemuda itu tersenyum pahit: "Ayo, kita ngobrol di dalam saja, jangan sampai memancing Binatang Armor Es. Barang itu telinganya tajam sekali, bisa mendengar suara obrolan dari ratusan meter dalam badai salju."
"Aku Xu You, datang ke tempat angker ini setahun lebih awal dari kalian. Bisa dibilang senior kalian. Kasih nasihat: Jangan pernah lari sembarangan ke luar." Pemuda itu cukup santai, berbicara sambil berjalan bersama Han Sen dan lainnya.
"Senior, tempat apa sebenarnya ini? Apakah ada perlindungan yang dibangun manusia?" tanya Han Sen.
Xu You mencibirkan bibir berkata: "Jangan harap bisa membangun tempat perlindungan manusia di sini. Bahkan kalau bisa dibangun pun percuma. Lihat tempat perlindungan makhluk mutan di gunung itu? Itu tingkat bangsawan. Selain makhluk mutan bangsawan, ada belasan makhluk bermutasi dan ratusan makhluk purba seperti Ice Armor Beast. Terus terang, gabungan semua manusia di sini pun takkan cukup jadi camilan mereka."
"Di sini tidak ada evolusioner yang menembus angka 100?" tanya Han Sen.
Level makhluk mutan sama seperti makhluk hidup mutan, terbagi menjadi empat tingkatan: Pelayan, Ksatria, Bangsawan, dan Keluarga Kerajaan - sesuai dengan klasifikasi makhluk hidup mutan biasa, purba, bermutasi, dan darah suci.
Makhluk mutan tingkat bangsawan kekuatannya setara makhluk bermutasi, namun karena kecerdasan tinggi dan kemampuan menguasai makhluk mutan lain, mereka jauh lebih mematikan dibanding makhluk bermutasi biasa.
“Tempat angker seperti ini bagaimana bisa menembus angka 100? Paling-palam dalam setahun hanya ada tujuh delapan anggota baru yang datang secara acak, ditambah lagi lokasinya terlalu dekat dengan perlindungan makhluk mutan itu. Bahkan untuk berburu makhluk mutan saja harus menempuh jalan jauh, khawatir memprovokasi para anggota di sana. Belum lagi makhluk mutan di sekitar sini sangat langka, berjalan satu dua hari pun belum tentu menemukan satu makhluk mutan yang terpisah. Ingin membunuh makhluk biasa saja sulitnya bukan main, dari mana bisa dapat gen untuk meningkatkan kemampuan fisik sampai tembus 100?” Xu You mengeluh.
“Sekarang evolusioner terkuat di antara kita kemampuan fisiknya baru mencapai enam puluh. Untungnya kita semua kompak, saling membantu sedikit-sedikit, masih bisa memburu beberapa makhluk mutan. Tapi untuk mencapai pencapaian besar jelas tidak mungkin. Tempat sial ini benar-benar membunuh, yang teleportasi ke sini semuanya orang-orang bernasib buruk.”
“Tidak pernah terpikir untuk meninggalkan tempat ini?” Han Sen bertanya lagi.
"Bagaimana cara pergi？Di sini tiga sisi dikelilingi laut, hanya area perlindungan roh asing yang terhubung dengan benua. Ditambah kita sama sekali tidak tahu lokasi sebenarnya di mana, meski berhasil melewati perlindungan roh asing, tetap sulit menemuan permukiman manusia. Mungkin sebagian besar akan tewas di perjalanan."
Xu You berhenti sejenak, lalu menambahkan: "Kalian jangan terlalu banyak berpikir dulu. Jangan buru-buru keluar, tunggulah beberapa hari di sini sampai lebih banyak anggota senior datang, baru bersama-sama diam-diam berburu ke wilayah yang lebih jauh. Orang-orang di sini semua baik, selama kalian berkontribusi sesuai kemampuan, pasti akan diberi jatah buruan. Tingkatkan dulu gen kalian, pelajari baik-baik kondisi daerah ini, baru pertimbangkan untuk berburu sendiri."
"Terima kasih atas bimbingannya, Senior." Han Sen melihat kesungguhan Xu You, buru-buru mengucapkan terima kasih.
"Barusan aku cuma bercanda. Panggil saja Xu You." Xu You tersenyum.
Kembali ke gua es tempat teleportasi berada, setelah mengobrol sebentar dengan Xu You, Han Sen mulai memiliki gambaran umum tentang tempat ini. Tidak berlama-lama, dia pun berteleportasi kembali ke Alliance bersama Zero.
Han Sen berniat untuk segera mengurus sertifikasi status bangsawan darah ilahi. Selain fasilitas-fasilitasnya, hal ini juga memungkinkan Han Yan hidup dan belajar dengan legitimasi di akademi bangsawan.
