Lu Bin membalas dengan geraman serupa, kedua kakinya mengeluarkan tenaga mengerikan yang menendang ke atas, beradu sengit dengan kaki Han Sen di udara dalam dentuman suara yang memekakkan telinga.
Dor!
Tenaga dari atas ke bawah memang terlalu kuat, bahkan Lu Bin selaku pencipta Jurus Tujuh Pembunuhan pun tak mampu menahan kekuatan hantaman mengerikan itu. Setelah berhasil menghalangi lima tendangan, kakinya sendiri sudah tak sanggup diangkat lagi.
Semangat darah seorang veteran terpancar sempurna di detik ini. Lu Bin mengatupkan gigi, mengangkat kedua lengannya, dan dengan sekuat tenaga menyambut dua tendangan terakhir.
Dor! Dor!
Dua benturan beruntun terdengar. Dua tendangan terakhir Han Sen berhasil dihalangi oleh Lu Bin dengan lengan secara heroik. Namun akibatnya, kedua lengan Lu Bin sendiri patah dan terkulai lemas.
Saat ini Han Sen masih melayang di udara dan akan mendarat. Lu Bin yang menguasai Jurus Tujuh Tendangan Maut tahu ini adalah timing terbaik untuk serangan balik. Tenaga lama Han Sen sudah habis, tenaga baru belum terkumpul, ditambah posisi di udara tanpa tumpuan - sama sekali tak bisa membalas.
Mengabaikan lengan yang sudah patah, Lu Bin bertumpu pada satu kaki, sementara kaki satunya bersiap menghunjam ke arah Han Sen di udara dengan kekuatan penuh.
Dor!
Tapi sebelum Lu Bin sempat menendang, Han Sen yang masih di udara ternyata melancarkan tendangan kilat lagi, tepat menghantam uluh hati Lu Bin. Prajurit itu langsung terlempar ke belakang dengan wajah masam penuh ketidakpercayaan.
"Delapan Tendangan Voli!" Wang Daqing menjerit ngeri. Alasan jurus Tujuh Pembunuhan Pasti disebut demikian adalah karena setelah tujuh tendangan, tenaga praktisinya sudah habis. Mustahil ada sisa kekuatan untuk melancarkan tendangan kedelapan. Tapi prajurit kecil di kapal perang itu, dengan gemilang mengeluarkan tendangan kedelapan! Ini benar-benar di luar nalar.
Bukan hanya Wang Daqing, pada dasarnya semua yang pernah menyaksikan atau mempelajari Jurus Tujuh Pembunuhan Pasti tahu mustahil melakukan tendangan kedelapan. Di udara tak ada fondasi untuk meminjam tenaga guna tendangan tambahan.
Tapi prajurit di kapal perang itu dengan gemilang melancarkan tendangan kedelapan. Ini benar-benar membuat semua orang merasakan sesuatu yang sulit dipahami.
Han Sen mendarat di tanah, posturnya terus bergerak lincah. Kedua kakinya bagai pisau dan kapak, menghujam gila-gilaan ke arah Lu Bin yang sudah kehilangan keseimbangan.
Tendangan samping, hantaman ke bawah, ayunan kaki, tendangan cambuk - gerakan kaki Han Sen membuat orang kewalahan. Namun penerapan Teknik Tendangan Mematikan Tanpa Ampun-nya sempurna tanpa cela. Tak memberi kesempatan sedikitpun pada Lu Bin, langsung menghancurkannya dan mengakhiri pertarungan ini.
Meski Lu Bin sudah berusaha sekuat mungkin menahan diri dan mencari celah, sayangnya lawannya adalah jagoan di bidang ini. Tak ada celah yang diberikan, membuatnya hingga akhir tak bisa melakukan serangan balik.
Tribun penonton terhenyak dalam keheningan. Hampir tak percaya Lu Bin justru dihancurkan oleh Teknik Tendangan Mematikan Tanpa Ampun. Delapan Tendangan Udara dari Tujuh Pembunuhan Pasti itu juga membuat mereka terpana tanpa kata.
“Siapakah Dia?” Mata semua orang mengawasi ketat Prajurit Kecil di Kapal Perang, namun tiba-tiba posturnya semakin memudar dan segera menghilang, ternyata telah meninggalkan platform gladiator.
Emosi penonton masih belum reda. Yang bisa menyaksikan di sini, bukan teman Lu Bin murid yang pernah diajarnya. Mereka semua paham betapa sulitnya tujuh pembunuhan pasti.
Banyak orang bahkan tak bisa menendang tujuh kali di udara, apalagi melatih tujuh pembunuhan pasti, belum lagi tendangan kedelapan di udara yang sama sekali tak masuk akal itu.
"Kapten Lu, Siapakah orang itu? Jangan-jangan murid yang kamu latih sendiri?" Wang Daqing berlari ke samping Lu Bin, bertanya dengan kebingungan.
Ia benar-benar tak bisa membayangkan, selajarih Lu Bin sendiri mengajarkan, siapa lagi yang bisa melatih Tendangan Pembunuhan Pasti Tak Terbendung sampai level seperti ini.
“Aku sendiri hanya bisa menendang tujuh kali, bagaimana mungkin bisa mengajarkan murid seperti itu?” Lu Bin bertanya lagi: “Apakah rekaman pertarungan tadi sudah disimpan?”
“Sudah.” Wang Daqing cepat-cepat mengangguk.
Kesempatan Langka melihat Lu Bin bertindak membuat Wang Daqing dan kawan-kawan pasti merekamnya. Banyak murid Dewa Perang Dojo juga mengabadikan momen pertarungan tersebut. Awalnya mereka ingin menjadikannya bahan pembelajaran, tak menyangka justru mengabadikan pertarungan memukau seperti ini.
“Putarkan! Aku juga penasaran, bagaimana mungkin dia bisa menambahkan satu tendangan lagi setelah pembunuhan pasti tujuh langkah. Sungguh ingin kuketahui cara melakukannya.”
Semua yang mendengar terkejut. Bahkan Lu Bin sang pencipta jurus tujuh langkah maut pun ternyata tidak memahami bagaimana Prajurit Kecil di Kapal Perang bisa mengeluarkan tendangan kedelapan.
Lu Bin dan kawan-kawan berulang kali menonton rekaman pertarungan. Mereka menemukan bahwa prajurit kecil di kapal perang memang telah kehabisan tenaga setelah tujuh tendangan. Namun setelah kehabisan tenaga, dengan cara mengerikan ia tiba-tiba bisa meminjam gaya di udara tanpa diketahui caranya, lalu dengan gemilang menendang sekali lagi. Ini terlihat benar-benar sulit dipahami.
Lu Bin sendiri telah menonton berkali-kali, tapi tetap tidak bisa memahami bagaimana prajurit kecil di kapal perang itu meminjam gaya pada tendangan terakhirnya.
Beberapa penonton yang suka sensasi mengunggah rekaman pertarungan ke jaringan pengawasan, dengan judul "Delapan Pembunuhan Pasti vs Tujuh Pembunuhan Pasti di Tengah Kekosongan Mematikan". Ini menarik banyak praktisi jurus Tendangan Maut Kekosongan untuk menonton.
Awalnya mereka menganggap ini hanya sensasi. Semua yang pernah berlatih tujuh pembunuhan pasti tahu: mustahil melakukan tendangan kedelapan. Dari mana datangnya delapan pembunuhan pasti?
Tapi setelah menyaksikan rekaman pertarungan, banyak yang terkejut ternyata benar-benar ada yang berhasil menendang tendangan voli kedelapan di udara, dan yang dikalahkan justru adalah pencipta Tujuh Pembunuhan Pasti, Lu Bin.
Rekaman ini dengan cepat beredar luas, terutama di kalangan militer. Para prajurit dan perwira yang pernah mempelajari Tujuh Pembunuhan Pasti sama-sama menghela napas takjub setelah menontonnya.
Banyak yang mencoba ingin menendang tendangan voli kedelapan di udara, namun hasilnya selalu gagal tanpa kecuali. Tujuh tendangan sudah menjadi batas maksimal - setelah menyelesaikan Tujuh Pembunuhan Pasti, mustahil untuk menendang yang kedelapan. Ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan fisik, kecuali jika seperti Evolusioner yang bisa melampaui batas fisiologis manusia, jika tidak, sekuat apapun fisik seseorang, mustahil melakukan tendangan kedelapan.
Kenyataannya, tidak bisa melakukan tendangan kedelapan adalah hal yang normal. Justru jika berhasil menendang, itu yang tidak wajar.
Han Sen bisa melakukan tendangan kedelapan bukan karena Tujuh Jurus Pembunuhan Pasti-nya lebih hebat dari Lu Bin, sebenarnya dalam hal jurus Tujuh Pembunuhan Pasti murni, Han Sen masih sedikit lebih lemah dibanding Lu Bin.
Kemampuan Han Sen melakukan tendangan kedelapan murni berasal dari penelitiannya terhadap Jurus Tujuh Lipatan Menggemparkan keluarga Chen. Jurus keluarga Chen ini jika dilatih sampai level tertinggi bisa meminjam tenaga dari udara sebanyak tujuh kali.
Han Sen sebelumnya menyaksikan Chen Zichen dan Zhu Ting menggunakan Jurus Tujuh Lipatan, membuatnya sangat tertarik dengan ilmu bela diri ini. Namun setelah menyelidiki banyak data dan tidak menemukan ilmu bela diri baru sejenis, akhirnya setelah meneliti lama, dia menemukan metode yang bisa sedikit meminjam tenaga di udara.
Tapi itu hanya bisa meminjam tenaga sedikit sekali, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Jurus Tujuh Lipatan. Han Sen hanya meminjam sedikit bayangan dari Jurus Tujuh Lipatan untuk melakukan satu gerakan itu, dan itu sudah mencapai batas kemampuannya.
Faktanya Han Sen sangat tertarik pada Jurus Tujuh Lipatan Menggemparkan keluarga Chen, sayangnya ilmu rahasia turun-temurun keluarga seperti ini terlalu sulit untuk didapatkan. Hingga kini Han Sen belum punya kesempatan.
Di saat bersamaan, di sebuah kapal perang biasa, beberapa prajurit dari unit logistik sedang berkumpul menonton rekaman pertarungan Lu Bin. Si Gendut di antara mereka langsung teriak histeris saat melihat prajurit kecil di kapal itu melakukan tendangan voli kedelapan: "Ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin ada hal seperti ini?"
