"Sersan, sungguh berwibawa!" Kembali ke dapur, Han Sen mengacungkan jempol ke Sersan Gendut.
"Berwibawa apanya? Cuma ngirim jadwal latihan saja kok sampai sejam lebih?" Sersan Gendut menjawab kesal sambil menyodok kepala Han Sen.
"Kapten melihat laporan keuangan, lalu menanyakan beberapa pertanyaan. Mana aku paham hal-hal rumit begitu? Semakin kujawab semakin kacau. Prosesnya lama sekali, malah sempat dimarahi. Keluar kantor ketabrak Sersan Wang itu. Untungnya Sersan datang tepat waktu, menyelamatkanku dari situasi genting..." Han Sen sudah menyiapkan alibi ini sejak awal.
"Jangan cari-cari masalah dengan Wang Hou kalau nggak perlu," Sersan Gemuk berpesan singkat pada Han Sen.
"Terima kasih, Sersan." Meski Han Sen sebenarnya tidak takut pada Wang Hou, tapi urusan seperti itu tetap merepotkan. Dia sangat menghargai bantuan Sersan Gemuk yang membelanya tadi.
Ji Yanran pernah memperingatkannya: "Hubungan latar belakang orang-orang di Kapal Sang Dewi Penghiba sangat rumit. Jangan pernah meremehkan siapapun."
"Kau adalah prajuritku. Mana mungkin kubiar orang lain menjinakkanmu? Kalau mau menjinakkan, harus aku sendiri yang melakukannya." Sersan Gemuk menepuk punggung Han Sen keras-keras. "Ayo kerja! Masih ngapain di sini?"
Karena masih ada hampir tiga bulan perjalanan sebelum mencapai planet tempat reruntuhan berada, setelah menyesuaikan jadwal kerjanya, Han Sen mengajukan permohonan untuk memasuki dunia perlindungan.
Kembali memasuki perlindungan, masih di dalam gua es yang sama. Tapi hari ini ternyata ada tujuh delapan orang di dalam gua es, berkumpul bersama sambil mengobrol. Xu You juga ada di antara mereka.
"Han Sen, kenapa kamu tidak muncul selama berhari-hari? Kemarilah, aku akan perkenalkan semua orang padamu." Dengan semangat, Xu You memperkenalkan Han Sen kepada yang lain.
Mungkin karena lingkungan bertahan hidup di sini sangat sulit, semua orang mengerti manfaat saling mendukung. Sebagian besar orang cukup mudah bergaul dan kooperatif.
"Dewa game, kamu juga datang ke sini?" Seorang remaja tiba-tiba berteriak sambil memandang Han Sen dengan terkejut.
"Kamu...?" Han Sen menatap remaja itu, tapi menyadari tidak memiliki kesan baik sama sekali terhadapnya.
“Namaku Liu Feng, juga lulus dari Black Eagle, satu angkatan di atasmu. Tapi nilai ku biasa saja, wajar kalau Dewa Game tidak mengenalku.” Liu Feng tersenyum.
“Dewa Game apa? Liu Feng, Han Sen ini adik tingkatmu?” Xu You terkejut bertanya.
Liu Feng sambil tersenyum menceritakan kisah heroik Han Sen di Akademi Militer Black Eagle. Dia cukup memperhatikan Han Sen, bahkan tahu Han Sen meraih pangkat mayor saat lulus.
Xu You dan yang lain memandangi Han Sen dengan heran. Setelah lama, Xu You baru berkata penuh penyesalan: “Ternyata kau lulusan universitas top dengan masa depan yang seharusnya tak terbatas. Sayangnya di sini, kenaikan level sihir akan sulit.”
“Belum tentu. Asal kita kompak menaklukkan perlindungan itu, semua yang kita inginkan akan terwujud.” Han Sen berujar sambil tersenyum.
Di dalam Perlindungan Kedua terdapat teleportasi. Jika bisa menguasai Perlindungan Kedua, kita bisa mendominasinya. Asalkan kekuatan kita cukup kuat untuk menahan serangan makhluk mutan dari segala penjuru, Perlindungan Kedua bisa diubah menjadi tempat perlindungan manusia.
Dengan memiliki tempat perlindungan, setidaknya kita tidak perlu tidur di padang liar. Saat diserang makhluk mutan, kita pun memiliki posisi bertahan.
"Anak muda, pemikiranmu terlalu naif. Ini adalah Perlindungan Kedua, bukan lingkungan akademi militer untuk anak-anak. Di sini benar-benar bisa memakan korban jiwa." Seorang pria paruh baya berusia 40-50 tahun yang berjongkok di sudut ruangan mencibirkan bibir, "Jangan kira gelar tokoh terkenal di akademi militermu berlaku di sini. Jangankan merebut Perlindungan Kedua, kalau memang mampu, cobalah berburu seekor makhluk mutan dan kembali hidup-hidup, baru aku akui kemampuannya."
"Dewa game, jangan mengacuhkannya. Dia dulu sempat disebut bakat, evolusioner dengan gen Tuhan-nya sudah sempurna. Tapi sejak datang ke sini, terjebak hampir dua dekade. Bahkan daging bermutasi pun tak sempat dimakan beberapa gigitan. Manusia jadi tak berguna, semangatnya pun terkikis habis." Xu You berkata pada Han Sen.
Han Sen melirik pria itu dengan terkejut. Gen Tuhan mencapai kesempurnaan dua puluh tahun lalu? Itu benar-benar anak emas zaman itu. Jauh lebih sulit dibanding gen Tuhan sempurna zaman sekarang. Bahkan sosok seperti ini akhirnya berubah menjadi sikap seperti itu, meninggalkan kesan penuh penyesalan.
Pria paruh baya itu tetap berjongkok di sudut ruangan tanpa bersuara, hanya menyedot rokoknya satu demi satu.
"Kita yang sebanyak ini, kenapa tidak pergi berburu?" tanya Han Sen.
"Kami sedang menunggu Paman Qing, yang sudah kusebutkan sebelumnya - orang terkuat di sini. Lebih aman pergi bersama beliau. Paman Qing sangat perhatian pada anak muda, nanti akan kuperkenalkan kalian. Ikut saja berburu bersama kami. Ngomong-ngomong, kenapa akhir-akhir ini tidak melihat cewek waktu itu masuk? Jangan-jangan dia menyerah?"
"Tidak tahu." Han Sen paham yang dimaksud adalah Zero.
Setelah naik ke Kapal Sang Dewi Penghiba, Han Sen tidak bisa lagi menggunakan alat komunikasinya untuk berhubungan dengan luar. Sebelum berangkat, dia sudah berjanji pada Zero untuk masuk ke tempat perlindungan dua bulan kemudian dan menunggunya di sana.
Han Sen tidak menyangka akan mendapat kesempatan kembali ke tempat perlindungan secepat ini. Untuk sementara dia tidak bisa menghubungi Zero, terpaksa menunggu hingga tiba waktu janji mereka.
"Aku mau jalan-jalan dulu, mengakrabkan diri dengan lingkungan." Han Sen berjalan menuju pintu keluar. Dia sama sekali tidak berniat ikut berburu makhluk mutan bersama Xu You dan yang lain.
"Kalau tidak memberikan bantuan langsung, pasti kehilangan buruan. Tapi kalau membantu, terlalu mencurigakan. Dia evolusioner yang baru saja naik level, mana mungkin memiliki kemampuan fisik seperti itu."
Jadi Han Sen tetap berniat bertindak sendiri, tidak bisa mengikuti Xu You dan teman-temannya.
"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Kamu belum familiar dengan area ini, di luar terlalu berbahaya. Meski ingin berburu sendiri, ikutlah beberapa kali dulu. Setelah paham situasi baru pergi sendiri, kalau tidak benar-benar terlalu berisiko." Xu You menasihati.
"Betul, Dewa Game. Tempat ini memang sangat berbahaya." Liu Feng juga menambahkan nasihat.
Han Sen tahu maksud baik mereka, tapi dia punya alasan sulit sendiri dan tidak mau membuang-buang waktu untuk hal yang tidak bermakna.
"Aku sudah mengecek data di jaringan pengawasan. Punya gambaran dasar tentang sini. Cuma jalan-jalan sebentar, nanti segera kembali. Tidak akan ada bahaya." Han Sen menjawab sembarangan.
Xu You masih ingin berbicara sesuatu, tapi pria paruh baya itu mendengus keras: "Dia ingin cari mati, untuk apa kalian menghentikannya? Anggota tak tahu diri seperti ini, mati pun pantas."
Han Sen tidak mengacuhkannya, melambaikan tangan ke arah Xu You dan yang lain, lalu langsung menuju ke luar gua es.
Cuaca hari ini masih badai salju. Setelah keluar dari gua es, Han Sen menahan badai salju dan langsung menuju ke arah perlindungan makhluk mutan. Dengan kekuatannya, seharusnya tidak sulit mengalahkan makhluk bermutasi dan bangsawan mutan.
Bahkan jika sekarang belum bisa menaklukkan perlindungan mutan, setidaknya bisa melihat-lihat makhluk mutan dan entitas mutan di Perilndungan Kedua.
Setelah agak menjauh, Han Sen langsung memanggil Miao Jun. Menunggangi Miao Jun, dia berlari kencang menuju gunung salju besar itu. Belum lama berlari, tiba-tiba terdengar raungan monster dari depan.
Terlihat seekor makhluk mutan berwarna putih salju, punggungnya tertutup baju zirah kristal es, seperti monster salju yang sedang menggeram marah ke arah Han Sen dan Miao Jun.
"Inikah Binatang Baju Es yang disebut Xu You?" Han Sen memusatkan pandangannya mengamati makhluk mutan itu, sangat mirip dengan deskripsi Xu You.
Sambil berpikir, monster es itu tiba-tiba mengaum dan menyerbu ke arah Han Sen. Kecepatannya tidak kalah dengan makhluk darah ilahi di Perlindungan Pertama, bahkan mungkin lebih unggul.
