Han Sen memanggil Golden Roar-nya, mengangkut mayat Ice Armor Beast ke punggung Golden Roar, lalu menungganginya sendiri. Ia berbalik dan melambaikan tangan ke Yang Manli: "Adakah tempat berlindung dari badai salju di sekitar sini? Mari cari tempat beristirahat dulu dan memasak daging."
Setelah ragu sejenak, Yang Manli melompat ke punggung Golden Roar. Ia memberi petunjuk arah ke sebuah gua bawah tanah di dekat situ.
Han Sen membedah mayat Ice Armor Beast menggunakan pisau belati Gu Xuan Wolf. Dari tasnya dikeluarkan alat membuat api dan panci. Sebagian kecil direbus dulu, lalu beberapa potong daging ditusuk dengan panah roh beast untuk dipanggang di atas api.
“Apakah kamu benar-benar baru saja naik level ke sini?” Otak Yang Manli masih dipengaruhi oleh pukulan Han Sen yang menghancurkan mengamuk tadi. Meski dia sendiri adalah evolusioner dengan gen Tuhan-nya sudah sempurna, mustahil baginya melakukan hal seperti itu.
Jangan katakan satu pukulan saja, bahkan sepuluh atau seratus pukulan pun takkan bisa membuatnya membunuh seekor mengamuk. Untuk biasa mungkin masih ada sedikit kemungkinan, tapi armor es mengamuk yang tebal itu sama sekali bukan level yang bisa dia tembus.
Padahal satu pukulan Han Sen langsung menghancurkan armor es dan bahkan tengkorak keras mengamuk itu. Kekuatan seperti ini jelas bukan milik evolusioner yang baru naik level.
“Pernah dengar tentang Han Jingzhi?” Han Sen menatap Yang Manli sambil bertanya dengan santai.
Tapi begitu Yang Manli mendengar nama itu, ekspresinya langsung berubah. Meski raut wajahnya segera kembali normal, hal itu tak luput dari pengamatan Han Sen.
"Han Jingzhi yang mana?" Yang Manli mengerutkan kening sambil bertanya.
"Han Jingzhi mantan pelatih Pasukan Khusus Blue Blood, maestro qigong itu." Jawab Han Sen dengan santai.
"Kamu tahu tentang Han Jingzhi?" Ekspresi Yang Manli kembali berubah, terlihat sangat terkejut mengetahui Han Sen mengenal nama itu.
"Ternyata Yang Manli juga tahu Han Jingzhi." Han Sen bergumam dalam hati, lalu berkata dengan tenang: "Tai Yeye-ku juga bernama Han Jingzhi."
"Apa?! Pelatih Han adalah kakek buyutmu? Tidak mungkin!" Teriak Yang Manli sambil wajahnya berubah pucat.
"Untuk apa reaksi berlebihanmu? Aku hanya bilang Tai Yeye-ku bernama Han Jingzhi, belum tentu dia pelatih Blue Blood yang itu." Han Sen tersenyum bahagia mengawasi Yang Manli.
Yang Manli langsung menutup mulutnya. Bibirnya tergigit-gigit sambil menatap Han Sen.
Jika Han Sen benar keturunan Han Jingzhi legendaris itu, wajar saja dia punya tenaga sehebat ini. Tapi menurut Yang Manli, hal itu mustahil terjadi karena Han Jingzhi yang dikenal tidak memiliki keturunan sama sekali.
Tapi fakta bahwa Han Sen bisa menyebut nama Han Jingzhi dan memiliki kemampuan yang mengejutkan, membuat Yang Manli mulai meragukan penilaian awalnya.
Dulunya Yang Manli menganggap Han Sen hanya orang biasa yang berbakat dan beruntung. Kini persepsi itu mulai goyah.
"Kamu dari keluarga mana?" Setelah lama terdiam, Yang Manli akhirnya tidak tahan dan melontarkan pertanyaan pertama.
“Coba tebak?” Han Sen tersenyum bahagia mengawasi Yang Manli.
Yang Manli langsung menutup mulutnya, kembali tenggelam dalam senyap yang mematikan.
Han Menyodorkan sepotong daging yang sudah dipanggang berikut panahnya ke Yang Manli, namun perempuan itu tidak mengulurkan tangan. "Aku tidak berkontribusi. Ini bukan hakku," ujarnya sambil menggigit bibir.
Han Sen tersenyum memaksakan panah ke tangan Yang Manli: "Sejak dulu kau sudah jadi bawahanku. Teruslah bekerja keras bersamaku. Tentang hal lain aku tak berani janji, tapi soal kebutuhan dasar pasti terpenuhi."
Yang Manli menatap panah di tangannya. Keinginan kuat untuk mengembalikan daging itu menggelora, namun tangannya bagai terkunci beku.
Di tahun-tahun permulaan, ia selalu memandang Han Sen tak bernilai. Setelah Qin Xuan pergi, malah posisi Kapten regu kecil diberikan ke Han Sen bukan dirinya. Ini semakin memicu rasa tidak senangnya terhadap pria itu.
Meski kemudian Yang Manli menyadari kekuatan Han Sen, namun sifat angkuhnya membuatnya enggan menunduk pada Han Sen.
Seandainya di masa lalu, mendengar perkataan Han Sen ini, Manli pasti langsung melemparkan daging itu ke wajahnya. Manli mana mungkin mau jadi bawahan Han Sen dan dikenakan amarahnya?
Tapi setelah kenaikan ke Perlindungan Kedua yang begitu lama, dan menderita di tempat angker ini, Manli benar-benar memahami betapa sulitnya berburu makhluk mutan di sini.
Jika terus begini, Manli tak melihat secercah harapan. Ia tak tahu kapaun dirinya akan limbung dan hancur.
Walau Manli sangat enggan diperas Han Sen, performa Han Sen justru membuatnya menyadari jurang kesenjangan di antara mereka, sekaligus menangkap secercah harapan.
Yang Manli menatapi daging panggang di tangannya dalam diam cukup lama, baru tiba-tiba menggigitnya dengan lahap. Matanya tak bisa menahan semburat kelembapan.
Han Sen tersenyum bahagia mengawasi Yang Manli tanpa bicara. Setelah Yang Manli menghabiskan potongan daging panggang itu, dia mengirimkan sepotong lagi yang sudah matang.
Tanpa melihat, Yang Manli langsung menjentikkan daging panggang itu dan melahap empat keping berturut-turut. Setelah meneguk semangkuk kuah daging, barulah dia berhenti sambil mengatupkan gigi: "Apa maumu, katakan!"
"Jangan bersikap seolah aku ingin memperkosa kau. Cukup jadi bawahanku dan bantu urusan kecil." Han Sen tampak bingung antara ingin tertawa dan menangis.
Ekspresi dan sikap wanita ini persis seperti pahlawan wanita etnis yang akan menjalani hukuman mati dengan gagah berani.
"Apa yang bisa kulakukan?" Yang Manli membeku. Perempuan angkuh yang dulu percaya diri ini telah dihantam realitas hingga tak tersisa sedikitpun kepercayaan diri.
"Banyak yang bisa dilakukan. Misalnya setelah aku berhasil menggempur tempat perlindungan makhluk aneh itu, bantu aku mengurus tempat perlindungan, menagih biaya keamanan, menjual daging makhluk mutan, merekrut anak buah, dan sebagainya." Han Sen menunjuk ke arah tempat perlindungan makhluk aneh di puncak gunung salju besar di kejauhan.
Yang Manli memandang Han Sen dengan suaranya dingin: "Kamu terlalu berkhayal. Jangan kira bisa membunuhyang mengamuk, lalu langsung bisa menyerang tempat perlindungan makhluk aneh. Di sana setidaknya ada belasan makhluk bermutasi dan satu bangsawan. Tahukah kamu level mereka? Satu makhluk bermutasi biasa minimal kemampuannya lima puluh ke atas, yang kuat bahkan bisa mencapai tujuh puluh hingga delapan puluh. Belasan makhluk mutan ditambah satubangsawan yang kecerdasannya tingkat tinggi dan tenaganya tidak kalah dari mereka. Meskipun sekarang gen biasa dan gen purbamu sudah penuh, mustahil bisa menggempur tempat perlindunganitu!"
“Benarkah?” Han Sen tidak membantah, hanya berkata dengan datar, namun ketidakpercayaan di wajahnya jelas terlihat oleh siapa pun.
Yang Manli paling tidak tahan melihat ekspresi Han Sen seperti ini, dengan sedikit bersemangat berkata: “Aku akui kamu kuat, jauh lebih kuat dariku, tapi perbandingan kekuatan di sana jelas. Kamu sendiri tak mungkin menaklukkan tempat perlindungan makhluk aneh itu. Cara terbaik sekarang adalah memanfaatkan kemampuanmu untuk membunuh lebih banyak makhluk purba, membawa dagingnya kembali dan menjual ke orang lain. Dengan ini kamu bisa menghasilkan keuntungan besar sekaligus meningkatkan kekuatan semua orang. Ketika sebagian besar orang sudah memiliki gen biasa dan gen purba yang penuh, baru dengan bersatu kita mungkin bisa menaklukkan tempat perlindungan itu.”
