Li Mingtang merenung sejenak: "Kita semua kolega satu tim. Tak perlu bersikeras pada candaan semacam ini."
Tang Xin tetap ngotot: "Sebagai alumnus Akademi Militer Pusat, saya tak bisa membiarkan fitnah terhadap almamater. Nama baik institusi ini harus dipulihkan!"
Setelah berkata demikian, Tang Xin bahkan melirik Han Sen dengan penuh kebencian, jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaannya yang sangat terhadap Han Sen.
"Peneliti Tang, ucapanmu ini tidak tepat. Alma matermu adalah alma mater, apakah alma mater orang lain bukan alma mater juga? Jelas-jelas kamu yang memfitnah alma mater Xiao Han terlebih dahulu..." Si Gendut tidak bisa menahan diri lagi dan maju ke depan berkata.
"Aku hanya menyampaikan fakta, tidak ada niat menghina siapapun." Tang Xin mendengus keras: "Sekarang mari kita minta Profesor Li untuk memeriksa, pasti akan jelas siapa yang sebenarnya memfitnah."
Si Gendut langsung menyahut: "Periksa saja! Aku percaya Xiao Han tidak akan berbohong. Profesor Li, tolong bantu periksa untuk membersihkan nama baik Xiao Han."
Bahkan Si Gendut sudah berkata demikian, Li Mingtang pun terpaksa menghubungkan jaringan pengawasan dan melakukan pencarian dengan kata kunci nama Han Sen di pertandingan akademi militer.
Dengan cepat, banyak informasi bermunculan. Para peneliti dan prajurit dapur sama-sama melihat ke layar yang menampilkan hasil pencarian.
Tak lama setelah melihat, wajah Tang Xin langsung berubah pucat. Saat itu banyak media akademi militer yang meliput besar-besaran pertempuran epik antara Kaisar dan Monster tersebut, yang bisa dikatakan sebagai pertandingan bersejarah di dunia akademi militer.
Era dominasi monster Kyōgiri Kiri dan Akademi Militer Pusat atas seluruh Aliansi Akademi Militer, baru berakhir secara resmi setelah pertandingan legendaris itu.
Gelar "Kaisar" Han Sen pada tahun itu menjadi personifikasi mutlak petarung terkuat di akademi militer, dengan pemberitaan yang menyelimuti langit dan bumi kala itu.
Hanya dengan membuka beberapa artikel laporan secara acak, kita bisa menemukan deskripsi dramatis tentang pertandingan tersebut serta pujian hiperbolis yang menggambarkan Han Sen sebagai pemanah yang luar biasa bagaikan Tuhan.
Meski terdengar berlebihan, tapi tidak diragukan lagi, sekarang semua orang paham bahwa Han Sen memang benar-benar pernah memimpin Akademi Militer Black Eagle mengalahkan Akademi Militer Pusat yang memiliki dominasi mutlak. Seperti yang diucapkan Han Sen, dalam kompetisi angkatan itu, Black Eaglenyalah Sang Penguasa terakhir.
Sorot mata para peneliti itu langsung berubah saat memandang Han Sen. Seorang prajurit dapur, bahkan dari Kapal Sang Dewi Penghiba sekalipun, tetaplah seorang veteran berpengalaman biasa. Asal usulnya seharusnya tidak terlalu istimewa, kalau tidak tentu tidak akan menjadi prajurit dapur.
Tapi tak ada yang menyangka bahwa Han Sen, prajurit dapur baru ini, ternyata memiliki masa lalu gemilang seperti itu.
Pria yang dijuluki sebagai "yang terkuat" di seluruh Liga Akademi Militer ini—keistimewaan seperti itu, termasuk Tang Xin sekalipun, para peneliti lulusan Akademi Militer Pusat ini belum pernah menikmatinya sebelumnya.
Bagaimanapun juga, selama di Akademi Militer Pusat dulu, mereka bukanlah orang terkuat di sana.
"Xiao Han, tidak menyangka waktu sekolah dulu kamu begitu hebat." Si Gendut tersenyum lebar hingga mulutnya tak bisa menutup, tangan besar gemuknya menepuk-nepuk bahu Han Sen dengan keras, menunjukkan kegembiraan di hatinya.
Beberapa peneliti yang selalu memandang rendah prajurit biasa, Tang Xin ini adalah yang paling tidak menyukai, sekarang dipermalukan habis-habisan oleh Han Sen, Si Gendut juga merasakan kepuasan tersembunyi.
"Biasa saja, lawannya terlalu lemah." Han Sen bukan tipe orang yang baik hati, sejak Tang Xin berani mengganggunya, dia pun tak akan bersikap sopan.
Wajah Tang Xin memerah seperti hati babi, sudut bibirnya berkedut beberapa kali, tetap bertahan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Makanannya tak disentuh lagi, langsung berbalik badan dan pergi.
"Xiao Han, Bersulang Bagus! Aku udah dari dulu gak suka sama 'itu' Tang Xin. Selama ini melirik tajam dan mencungkil-cungkil, sok jaim kayak manusia super. Benar-benar menjengkelkan. Baru tahu kamu jago banget waktu di akademi militer." Ketika Han Sen kembali ke dapur belakang, wakil ketua kelas Liu Mingliang dan yang lain juga memberikan pujian besar padanya.
"Udah, jangan pada ngomong lagi." Si Gendut menutup pintu dapur belakang, lalu berkata dengan khidmat pada Han Sen: "Xiao Han, kamu harus berhati-hati nanti. Nama keluarga Tang itu hatinya kecil banget. Kali ini pasti udah mendendami kamu."
"Aku prajurit dapur. Dia cuma peneliti dari tim ahli. Bisa ngapain?" Han Sen menjawab sambil tersenyum.
"Di kapal perang dia tentu tak bisa berbuat apa-apa padamu, tapi nanti ketika sampai di reruntuhan bangsa kristal, situasinya sulit diprediksi. Di dalam reruntuhan kristal ada banyak barang aneh yang tidak kami pahami. Bagaimana jika dia menjebakmu? Saat itu benar-benar mustahil diantisipasi. Kau harus lebih waspada. Setelah tiba di reruntuhan kristal, ingat jangan sampai berjalan sendirian. Tetaplah tenang di kapal perang, maka dia tidak akan bisa berbuat apa-apa." Sersan Gendut menasihati Han Sen dengan serius.
Liu Mingliang dan beberapa orang lainnya juga menyarankan Han Sen. Tidak ingin membuat mereka khawatir, Han Sen pun mengiyakan.
"Tapi ngomong-ngomong, Xiao Han. Kalau kau sehebat itu di akademi militer, bahkan langsung mendapat pangkat mayor, kenapa malah datang ke sini jadi prajurit dapur?" Li Mingliang tidak tahan lagi bertanya.
"Sebenarnya... impianku adalah menjadi Prajurit Kecil di Kapal Perang, meski sebagai prajurit dapur juga tidak masalah. Jadi aku datang ke sini..." Ini adalah kebenaran yang diucapkan Han Sen, hanya saja kalimatnya belum selesai - yang ia maksud adalah menjadi prajurit di kapal perang milik Ji Yanran.
……
Saat Han Sen kembali masuk ke dunia perlindungan, akhirnya ia melihat wajah kecil putih bersih milik Zero.
"Sepertinya waktunya menyerang tempat perlindungan makhluk aneh." Han Sen memanggil Yang Manli dan menyuruhnya mengumpulkan semua anggota Legiun Dewi.
"Saudara sekalian, aku memutuskan besok kita akan bergegas menyerang tempat perlindungan makhluk aneh, merebut gelar juara sebagai markas Legiun Dewi kita. Jika ada yang ingin mundur, sekarang bisa tampil. Aku tidak memaksa, tanpa syarat menyetujui pengunduran diri dari Legiun Dewi." Sorot mata Han Sen menyapu wajah semua orang yang hadir.
“Pemimpin tim, menyerang tempat perlindungan makhluk aneh sekarang ini apakah terlalu terburu-buru? Di dalamnya ada roh bangsawan dan banyak makhluk bermutasi. Kekuatan kita saat ini masih kurang. Lebih baik kita berkembang dulu, tunggu sampai gen dasar dan gen purba semua anggota terpenuhi baru menyerang, kendali situasi akan lebih besar.”
“Benar Pemimpin Tim, kita sekarang seharusnya fokus pada pengembangan.”
“Sebenarnya berapa banyak makhluk bermutasi di tempat perlindungan makhluk aneh itu? Apa tidak terlalu riskan menyerang sekarang?”
“Kita sudah mampu memburu makhluk purba dalam jumlah besar. Lebih baik tunggu sampai...”
Han Sen melirik anggota Pasukan Sang Dewi yang sedang kacau-balau, lalu berkata dengan suara dingin: “Aku mengumpulkan kalian hanya untuk menyampaikan keputusanku. Kalian hanya perlu menjalankan atau mundur. Tidak perlu memberi pendapat. Tapi ada satu hal yang harus kujelaskan: yang mundur sekarang tidak akan diterima kembali selamanya. Setelah basis kita rebut, orang seperti itu juga tidak kami sambut. Pilihan ada di tangan kalian sendiri.”
“Ucapan Han Sen langsung membuat orang-orang di bawah terdiam. Tak lama kemudian, seorang maju ke depan sambil mengatupkan gigi berkata, 'Maaf Pemimpin Tim, kekuatan kita saat ini masih belum cukup untuk menggempur tempat perlindungan makhluk aneh. Aku tidak bisa mempertaruhkan nyawaku.'"
"Bawa kontraknya." Han Sen bahkan tidak berbicara dengannya, langsung menyuruh Yang Manli membawa kontrak dan membatalkan perjanjian dengan orang itu.
