"Kalian ini kan peneliti resmi Alliance, tak pernahkah memikirkan konsekuensi dari perbuatan ini?" Ji Yanran mengerutkan kening sambil menatap para peneliti.
"Konsekuensi? Kapten, kau terlalu naif. Menurutmu kami akan tetap di Alliance setelah berhasil?" Seorang peneliti menyeringai dingin penuh cibir.
“Demi sebuah barang di reruntuhan bangsa kristal, bahkan kalian sendiri tidak tahu apa sebenarnya ada di dalamnya, layakkah mengorbankan segala sesuatu yang kalian miliki di Alliance？” Ji Yanran bertanya lagi.
Sekali gus Ji Yanran juga sudah paham, Professor Li dan kawan-kawannya ini udah dari dulu merencanakan ini, bukan sekadar tergiur melihat harta secara spontan.
Tanpa dukungan latar belakang yang kuat, orang-orang seperti ini pun takkan berani melakukan hal seperti itu.
“Haha, apa kalian tahu benda apa yang ada di reruntuhan itu？” Beberapa peneliti saling berpandangan sambil tersenyum sinis bernada olok-olok.
“Bukankah hanya beberapa inti kristal? Apa lagi yang bisa ada di reruntuhan bangsa kristal？” Ji Yanran bertanya dengan wajah bingung.
“Haha, sesuatu yang bahkan dalam mimpimu pun takkan bisa kau bayangkan.” Seorang peneliti tersenyum mengejek.
Ji Yanran masih ingin bertanya lagi, namun para peneliti itu menolak bicara lebih lanjut. Seorang peneliti mendekat dan langsung membungkam mulutnya dengan lakban kuat.
"Dulu kau adalah kapten kapal yang superior, sekarang? Lebih baik diam dengan polos. Kalau tidak, jangan salahkan kami yang kejam dan tak berperasaan." Setelah berkata demikian, peneliti itu melihat Ji Yanran yang terkunci dalam keadaan memilukan. Hatinya tergerak hasrat, tangannya mengulur untuk mencubit pipi sang ketua klub.
Ekspresi Ji Yanran langsung berubah pucat. Dengan suara parau ia berusaha mundur, namun rantai yang membelenggu membuatnya tak bisa menghindar. Telapak tangan peneliti itu hampir menyentuh wajahnya.
"Aduh!"
Tiba-tiba siluman manusia melesat. Seluruh telapak tangan peneliti itu terpenggal dan melayang ke langit. Dengan lengan terputus berdarah, ia menjerit keras sambil memeluk tunggul lengannya.
"Kau?" Para peneliti lain yang melihat sosok berdiri di depan Ji Yanran langsung kehilangan akal.
"Kalau bukan aku, siapa lagi?" Han Sen menghantam rantai yang membelenggu tubuh Ji Yanran dengan gerakan tangan.
Beberapa peneliti buru-buru mengeluarkan senapan railgun, menyapu habis ke arah Han Sen dan rekannya dengan tembakan.
Namun sebelum mereka sempat menarik pelatuk, seorang wanita dingin dan angkuh telah muncul di belakang mereka. Tombak panjang di tangannya menyapu, langsung menjatuhkan semua orang ke tanah.
Han Sen menerjang bagaikan binatang buas, meninju masing-masing peneliti yang tergeletak di tanah hingga pingsan, sama sekali tidak memberi kesempatan untuk membalas.
"Kenapa kamu bisa keluar? Bagaimana dengan Li Mingtang dan yang lain?" Ji Yanran takjub dan girang, langsung menerjang ke pelukan Han Sen.
"Denganmu di sini, bagaimana mungkin aku tidak keluar?" Han Sen mengelus rambut Ji Yanran penuh kasih sayang berlebihan, melanjutkan: "Li Mingtang dan kawan-kawan sudah masuk jauh ke area inti, mungkin tidak akan bisa keluar dalam waktu dekat."
Setelah kejutan Ji Yanran berlalu, ia berjalan mendekati para peneliti tersebut. Membangunkan salah satu peneliti, ia menodongkan senapan railgun ke kepala sambil berkata: "Jawab pertanyaanku, atau kau tahu konsekuensinya."
"Terkekeh." Sang peneliti hanya menunjukkan senyum mengerikan. Sejenak kemudian, tujuh lubang di wajahnya mengalirkan darah. Dalam sekejap mata, tanda-tanda kehidupan sudah menghilang.
Ji Yanran dan Han Sen sama-sama terkejut. Orang biasa mana yang tidak takut mati? Diberi kesempatan bertahan hidup, tak ada yang ingin mati. Tapi peneliti ini ternyata memiliki keteguhan baja hingga tingkat ekstrim - langsung meracuni diri sendiri hanya karena perbedaan pendapat. Ini benar-benar di luar logika.
Ketika peneliti lainnya dibangunkan, hasilnya sama. Entah di mana mereka menyembunyikan racun. Begitu sadar, tanpa basa-basi langsung mengakhiri nyawa sendiri dengan racun.
“Tidak beres, benar-benar tidak beres. Pelanggaran mereka bukan hukuman mati, setelah kembali paling-paling hanya mendekam di penjara, masih ada kesempatan keluar. Kenapa semua mati seperti ini? Ini benar-benar tidak beres.” Ji Yanran memandangi mayat para peneliti itu dengan wajah terkejut.
Bahkan para pembunuh kejam yang tak berperasaan pun tidak mungkin menunjukkan keteguhan tanpa mempedulikan nyawa seperti ini. Reaksi para peneliti ini sama sekali tidak seperti manusia normal.
“Li Mingtang dan anggota-anggota ini semuanya mencurigakan. Entah rencana jahat apa yang mereka simpan.” Han Sen meraba-raba barang bawaan para peneliti.
Tidak ada barang mencurigakan, bahkan benda-benda pribadi pun jarang. Pada dasarnya hanya alat-alat yang dibutuhkan untuk eksplorasi reruntuhan.
Namun ada satu hal yang menarik perhatian Han Sen. Setiap peneliti membawa tas kartu berisi berbagai jenis kartu kristal - ada kartu memori, kartu kredit, kartu pekerjaan, kartu akses pintu, hingga kartu perusahaan dan toko.
Di antara tumpukan kartu tersebut, sebuah kartu kristal biasa menyita perhatiannya. Bentuknya menyerupai kartu akses standar yang biasa dimiliki orang untuk kantor atau rumah.
Anehnya, setiap peneliti ternyata membawa kartu serupa. Meski warna dan polanya berbeda, Han Sen menangkap kesamaan mendasar pada desainnya.
Di balik permukaan kartu itu, tersembunyi pola merah menyala bergambar makhluk mitos dengan kepala dan ekor yang terhubung. Wujudnya ambigu - mirip rubah tapi bukan, mirip kucing tapi bukan. Pola yang sangat dikenalnya: Kucing Darah Sembilan Nyawa.
Pola di bagian belakang kartu para peneliti ini meski rumit, namun di posisi yang berbeda-beda terdapat motif Kucing Darah Sembilan Nyawa. Orang biasa hampir tidak bisa membedakannya kecuali melihat dengan sangat saksama. Tapi Han Sen terlalu sensitif terhadap pola Kucing Darah Sembilan Nyawa, sehingga langsung menyadarinya.
Penemuan ini membuat Han Sen terkejut, hatinya dipenuhi keraguan dan kebingungan.
"Ada temuan apa?" Ji Yanran yang melihat Han Sen melamun segera berjongkok di sisinya dan bertanya.
"Tidak ada." Han Ser menggelengkan kepala pelan, lalu mengembalikan kartu-kartu itu ke tempat semula.
Karena barang seperti kartu memiliki chip cerdas di dalamnya, mudah dilacak dan dikunci. Lagipula ini cuma kartu akses pintu biasa, tidak diketahui pintu mana yang dibuka, jumlahnya juga banyak. Jelas ini bukan barang berharga, mengambilnya pun tidak ada gunanya.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Ji Yanran tiba-tiba kehilangan akal.
“Aku ingin masuk lagi ke area inti untuk melihat.” Han Sen ragu-ragu berkata. Jika dia masuk, Ji Yanran yang sendirian di sini bisa dalam masalah kalau menghadapi bahaya.
“Kalau begitu kita pergi bersama.” Ji Yanran langsung menyahut.
“Apa kamu sudah menguasai 《Wei Jing Ti》?” Han Sen terkejut memandangi Ji Yanran. Dirinya sendiri baru bisa mempelajari《Wei Jing Ti》karena kebetulan, sehingga kebal terhadap cahaya terpisah energi kristal di dalam. Ji Yanran yang masih muda sudah mencapai tingkat matang dalam《Wei Jing Ti》, ini cukup mengesankan.
“《Wei Jing Ti》tidak pernah kupelajari, tapi teknik《Chunyang Zhen Gu》keluarga kami memang kebal terhadap cahaya terpisah energi kristal ini.” Ji Yanran tersenyum bangga.
“Kamu yakin?” Han Sen tidak tahu seperti apa teknik gen super nuklir《Chunyang Zhen Gu》itu, jadi mengonfirmasi lagi.
“Kalau tidak, kira-kira kenapa keluargaku mau mengizinkanku ke sini?” Ji Yanran menjulurkan lidah kecilnya, tersenyum dengan ekspresi jenaka.
“Kalau begitu kita masuk diam-diam, lihat apa sebenarnya yang direncanakan Li Mingtang cs.” Di hati Han Sen kini sudah dipenuhi rasa penasaran yang luar biasa.
Liontin Kucing Darah Sembilan Nyawa bereaksi di sini. Yang mengejutkan, para peneliti Li Mingtang ini bahkan memiliki kartu akses pintu bergambar Kucing Darah Sembilan Nyawa. Semua ini membuat Han Sen diliputi kebingungan yang tak terkira.
