Kristal Parasit oval melonjak-lonjak seperti bola lompat, dengan cepat mendekati Han Sen dan Ji Yanran. Jumlahnya semakin banyak, membuat kulit kepalanya bergidik.
"Kabur." Hampir tanpa keraguan, Han Sen menarik Ji Yanran menuju pintu keluar gudang kristal. Meski kristal parasit bisa dihancurkan, gerombolan kristal ini bagaikan banjir bandang yang menakutkan. Sekali menempel di tubuh, parasit akan langsung menginfeksi. Bahkan Han Sen pun takkan sanggup menahan.
Keduanya melesat keluar dari gudang kristal, berlari mati-matian menyusuri saluran setinggi satu orang. Dari belakang, kristal parasit mengejar bak air pasang. Seluruh pandangan dipenuhi kristal merah muda yang melompat-lompat dengan kecepatan luar biasa.
"Sial! Dari mana asalnya kristal parasit ini? Kenapa tadi saat kita masuk tidak melihatnya?" Hati Han Sen dipenuhi rasa frustasi.
Sekarang mereka berada di area inti reruntuhan keluarga kerajaan. Berlari sembarangan seperti ini, nanti tewas pun mungkin tak tahu penyebabnya.
Tapi melihat gerombolan kristal parasit di belakang, tak ada pilihan selain kabur. Han Sen pun tak berani berhenti.
Untung ada mount serigala gigi salju yang berlari paling depan mengintai jalan, setidaknya memberi Han Sen sedikit penghiburan psikologis.
Dor!
Serigala gigi salju yang sedang berlari di depan tiba-tiba terbelah dua oleh kilatan cahaya dari saluran, jatuh dengan keras ke tanah lalu hancur binasa.
"Penjaga Kubus Sihir!" Wajah Han Sen langsung pucat melihat kubus sihir tingkat dua belas yang muncul di persimpangan jalan.
"Ke sini!" Ji Yanran lebih dulu masuk ke sebuah cabang jalan, Han Sen pun mengikutinya.
Tapi kumpulan kristal parasit dan penjaga kubus sihir di belakang tetap mengejar tanpa tanda-tanda mundur.
Setelah berbelok beberapa kali, mereka mendapati jalan di depan ternyata buntu tanpa jalur lain.
"Bertarung habis-habisan." Han Sen tahu ini saatnya mempertaruhkan nyawa, dia menarik pistol laser dan mulai menembaki kristal parasit yang mendekat.
Ji Yanran juga melakukan hal yang sama, terus-menerus menembaki Inti Parasit itu dengan senapan railgun. Namun hasilnya tidak signifikan. Setelah menghancurkan beberapa Inti Parasit, justru lebih banyak lagi yang menyerbu ke arah mereka. Jumlahnya begitu fantastis hingga mustahil untuk dimusnahkan sepenuhnya.
Tak lama kemudian, gerombolan Inti Parasit telah menggelinding mendekati mereka. Satu per satu seperti bola pantul, bersiap menempel ke tubuh mereka.
Han Sen mengeraskan hatinya. Dengan cepat ia melemparkan granat, lalu berbalik dan melindungi Ji Yanran yang sedang tiarap di sudut dinding. Granat meledak di terowongan kristal depan, menghancurkan banyak Inti Parasit.
Sayangnya Han Sen hanya menggunakan granat biasa. Terowongan kristal yang diledakkan granat itu tiba-tiba mengembang seperti gelembung busa, menyumbat seluruh saluran hingga hampir mengubur hidup-hidup Han Sen dan Ji Yanran di dalamnya.
“Tidak apa?” Han Sen mencoba menggerakkan badannya, namun kristal yang mengembang akibat ledakan di belakangnya membuatnya bahkan tidak bisa berbalik.
Kini mereka terjebak dalam ruang sempit yang hanya cukup untuk dua orang berdiri berhimpitan, sama sekali tidak ada ruang kosong.
“Aku baik-baik saja.” Jawab Ji Yanran lembut, wajahnya persis menempel di dada hangat Han Sen, badannya melekat erat dengan Han Sen.
Meski Han Sen sangat menyukai keintiman dengan Ji Yanran, namun kini mencari cara menyelamatkan diri lebih penting. Seluruh terowongan telah tersumbat kristal yang mengembang, mustahil keluar dari sana. Kini mereka hanya bisa berharap bahwa di balik dinding kristal masih ada ruang lain. Asal bisa menembus tembok kristal ini, masih ada harapan.
Tapi Han Sen sudah tidak memiliki senjata roh binatang yang bisa digunakan, terpaksa mengaktifkan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, mengubah kedua tangannya menjadi warna giok-es, lalu menghujamkan tinju keras ke dinding kristal yang menjadi sandaran Ji Yanran.
Dor!
Dinding kristal hanya retak membentuk kerutan halus setelah ditinju.
"Aku punya pisau belati darah suci dari Perlindungan Kedua, biar aku yang menggalinya." Kata Ji Yanran sambil memanggil belatinya, menusukkan senjata itu secara terbalik ke dinding kristal di belakangnya.
Namun pertama, ruang terlalu sempit sehingga Ji Yanran kesulitan menggerakkan lengan, pemberian tenaganya terhambat. Kedua, sebagai evolusioner baru, kemampuan fisiknya belum terlalu tinggi. Setelah beberapa kali menusuk, hanya meninggalkan bekas putih tipis di dinding kristal.
"Lebih baik aku saja." Han Sen menghentikan Yanran, lalu kembali menghantam dinding kristal dengan tinju.
Han Sen telah mencapai tingkat matang dalam Great Yin-Yang Magnetic Cannon. Dengan teknik tenaga yin, tidak sulit baginya untuk meledakkan tenaga yang kuat dalam jarak pendek.
Lengan Han Sen bergetar sangat halus sambil terus-menerus menembaki terowongan kristal dengan tinjunya. Dentuman "Dor! Dor!" bergema, dan setelah puluhan pukulan, suara kristal runtuh akhirnya terdengar. Potongan-potongan kristal mulai berjatuhan dari dinding.
Han Sen terus menghujani terowongan kristal dengan ratusan pukulan. Area yang runtuh semakin meluas hingga akhirnya terdengar ledakan dahsyat - tinjunya berhasil menembus kristal secara paksa.
"Aku tahu Yang Maha Kuasa enggan membiarkanku mati di sini." Hati Han Sen dipenuhi kegembiraan luar biasa. Ternyata ketebalan terowongan kristal ini kurang dari satu kaki.
Dengan mempercepat ayunan tinjunya, ia segera memperluas lubang tersebut hingga cukup untuk dilewati seorang manusia.
“Kamu pelan-pelan menoleh, merangkak lewat mulut gua itu.” Han Sen melirik ke dalam, terlihat sebuah aula megah, tak ada yang terlihat di dalamnya.
Lagipula jika benar ada sesuatu di dalam, gerakan sebesar itu pasti udah dari dulu bikin mereka terprovokasi.
Ji Yanran perlahan menoleh, tapi begitu melihat mulut gua itu, matanya langsung memerah. "Han Sen..." teriaknya tak tertahan.
Suara Ji Yanran ternyata mulai tersedu-sedu. Air mata berputar di rongga matanya. Cepat-cepat ia mengulurkan tangan menggenggam tangan raksasa Han Sen.
Tampak di permukaan kristal mulut gua itu menempel banyak darah yang mengerikan. Punggung tangan Han Sen sudah penuh luka menyakitkan.
Han Sen menghancurkan terowongan kristal dengan tangan kosong. Meski telah menguasai Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, hal ini tetap menjadi hal yang sangat sulit. Di pertarungan terakhir, tulang-tulangnya hampir retak, tapi Han Sen terus menggigit gigi tanpa bersuara. Ji Yanran baru menyadarinya saat ini.
Ji Yanran memegang tangan Han Sen, tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Air matanya berderai-derai jatuh.
"Tak apa, hanya luka permukaan. Tulang tidak rusak. Mari kita keluar dulu baru bicara." Han Sen tersenyum sambil mendesak Ji Yanran merangkak keluar dari mulut gua.
Kemudian Han Sen sendiri merangkak melewatinya. Pemandangan yang terlihat membuatnya terdiam di tempat.
Aula ini seluas pabrik. Bagian bawahnya kosong tanpa apa-apa, tapi di langit-langit aula, kristal-kristal merah darah melayang bak bintang darah yang bertebaran di langit, berkedip-kedip memancarkan kilau merah.
Kristal semacam ini juga tidak asing bagi Han Sen, yaitu simulasi inti kristal ras kristal.
Boom!
Baru saja kedua orang itu berdiri, ribuan simulasi inti kristal memancarkan kilau merah seperti lampu blitz, menerangi seluruh aula bagai konferensi pers.
Tiba-tiba sosok-sosok kristal darah yang identik dengan Han Sen dan Ji Yanran berjatuhan dari langit-langit, langsung menyerbu kedua orang itu tanpa ragu.
