Wang Hou gemetar hebat dalam hati, tak menyangka teknik pedang gir-nya sendiri ternyata dipaksa Han Sen untuk beralih dari menyerang ke bertahan. Dalam campuran kaget dan marah, dia tiba-tiba mundur dua langkah sambil mencengkram kristal berwarna darah di tangannya dan berkata dengan jahat: "Bapak akan membuatmu mati tanpa tempat dikuburkan."
Sambil bicara, Wang Hou menempelkan kristal berdarah itu di dahinya. Tiba-tiba kristal itu berbinar-binar, memancarkan cahaya merah darah yang aneh.
Seolah tertarik oleh pengalihan cahaya merah itu, kumpulan kristal kecil hijau di udara tiba-tiba bergerak seperti dikendalikan oleh kekuatan tak kasat mata, berubah menjadi gelombang manusia yang melilit ganas ke arah Han Sen.
Han Sen kaget dalam hati, siapa sangka Wang Hou benar-benar bisa memanfaatkan kristal darah untuk mengendalikan inti-inti kristal.
Bahkan Han Sen sendiri tidak tahu mengapa sebelumnya kristal-kristal kecil tidak mendekati dia dan Ji Yanran. Sekarang pun dia tidak tahu metode khusus apa yang harus digunakan untuk menahan. Sekejap mata, genangan besar kristal hijau kecil telah menyelimuti langit dan bumi, melilit hingga ke hadapannya.
Creek! Creek!
Tiba-tiba, satu suara panggilan yang tidak terlalu nyaring terdengar dari kantong Han Sen. Kristal-kristal hijau kecil yang melilit ke arahnya itu tiba-tiba berhenti sejenak, seolah waktu membeku. Seluruh kristal hijau kecil itu tidak bergerak sama sekali.
Hanya bertahan sekejap waktu, kristal-kristal hijau itu malah bergerak lagi. Tapi kali ini bukan menuju Han Sen, melainkan jutaan kristal hijau kecil berbalik arah dan melilit ke arah Wang Hou yang sedang memegang blood crystal.
Ekspresi Wang Hou berubah memilukan. Dengan mati-matian dia mendesak blood crystal, tapi sama sekali tidak ada gunanya. Kristal-kristal hijau kecil itu sama sekali tidak bisa dikendalikan olehnya maupun blood crystal. Dalam sekejap, raganya sudah tertutup rapat oleh kristal-kristal itu.
“Aduh！” Wang Hou mengeluarkan jeritan memilukan yang mengerikan, terjatuh ke tanah sambil berguling-guling. Tapi baru berguling dua kali sudah tak bisa bergerak lagi. Kemudian terlihat darah Wang Hou disedot habis dalam sekejap, seluruh raganya mengerut menyusut menjadi gumpalan. Mati tanpa bisa lebih mati lagi, matanya membelalak penuh keengganan dan ketakutan.
“Creek! Creek!” Dari kantong Han Sen kembali terdengar suara mirip serangga.
Jutaan kristal hijau kecil seakan mendengar perintah, berputar spiral terbang ke langit membentuk pilar kristal yang mengerikan namun cantik, kembali menuju ke dalam sarang induk.
Han Sen dan Ji Yanran sama-sama tertegun seperti patung. Han Sen buru-buru membuka kantongnya mengeluarkan kumbang tanduk tunggal berwarna hijau zamrud yang sebelumnya tersimpan di dalamnya.
Kumbang tanduk masih dengan bodohnya tiarap di telapak tangan Han Sen, terlihat malas dan tidak banyak bergerak. Tapi sekarang Han Sen dan Ji Yanran memandanginya dengan penuh kekaguman.
Tidak diragukan lagi, aksi kristal hijau kecil yang melepaskan kendali Wang Hou malah menghisap darahnya sampai kering, pasti ulah kumbang tanduk ini.
Fakta bahwa kristal-kristal hijau itu tidak menyerang mereka berdua sebelumnya, tentu juga berkat jasa besar makhluk kecil ini.
"Apa sebenarnya barang ini?" Han Sen bertanya takjub sambil menatap kumbang di telapak tangannya.
Ji Yanran hanya menggeleng. Dia juga tidak pernah mendengar ada makhluk dalam ras kristal yang bisa mengendalikan inti kristal - kemampuan yang seharusnya hanya dimiliki kristal murni berwujud asli, bukan makhluk hidup dengan bentuk biologis seperti ini.
Tapi jika kumbang ini bukan bagian dari ras kristal, bagaimana mungkin ia bisa menguasai inti-inti kristal itu?
Han Sen dengan hati-hati mengembalikan kumbang tanduk tunggal ke dalam kantongnya. Bagaimanapun juga, Han Sen merasa telah menghasilkan keuntungan. Dengan membawa kumbang ini ke depannya, memasuki reruntuhan bangsa kristal akan jauh lebih aman.
Setelah menyimpan kumbang tanduk tunggal, Han Sen berjalan mendekati mayat Wang Hou. Ia membungkuk dan mengambil kristal darah itu.
Saat kristal darah berada di tangannya, respons liontin kucing darah sembilan nyawa semakin intens. Namun ketika Han Sen meletakkan kristal darah bersamaan dengan liontin tersebut, tidak ada fenomena khusus yang terjadi pada kucing darah itu.
"Pasti kristal darah inilah yang memicu reaksi liontin kucing darah sembilan nyawa. Tapi kenapa liontin ini bereaksi?" Setelah berpikir sejenak, Han Sen meniru gaya Wang Hou dengan menempelkannya ke dahinya.
Seketika, Han Sen merasakan aliran hangat memasuki otaknya, mirip saat menggunakan kristal otak namun dengan perbedaan. Tidak ada sensasi arus listrik yang kuat, hanya tetesan hangat yang meresap ke otak, membuat kepalanya terasa agak panas.
"Aneh! Bagaimana Wang Hou memanfaatkan kristal darah ini untuk mengendalikan inti kristal?" Han Sen tidak menemukan metode khusus untuk mengontrol inti kristal menggunakan kristal darah.
Saat kebingungan Han Sen memuncak, tiba-tiba ia menyadari kristal darah di tangannya mulai meleleh. Dengan panik ia berusaha melepaskannya dari dahi, namun kristal itu telah berubah menjadi cairan berwarna darah yang licin dan tak tergenggam.
Dalam sekejap, cairan kristal berdarah itu sepenuhnya meresap ke otak Han Sen. Suhu kepalanya semakin meningkat, hingga uap air putih mulai mengepul dari rambutnya.
Tapi panas seperti ini justru tidak membuat Han Sen merasa tidak nyaman. Sebaliknya, otaknya terasa lebih jernih dari sebelumnya, bahkan lebih baik efeknya dibanding setelah menggunakan kristal otak.
Perlahan-lahan, panas membara di otaknya mereda dan kembali ke kondisi normal. Han Sen hanya merasakan peningkatan kejernihan pikiran tanpa perubahan signifikan lainnya.
Setelah kristal darah terserap, Kucing Darah Sembilan Nyawa pun berhenti memanas dan kembali menjadi liontin kristal biasa.
"Kamu tidak apa-apa?" Ji Yanran meraba dahi Han Sen dengan wajah khawatir.
"Tidak. Barang ini mirip dengan kristal otak. Bagaimana sebenarnya Wang Hou menggunakannya untuk mengendalikan nukleus kristal itu?" gumam Han Sen penuh kebingungan.
"Li Mingtang dan Wang Hou sudah mati. Kebenaran sepertinya ikut terkubur bersama mereka," ucap Ji Yanran sambil menatap mayat keduanya.
Dua orang yang bisa disebut sebagai elit guild Alliance, mati tanpa alasan jelas di reruntuhan keluarga kerajaan kristal ini.
Han Sen mengiyakan, tapi dalam hati tak sepakat. Tangannya menyisir peninggalan di tubuh Li Mingtang dan Wang Hou. Di dalam tas kartu Wang Hou, matanya kembali menangkap kartu akses bergambar Kucing Darah Sembilan Nyawa.
Di luar dugaan Han Sen, pada tubuh Li Mingtang tak ditemukan kartu serupa.
Setelah memeriksa barang-barang lain tanpa menemukan sesuatu yang bernilai, Han Sen mengembalikan semuanya. Pandangannya menyapu lorong kastil, tapi tak melangkah masuk.
"Dengan kumbang tanduk tunggal ini, kita seharusnya bisa keluar dengan aman dari reruntuhan Raja Kristal sambil mencari anggota lain yang tersesat." Genggaman Han Sen menarik Ji Yanran mundur, tanpa niat menjarah gudang inti kristal di dalam kastil.
Utamanya karena meski Han Sen menjarah sebanyak apapun, begitu dia kembali ke Kapal Sang Dewi Penghiba dan menjalani pemindaian, intikristal pasti akan disita. Membawa pulang banyak-banyak pun percuma, semuanya milik Alliance. Lebih baik tidak mengambil sama sekali.
Kini yang paling dikhawatirkan Han Sen adalah apakah kumbang tanduk ini akan terdeteksi dalam pemindaian.
Dengan membawa kumbang tanduk di tubuh, terbukti intikristal-intikristal itu memang takut mendekati mereka. Bahkan Penjaga Kubus Sihir, Inti Kristal Simulasi, dan Inti Kristal Parasit sekalipun, begitu jaraknya terlalu dekat dengan kumbang tanduk, akan langsung berhenti diam tanpa berani menyerang secara aktif.
Meski Han Sen dan Ji Yanran tidak terlalu hafal jalan, keberadaan kumbang tanduk di tubuh mereka menghilangkan semua bahaya di reruntuhan Raja Kristal ini.
Setelah berputar-putar hampir seharian penuh, kedua orang ini akhirnya bertemu dengan ekspedisi lain di reruntuhan Raja Kristal. Mereka segera menemukan Chen Shoushan, dan setelah seluruh tim berkumpul, berkat analisa seorang Professor, mereka berhasil menemukan kembali pintu masuk yang digunakan saat datang.
Mereka tidak lagi menemukan simulasi inti kristal setelah keluar, dan akhirnya kembali dengan lancar ke Kapal Sang Dewi Penghiba.
Dua inti kristal yang dibawa Han Sen akhirnya terdeteksi dalam pemindaian, namun Kumbang Tanduk Tunggal lolos pemeriksaan - hal ini membuatnya sangat gembira.
