Han Sen yang memang malas bergerak, setelah mendengar wanita itu mengatakan ada perlindungan manusia di sekitar sini, memilih untuk tetap diam membiarkan dirinya dibopong menuju sisi berlawanan gunung.
Wanita ini berpostur tinggi besar seperti wanita jagoan, sulit ditebak usia aslinya. Tapi perkiraanku seharusnya tidak terlalu tua. Kemampuan fisiknya terlihat biasa-besaja, mungkin belum mencapai level 30. Sepertinya dia evolusioner gen bermutasi yang belum lama masuk ke perlindungan, makanya stat fisiknya masih rendah.
Menurut penelitian statistik Alliance, 100 point gen biasa di Perlindungan Kedua kira-kira dapat meningkatkan kemampuan fisik sebesar 8-10 point; 100 point gen purba bisa menambah 15-20 point kemampuan fisik; 100 point gen bermutasi dapat meningkatkan 25-30 point; sedangkan 100 point Gen Tuhan bisa menambah 40-50 point kemampuan fisik.
Meski hanya perkiraan, data aktual tergantung situasi konkret setiap individu. Namun secara umum, perbedaannya tak akan signifikan.
Han Sen sendiri hanya perlu menggenapkan gen biasa dan gen purba untuk memperoleh sekitar 30 point kemampuan fisik. Ditambah kemampuan fisik awalnya yang 70 point, totalnya langsung bisa melampaui 100.
Orang biasa tak semudah itu mencapai angka 100. Bahkan evolusioner dengan Gen Tuhan sempurna pun awalnya hanya punya kemampuan 30. Meski gen biasa, purba, dan bermutasi semuanya lengkap, mustahil tembus 100 tanpa Gen Tuhan.
Evolusioner mutan lebih memilukan lagi. Adapun evolusioner purba di Perlindungan Kedua hanyalah umpan meriam - membunuh makhluk hidup dasar saja sulit.
Wanita ini jelas tidak memiliki latar belakang apa pun, bagi evolusioner mutan yang mengandalkan diri mereka sendiri, tingkat kesulitan untuk berjuang hampir sama beratnya dengan keadaan Han Sen saat pertama kali di Steel Armor Shelter dulu.
Banyak orang seumur hidup tidak bisa mencapai kekuatan fisik menembus angka 100, tidak berani pergi ke Perlindungan Ketiga, akhirnya mati tua di Perlindungan Kedua.
Sekalipun ada yang nekad pergi ke Perlindungan Ketiga tanpa kekuatan fisik 100, hasilnya sebagian besar tewas di luar takdir, yang bisa bertahan hidup kurang dari satu per seribu.
Pelatihan dasar yang dilakukan Han Sen dengan susah payah di Perlindungan Pertama bukan hanya untuk Perlindungan Kedua, tapi raga yang lebih kuat sangat dibutuhkan di Perlindungan Ketiga dan Keempat nanti. Kalau tidak, bahkan sekadar bertahan hidup saja hampir mustahil.
Untuk melangkah lebih tinggi dan jauh, dasar harus kokoh. Pondasi yang goyah hanya akan membuat langkah mereka semakin terhambat oleh kesulitan.
Wanita ini jelas seorang yang suka bicara, sifat aslinya sangat ceria. Sambil membopong Han Sen berjalan, dia terus mengobrol. Han Sen yang menjawab sekenanya, segera mengetahui banyak persoalan.
Perempuan ini bernama Guan Tong, tahun ini kurang satu tahun menuju tiga puluh. Tiga empat tahun lalu tiba di Perlindungan Kedua. Beruntung hokinya bagus, sampai di sebuah perlindungan yang meski tidak terlalu besar tapi dihuni sepuluh ribu orang. Hingga kini tidak mengalami risiko terlalu besar.
Tapi keluarga Guan Tong memang biasa-biasa saja. Dirinya saja bisa bertahan di Perlindungan Pertama hingga gen bermutasi penuh berevolusi sudah luar biasa. Di Perlindungan Kedua semakin sulit, hingga sekarang kemampuan fisiknya belum mencapai tiga puluh point.
Guan Tong sekarang berada di perlindungan bernama Perlindungan Bintang Roda. Pemilik perlindungan ini adalah evolusioner yang menembus angka 100 bernama Li Xinglun. Saat Guan Tong menyebut Li Xinglun, terasa sekali pujian dan kekaguman dalam nada bicaranya, membuat Han Sen penasaran sebenarnya seperti apa sosok Li Xinglun ini.
Setelah Guan Tong membopong Han Sen melintasi dua puncak gunung, akhirnya Han Sen melihat Perlindungan Bintang Roda yang disebutkan Guan Tong. Namun tayangan yang terlihat justru membuatnya terkejut.
Bukan berarti Perlindungan Bintang Roda itu megah atau spektakuler. Ukurannya hampir sama dengan Perlindungan Sang Dewi milik Han Sen. Tampaknya dulunya ini adalah perlindungan roh bangsawan.
Alasan Han Sen terkejut adalah karena area sekitar perlindungan Bintang Roda sekarang dipenuhi makhluk mutan yang memenuhi gunung dan lembah.
Di langit, gerombolan elang raksasa menjerit sambil menerjang dari udara ke dalam perlindungan. Kawanan makhluk seperti air pasang membanjiri tembok benteng. Mayat dan genangan darah telah mengubah hamparan salju di sekitar perlindungan menjadi lautan mayat dan gunungan darah.
Di antara mereka ada seekor makhluk mutan yang lebih tinggi dari tembok benteng, mengangkat tinju sebesar palu sambil menghantamkan pukulan berat demi pukulan berat ke dinding. Bata-bata tembok berhamburan pecah, meninggalkan celah besar yang hampir terbentuk.
Raungan binatang buas, teriakan kemarahan manusia, benturan darah dan api, melodi hidup dan mati - di mana-mana terlihat anggota tubuh yang terpotong. Sudah lama tak bisa dibedakan lagi apakah itu milik manusia atau makhluk mutan.
Di medan pertempuran frontal gerbang perlindungan, seorang jantan berbaju zirah salju mengayunkan pedang perunggu dengan mahirnya. Ia bertarung sengit melawan seekor kera raksasa hitam, burung monster berkepala dua berbulu perak, makhluk mutan bertanduk tunggal, dan ular naga bersisik merah. Dengan satu lawan empat, ternyata tidak ketinggalan sedikit pun, membuat Han Sen sendiri terkesima.
Keempat makhluk tersebut jelas-jelas termasuk kategori Makhluk Darah Ilahi. Kehebatan pria itu bertahan satu lawan empat sambil menahan kekuatan penyerang utama para mutan, menjadi kunci bertahannya benteng pertahanan hingga detik ini tanpa ditaklukkan.
Namun situasi saat ini tetap mengkhawatirkan. Kawanan makhluk mutan yang menyerbu bagai air pasang terus mengguncang Perlindungan Starwheel. Dua Makhluk Darah Ilahi lainnya masing-masing ditahan oleh petarung kuat di antara evolusioner. Sayangnya, serangan sisa makhluk mutan masih membuat para pejuang bertahan mengalami kerugian besar.
Semua orang paham, jika sekarang mereka teleportasi keluar, setelah makhluk mutan mendominasi perlindungan ini, mereka tidak akan bisa teleportasi masuk lagi. Kalau tidak, hanya ada jalan buntu. Jadi semua orang mati-matian melindungi tempat perlindungan. Namun menghadapi gerombolan makhluk mutan yang menyerbu seperti air pasang, tetap terlihat kewalahan, tidak tahu sampai kapan bisa bertahan.
Di belakang gerombolan makhluk mutan, terlihat seorang gadis remaja berambut perak dengan pupil keperakan, memegang tongkat kerajaan keperakan. Ia berdiri di atas kepala makhluk mutan raksasa mirip naga-ular, memandang dingin segala yang terjadi.
Di sekitar gadis itu, berbagai makhluk mutan bergerombol. Mengikuti arah tongkat kerajaan di tangan sang gadis, mereka melancarkan serangan sengit beruntun yang teratur ke arah tempat perlindungan.
Baik kematian makhluk mutan maupun kehancuran manusia, semuanya tidak bisa mengubah pandangan gadis itu sedikit pun.
"Roh keluarga kerajaan!" Han Sen melihat jelas sosok gadis itu, tak kuasa menahan desahan dalam hati.
Han Sen juga tidak tahu apakah hokinya bagus atau buruk. Baru saja menemukan perlindungan tempat manusia berkumpul, ternyata sedang diserang oleh roh keluarga kerajaan. Itu pun roh keluarga kerajaan yang setidaknya mengendalikan tujuh Makhluk Darah Ilahi. Jelas ini adalah karakter yang sangat tidak bisa diremehkan.
Dor!
Guan Tong melempar mayat Han Sen dan cerpelai hantu ke hamparan salju, lalu berlari menuju perlindungan di kaki gunung.
"Mau ke mana? Sekarang pergi sama saja bunuh diri!" teriak Han Sen pada bayangan tinggi Guan Tong yang menjauh.
"Perlindungan tidak boleh jebol! Tidak ada titik teleportasi manusia lain di sekitar sini. Kalau gagal bertahan, kita semua binasa. Aku harus membantu mempertahankan kota!" jawab Guan Tong tanpa menoleh, terus meluncur ke arah perlindungan.
Han Sen mengerutkan kening halus, sorot matanya tertuju pada roh keluarga kerajaan itu. Satu-satunya cara membatalkan bahaya di perlindungan adalah dengan membunuh roh keluarga kerajaan itu. Kalau tidak, kawanan makhluk mutan akan terus mengalir tanpa henti, dan perlindungan pasti akan jebol.
