Miao Jun yang sedang mengunyah daging di samping langsung meremang bulu seluruh tubuhnya. Ia melengkungkan punggung ke arah gunung es sambil memperlihatkan gigi tak rata, mengeluarkan suara parau yang galak.
Han Sen mengawasi ketat arah gunung es. Tak lama kemudian, seekor makhluk mirip dinosaurus bertanduk tiga melesat keluar dari balik gunung.
Tanduknya bagai pucuk perak, kulitnya seperti besi kasar. Begitu dinosaurus bertanduk itu muncul, Han Sen langsung terpana seperti menyaksikan keajaiban.
Merasa apakah otak Yi Dongmu sedang hubungan pendek, benda sebesar ini, paling sedikit beratnya puluhan ton, sialan kamu tidak akan habis memakannya dalam setahun, buat apa kamu membunuhnya?
Tapi setelah dipikir ulang, tujuan Yi Dongmu mungkin hanya ingin mencoba peruntungan mendapatkan roh binatang, dagingnya hanya bonus sampingan.
Han Sen agak frustasi, tapi dengan membagi dagingnya tidak sia-sia. Makan sendiri jelas tidak mungkin, untungnya bisa diberikan ke Malaikat Perang Suci.
Han Sen memeluk Miao Jun sambil kabur ke belakang, toh tidak perlu bertarung sendiri, bisa mendapat dua puluh persen daging untuk Malaikat Perang Suci juga lumayan.
Dinosaurus bertanduk tiga itu menerobos ke lokasi mayat makhluk mutan, tidak berhenti dan tetap menyerbu ke arah Han Sen.
Yi Dongmu yang bersembunyi di hamparan salju tiba-tiba melompat keluar dari lubang, pisau belati menusukkan ke perut dinosaurus bertanduk tiga.
Kulit dinosaurus bertanduk tiga ini jauh lebih tebal dibanding makhluk mutan sebelumnya. Pisau belati Yi Dongmu menghilang seluruhnya ke dalam, ternyata tidak ada darah yang terlihat. Yang terpotong hanyalah kulit hitam dan lemak putih, bahkan darah pun tidak mengalir keluar.
Dinosaurus itu berusaha melepaskan Yi Dongmu di bawah perutnya dengan menghentak, namun Yi Dongmu seperti cicak yang menempel erat di tubuhnya, lalu melompat ke punggungnya dan mulai menusuk-nusuk tulang belakang dinosaurus itu.
Dinosaurus itu mengamuk sambil melonjak-lonjak, berusaha melemparkan Yi Dongmu. Tapi Yi Dongmu tetap menempel seperti perekat, tak bisa dilepaskan sedikit pun.
Han Sen duduk di kejauhan sambil membelai kepala Miao Jun. Ia menyantap daging panggangnya sambil menyaksikan "pertunjukan adu dinosaurus" Yi Dongmu.
"Bagus! Untuk gerakan ini aku beri 9.9 poin!" Di saat-saat menegangkan, Han Sen bahkan tak tahan bertepuk tangan sorak.
"Aduh kesalnya!" Kulit dinosaurus bertanduk tiga ini benar-benar terlalu keras dan tebal. Meski dia menunggangi dan menusuk berkali-kali, hanya sedikit darah yang mengalir keluar.
Sementara dinosaurus itu seolah memiliki tenaga tak terbatas. Badannya melonjak dan memutar-mutar, beberapa kali hampir berhasil melemparkan Yi Dongmu. Terpaksa kedua tangannya memeluk erat tubuh dinosaurus, sama sekali tak ada kesempatan menggerakkan pisau belatinya.
Tapi Han Sen di seberang malah menyaksikannya seperti pertunjukan. Di bagian seru bahkan bertepuk tangan memberi semangat, membuat Yi Dongmu frustasi ingin memuntahkan darah.
"Cepat bantu!" Yi Dongmu sudah limbung, berteriak kencang ke arah Han Sen.
"Tidak boleh. Kita sudah janji: kau beri dua puluh persen daging, aku hanya bantu memancing Makhluk Darah Ilahi ini keluar. Urusan lain bukan tanggung jawabku." Han Sen menggelengkan kepala.
"Kalau makhluk mutan ini kabur, kau takkan dapat setitik daging pun!" Yi Dongmu kembali berteriak.
“Mau aku yang serang juga tidak apa, tapi kalau begitu pembagian daging tidak bisa seperti ini. Aku harus dapat 60% daging. 20% sebagai imbalan karena aku memancingnya keluar, dan 40% sisanya adalah bagianku karena kita bekerja sama membunuhnya.” Han Sen menghitung sambil menjentikkan jari-jarinya.
“60% ya 60%, bantu aku bunuh dia, 60% daging untukmu.” Yi Dongmu tidak punya mood untuk berdebat, tujuan utamanya adalah mencoba memperoleh roh binatang, daging hanyalah bonus.
“Baik, sepakat.” Barulah Han Sen berdiri, memanggil senjata cakar hantu, perlahan mendekati dinosaurus bertanduk tiga.
“Bantu alihkan perhatiannya dari samping...” Yi Dongmu buru-buru berkata melihat Han Sen mendekat.
Tapi Han Sen mengabaikannya, langsung menghadapi frontal dinosaurus itu.
Dinosaurus bertanduk tiga menemukan Han Sen, mata merah mengerikannya menyala saat menerjang gila ke arah Han Sen, persis seperti lokomotif yang meluncur dengan kecepatan penuh, terlihat sangat menakutkan.
Han Sen masih berjalan santai menuju dinosaurus itu. Saat hampir bertabrakan dengan monster mengerikan itu, tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke belakang.
Dinosaurus itu menerobos melewati Han Sen, tetapi Han Sen tepat berbaring di celah antara kaki-kakinya. Dinosaurus itu melintas lurus, namun tidak berhasil melukai Han Sen separuh pun.
Han Sen menepuk-nepuk serpihan salju di bajunya lalu bangkit dari tanah. Sementara dinosaurus itu mengeluarkan jerit keras, darah mengalir deras dari perutnya, goyah beberapa langkah sebelum akhirnya tumbang dengan suara plung di tanah, meronta-ronta tapi tak mampu bangkit lagi.
"Yi Dongmu melompat turun dari punggung dinosaurus bertanduk tiga, mengamati dengan seksama makhluk yang meronta-ronta di tanah. Tiga luka tembus memanjang di perutnya jelas merupakan bekas serangan Han Sen saat berpapasan dengannya tadi."
"Matanya tak lepas mengawasi Han Sen. Tak disangka, orang asing yang ditemuinya secara kebetulan ini ternyata seorang jagoan selevel ini."
"Semua jagoan di dataran es sudah ia kenal. Awalnya ia tak terlalu mempedulikan Han Sen. Tapi serangan satu kali itu membuat Yi Dongmu terkesima."
"Kalau tidak segera bertindak, dia akan mati," Han Sen mengingatkan Yi Dongmu.
"Han Sen selalu menepati janji. Karena sudah berjanji membantu Yi Dongmu membunuh makhluk darah ilahi ini, ia cukup mengambil 60% daging yang menjadi haknya tanpa berniat merebut roh binatang yang belum tentu ada."
Yi Dongmu, tanpa bicara sama sekali, menusukkan pisaunya ke rahang bawah dinosaurus bertanduk tiga. Butuh beberapa tusukan berturut-turut baru akhirnya mengakhiri nyawanya.
Entah apakah Yi Dongmu mendapatkan roh binatang atau tidak. Tapi setelah membunuh dinosaurus itu, ekspresinya tetap datar. Ia langsung menghampiri Han Sen sambil mengawasinya: "Kamu kuat."
"Biasa saja. Baru saja menembus angka 100," jawab Han Sen sembarangan.
"Aku masih tahu beberapa lokasi Makhluk Darah Ilahi yang hidup menyendiri. Bagaimana kalau kita lanjutkan kerja sama?" ujar Yi Dongmu dengan keseriusan.
"Boleh. Tapi untuk kerja sama berkelanjutan, sistem pembagiannya tak bisa seperti ini," jawab Han Sen sambil tersenyum.
"Daging 50-50. Roh binatang tergantung hoki masing-masing." Pernyataan Yi Dongmu ini sama saja mengakui kekuatan Han Sen melebihinya. Kalau tidak, seharusnya ia berhak mendapat 10% lebih banyak sebagai penyedia informasi lokasi makhluk itu.
"Bagus." Han Sen menyetujui seketika. Mencari Makhluk Darah Ilahi sendiri membutuhkan waktu, dan kemampuan membunuhnya sendirian pun belum tentu ada.
Yi Dongmu menyediakan lokasi makhluk darah ilahi, dengan bisa mendapat separuh keuntungan. Ini tidak ada yang buruk.
"Mari kita bagi daging dan darah makhluk darah ilahi ini dulu." Han Sen menunjuk mayat dinosaurus bertanduk tiga itu.
"Ambil saja semua. Senjatamu beracun, dagingnya sudah tercemar. Aku tidak berani memakannya." Yi Dongmu berkata dengan datar.
"Kalau begitu terima kasih." Han Sen tidak akan segan-segan, memanggil Malaikat Perang Suci dan membiarkannya memakan dinosaurus itu sendiri.
"Hewan peliharaan berbentuk manusia? Tingkatan apa?" Mata Yi Dongmu membelalak memandangi Malaikat Perang Suci. Dengan statusnya pun, tidak mudah mendapatkan hewan peliharaan seperti ini.
"Darah ilahi." Han Sen menjawab sembarangan.
