Han Sen baru sadar, berburu makhluk mutan ikan di dasar air itu sangat menguntungkan.
“Harus mendapatkan Crystal Palace, ini benar-benar seperti BUG. Dengan Crystal Palace, seluruh lautan adalah wilayah kekuasaanku.” Hati Han Sen dipenuhi kegembiraan luar biasa.
Memanggil Xue Ji dan menyuruhnya berburu makhluk mutan di air dengan tombak panjang, sementara Han Sen sendiri santai menyiapkan hidangan ikan di sampingnya.
“Memakan daging ikan pisau emas, gen purba +1.”
“Xue Ji membunuh ikan todak kecil purba, mendapatkan roh binatang ikan todak kecil. Roh binatang ikan todak kecil bisa dimakan untuk mendapatkan 0 hingga 10 point gen purba secara acak.”
……
Han Sen tidak perlu melakukan apa-apa. Ia hanya santai membaca buku sementara Xue Ji membantunya berburu makhluk mutan. Putri Dewa Laut mengolah hasil buruan itu, bahkan menyuapkannya langsung ke mulutnya. Han Sen tinggal membuka mulut dan makan.
"Hidup seperti dewa! Belasan tahun sebelumnya benar-benar sia-sia. Inilah barulah berburu sesungguhnya!" gumam Han Sen takjub. Ini adalah irama peningkatan gen meski hanya berbaring.
"Kapan bisa merebut makhluk roh keluarga kerajaan berambut perak itu? Nanti hidup akan semakin puas!" Han Sen diam-diam berimajinasi.
Di dasar danau terdapat beragam makhluk mutan. Beberapa sama sekali tak bisa dikenali Han Sen: kerang seukuran batu gilingan, lobster sebesar motor, serta monster laut dengan bentuk aneh.
Termasuk di antaranya banyak makhluk bermutasi, namun karena Crystal Palace tidak bisa bergerak, hanya bisa menunggu mereka mendekat, baru bisa memasukkan dan memburu mereka. Kalau benar-benar masuk ke dalam air, bahkan Han Sen pun bukan lawan mereka, apalagi Xue Ji.
Ini semakin menguatkan tekad Han Sen untuk mendapatkan Crystal Palace. Jika Crystal Palace bisa bergerak bebas, bukankah dia bisa membunuh sesuka hatinya?
Tapi meski begitu, hasil perburuan Han Sen tetap mencengangkan. Hanya dalam 10-20 hari, gen purba-nya sudah terisi penuh, sementara gen bermutasi sudah mencapai 17 poin.
Selain pertumbuhan gen points, juga memperoleh belasan roh hewan purba dan satu roh hewan bermutasi. Keuntungan dalam belasan hari ini jauh lebih baik daripada saat Han Sen kabur-kaburan sembarangan.
Satu-satunya penyesalan adalah gagal memburu Makhluk Darah Ilahi. Sepertinya di area danau beku ini hanya ada naga bersisik perak itu yang termasuk kategori ilahi, selain itu hanya ada kepiting emas.
"Dalam 10-20 hari ini, Xue Ji telah memburu banyak makhluk purba. Han Sen yang sendirian tidak bisa menghabiskan semuanya, jadi ditumpuk di samping. Awalnya berencana mencari cara untuk menjualnya nanti."
"Siapa sangka kepiting emas itu ternyata setiap hari datang menjepit dan mengambil sebagian, seolah menjadikan area Han Sen sebagai kebun dapur mereka."
"Kepiting sialan, hari ini kita akan menyelesaikan perhitungan!" Han Sen sudah menahan diri berhari-hari. Kini dengan kemampuan fisik yang mungkin tak kalah, dia berniat mencoba mengalahkannya dan merebut kembali Crystal Palace.
Seperti biasa, kepiting emas kembali mencuri daging makhluk mutan. Saat makhluk itu berbalik hendak pergi, senjata cakar Han Sen menghantam keras di bagian atas cangkang punggungnya.
Kepiting Emas langsung menyadari, menjatuhkan dua ikan besar yang dijepit capitnya, delapan kakinya mengayun lalu berbalik menghadapi Han Sen, capitnya menjepit Senjata Cakar Hantu milik Han Sen.
Dang!
Capit kepiting dan Senjata Cakar Hantu bertabrakan, ternyata mengeluarkan dentang logam. Han Sen mundur tiga langkah baru berhasil menstabilkan diri, sementara Kepiting Emas tergelincir satu meter ke belakang. Serangan ini pantas disebut Seimbang dan Setara.
Melihat tenaganya sudah tidak kalah dari Kepiting Emas, Han Sen berseri-seri dalam hati. Tanpa basa-basi ia kembali mengayunkan Senjata Cakar Hantu dan menerjang ke depan.
Namun kali ini Han Sen tidak bertarung habis-habisan, melainkan menggunakan strategi pergerakan untuk bertahan dalam duel melawan Kepiting Emas.
Tak lama kemudian, Han Sen sudah menemukan kesempatan. Senjata cakar hantunya menghantam keras cangkangnya, namun hanya meninggalkan tiga bekas tipis di cangkang emas itu, tidak bisa membelahnya.
"Keras sekali!" Setelah setengah jam lebih bertarung dengan kepiting emas, meski sudah berkali-kali menghantam, Han Sen hanya bisa meninggalkan satu bekas tipis di tubuhnya. Fondasi utama tidak bisa benar-benar melukainya.
Han Sen akhirnya menyimpan senjata cakarnya. Dengan langsung menggunakan tenaga tinju, dia bertarung sambil menyelipkan tenaga yin yang meledak saat mengenai tubuh kepiting emas.
Tapi tenaga yin Han Sen hanya bisa menembus 3-4 inci. Jika bagian yang dipukul tidak tepat, tak sulit melukai kepiting emas. Fungsinya tidak terlalu berarti.
Dor!
Han Sen menemukan kesempatan, satu tinju menghantam kepala Kepiting Emas. Namun kepiting itu seperti mabuk, limbung terhuyung-huyung ke samping seolah hampir terjatuh.
Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, menerjang ke depan dan menghantam bagian kepala kepiting itu dengan keras.
Kepiting Emas tampak pening akibat pukulan itu. Capitnya mengayun tak terarah, tak lagi sekuat awal pertempuran.
Serangkaian pukulan Han Sen mendarat di kepala kepiting. Tenaga yin meresap masuk, membuat kepiting itu pusing tujuh keliling hingga akhirnya terjatuh "plung!" ke tanah.
Kedua tinju Han Sen menghujani cangkang kepiting secara drastis. Gelombang tenaga yin menyusup ke dalam tengkoraknya, membuat reptil itu perlahan tak bergerak di tanah.
“Membunuh Raja Capit Emas Darah Suci, memperoleh roh binatang Raja Capit Darah Suci. Memakan dagingnya dapat secara acak mendapatkan 0 hingga 10 point Gen Tuhan.”
Akhirnya mendengar suara pembunuhan, Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia segera memeriksa jenis roh binatang apa yang dimiliki Raja Capit Emas ini.
Raja Capit Emas Darah Suci: Tipe baju zirah.
Han Sen memusatkan konsentrasi, seketika baju zirah emas muncul menyelubungi seluruh tubuhnya. Raga jenjang dan perkasa itu dipenuhi kekuatan eksplosif.
Sekilas, baju zirah ini sangat mirip dengan baju zirah kumbang hitamnya dulu. Keduanya sama-sama baju zirah emas yang membungkus seluruh tubuh, hanya bentuknya sedikit berbeda. Helm baju zirah Raja Capit jelas-jelas memiliki desain kepiting emas.
“Akhirnya ada baju zirah darah suci yang bisa dipakai lagi. Nanti kristal hitam akan mengubah roh binatang ini menjadi roh binatang suci yang mengamuk, mungkin bahkan senjata darah suci pun sulit melukai baju zirah emas ini.” Hati Han Sen dipenuhi sukacita.
Dulu dia sudah terbiasa memiliki satu set baju zirah darah suci. Setelah tiba di Perlindungan Kedua, dia terus ingin membuatnya. Hari ini akhirnya keinginannya terkabul.
Langsung mengenakan baju zirah itu, Han Sen merangkak naik ke kapal layar kristal, berjalan dengan hati-hati menuju ruang kargo di dalam.
Melewati aula di bagian paling awal, di dalamnya penuh dengan saluran dan ruangan. Tidak ada makhluk mutan lain yang ditemui, tapi Han Sen sama sekali tidak bisa menemukan letak ruang kontrol. Akhirnya dia memanggil Putri Dewa Laut.
Putri Dewa Laut menunjukkan jalan kepada Han Sen, dan mereka segera tiba di ruang kontrol di bagian paling atas depan kapal layar kristal besar ini.
Putri Dewa Laut melihat kemudi kristal itu, berseru gembira lalu menerjang dan menggenggam kemudi tersebut.
Saat Putri Dewa Laut menggenggam kemudi kristal, Han Sen merasakan seluruh kapal layar kristal bergetar hebat, mengeluarkan suara gemeretak.
Melalui jendela kristal di depan, terlihat aliran air di luar bergelora. Layar besar di kapal kristal perlahan terkembang, seluruh kapal mulai naik pelan-pelan.
"Tuanku tercinta, ke mana engkau ingin pergi?" Putri Dewa Laut menatap Han Sen dengan wajah bersinar penuh semangat.
