Tiga layar terkembang serentak, kapal kristal mistis nan megah perlahan muncul dari dasar danau, mengapung secara ajaib di dalam air dengan pemandangan yang luar biasa sulit dipahami.
"Gadis remaja, majulah menuju lautan!" Jantung Han Sen berdebar kencang. Kapal kristal ini jauh lebih hebat dari kapal selam manapun, layaknya sebuah kapal perang antariksa di bawah air.
“Tuan, mau melayang ke permukaan air?” Putri Dewa Laut bertanya.
“Jangan, langsung berjalan di dasar laut saja.” Han Sen tentu tidak akan membiarkan kapal kristal naik ke atas untuk mencari masalah.
“Baik, Tuan.” Putri Dewa Laut mengiyakan, lalu memutar kemudi di tangannya. Kapal kristal raksasa segera menyusuri jalur laut yang menghubungkan dasar danau dengan lautan, bergerak menuju arah laut.
Pemandangan dasar laut benar-benar sulit dipahami. Han Sen melihat Area Kerang Laut yang membentang seperti rangkaian gunung kecil sepanjang ratusan li.
Karang beraneka warna, gerombolan ikan laut bermain-main dalam air laut yang jumlahnya mencapai jutaan. Monster bawah air sebesar naga berkeliaran di laut, membuat siapa pun yang melihatnya merinding ketakutan.
Untunglah Istana Kristal memiliki karakteristik tak dapat dihancurkan. Kalau tidak, tabrakan beberapa kali dari monster laut mengerikan itu mungkin sudah menghancurkannya di dasar laut.
Dor! Dor!
Seekor kura-kura laut berkepala dua sebesar gunung kecil menghantam Crystal Palace beberapa kali dengan keras, lalu berenang pergi dengan santai.
Begitu banyaknya makhluk aneh di laut yang melampaui imajinasi Han Sen. Tapi dia juga tidak tahu tingkatan apa sebenarnya makhluk-makhluk itu, tidak baik sembarangan menghentikan kapal untuk berburu. Selain itu Han Sen juga ingin melihat apa sebenarnya yang ada di wilayah laut ini.
Berbagai makhluk laut aneh yang belum pernah dilihat berkeliaran di laut. Dari kejauhan terlihat seperti ada sungai merah mengalir di dasar laut, tapi ketika didekati ternyata itu adalah kumpulan udang cangkang merah yang jumlahnya tak terkira - masing-masing sebesar motor, bergerak-gerak di antara rumput laut dasar laut. Pandangan sekilas tak mampu melihat batasnya, benar-benar tak terhitung jumlahnya.
Han Sen benar-benar tergoda melihatnya, dia menghentikan sementara Crystal Palace dan tidak mengaktifkan fungsi penghindaran air. Hanya membuka saluran mirip kolam renang di bawah kapal, mengamati udang-udang merah yang berenang di bawah. Saat seekor udang merah melintas, dia menghantam kepala udang itu dengan pukulan berisi tenaga yin yang langsung menembus, seketika membunuh udang tersebut.
"Membunuh makhluk purba Udang Api-Armor, tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya dapat memberikan 0 hingga 10 point gen purba secara acak."
Udang api itu ditarik ke atas. Setelah cangkangnya dikupas, terlihat daging putih transparan seperti agar-agar. Dipotong tipis-tipis dan dicelupkan sedikit saus, rasanya manis-gurih meleleh di lidah, kelezatan yang tak terucapkan.
"Dengan perbendaharaan besar seperti ini, apa perlu khawatir kekurangan sumber daya?" Hati Han Sen dipenuhi sukacita. Dia memerintahkan Putri Dewa Laut untuk terus mengemudikan Crystal Palace menyusuri dasar laut.
Makhluk mutan di laut jauh lebih banyak daripada di darat, sulit dibayangkan, banyak jenis makhluk mutan yang bahkan belum pernah didengar oleh Han Sen.
Manusia belum memiliki kemampuan untuk berburu makhluk mutan di laut, kali ini Han Sen mungkin menjadi manusia pertama yang berburu makhluk mutan di kedalaman samudera.
Tapi karena kebanyakan makhluk mutan laut berukuran besar, Han Sen tidak sengaja memburu mereka. Perjalanan ini terutama untuk survei sumber daya di wilayah laut sekitar. Jika menemukan makhluk mutan yang cocok akan diburu, jika tidak, tidak perlu terburu-buru.
Kecepatan kapal kristal di air sangat tinggi, hanya dalam lima enam hari sudah keluar dari area Laut Es. Suhu air laut perlahan menghangat, terjadi perubahan pada makhluk-makhluk mutan.
Dari kejauhan terlihat bola-bola biru bercahaya di dasar laut, saat didekati ternyata adalah kawanan ubur-ubur raksasa yang bergerak naik turun di dalam air.
Ikan laut berwarna-warni bergerombolan berkeliaran, disertai kerang-kerangan yang tak henti membuka dan menutup di dasar laut. Han Sen melihat dari kejauhan seekor kerang raksasa seukuran mangkuk laut yang di dalamnya tumbuh beberapa mutiara berkilauan perak, membuat hatinya berdegup kencang.
Setelah kabur dari Crystal Palace, Han Sen mencoba merebut mutiara tersebut. Namun kerang itu tiba-tiba menutup dengan cepat, hampir menjepit telapak tangannya.
Untung Han Sen cepat bereaksi. Ia menarik kembali tangannya lalu menggendong kerang yang telah tertutup itu, berenang kembali ke kapal Crystal Palace.
Meletakkan kerang sebesar mangkuk laut di atas podium kristal, ia langsung menghantam dengan tenaga yin. Seketika di otaknya terdengar suara sistem: "Pemburuan berhasil."
"Membunuh Kerang Mutasi Tibet, tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya bisa mendapatkan 0 hingga 10 point gen bermutasi secara acak."
Han Sen diliputi kegembiraan, tak menyangka ini ternyata makhluk bermutasi. Daging dalam cangkang ini jumlahnya tak banyak, sekali makan mungkin bisa terselesaikan, setidaknya bisa menyerap tujuh atau delapan point gen bermutasi.
Setelah membuka cangkangnya, diambilnya beberapa mutiara sebesar bola naga. Total tiga butir, masing-masing bulat sempurna dengan kilau memancar, sulit ditemui sekalipun di Alliance.
"Barang ini mestinya tergolong benda suci?" gumam Han Sen dalam hati. Ia masih ragu apakah mutiara ini layak disebut benda suci.
Menyelam lagi ke dasar laut untuk mengangkut lebih banyak kerang. Tapi setelah dibunuh, kebanyakan hanya level purba. Hanya kerang yang mengandung mutiara perak itulah yang termasuk tingkat mutasi.
Mengingat populasi kerang di sini mencapai puluhan ribu, Han Sen hanya mengambil belasan ekor untuk konsumsi pribadi, lalu memerintahkan Crystal Palace melanjutkan pelayaran.
Setelah beberapa hari berlayar di dasar laut dan memakan banyak makhluk mutan laut, gen bermutasi Han Sen bertambah lebih dari 10 point, mencapai total 33 point.
Pada suatu hari, terlihat di kejauhan sebuah "kota" raksasa berdiri megah di laut dalam, bagaikan monster mengerikan yang merangkak di dasar samudera.
"Perlindungan bawah laut!" Han Sen hanya melirik sekilas lalu memerintahkan kapal Crystal Palace untuk mengubah haluan, tidak berani mendekati tempat perlindungan itu.
Dari skala perlindungan tersebut, setidaknya itu adalah Perlindungan Keluarga Kerajaan. Dengan kemampuan tempur sendirian di tengah lautan, mustahil baginya untuk menggempur markas bangsawan kerajaan di laut.
Karena perlindungan bawah laut yang tiada henti itu menghalangi jalur Crystal Palace, Han Sen terpaksa mencoba berlayar menyusuri sisi samping. Tak lama kemudian, air laut semakin dangkal - ternyata mereka hampir sampai di tepian.
Han Sen melirik kondisi area pantai dari kejauhan, ternyata menemukan banyak manusia. Di tepi pantai terdapat bangunan seperti kastil kuno yang diduga merupakan perlindungan manusia, membuat hatinya berdebar-debar bahagia.
Wilayah dataran es sebelumnya dikelilingi laut dengan Perlindungan Keluarga Kerajaan sebagai pembatas, memutus hubungan dengan dunia luar. Kini Crystal Palace bisa muncul langsung dari dasar laut, membuka jalur perdagangan potensial. Dengan pemanfaatan tepat, menghasilkan uang bukan hal sulit.
Memerintahkan Crystal Palace tetap di dasar laut, Han Sen mengendarai Ikan Perak menyusup ke permukaan. Dengan hati-hati ia mendekati daratan, bersiap mencari informasi tentang lokasi ini.
Namun saat mendekati pantai, situasi tak sesuai ekspektasinya. Kerumunan manusia di tepi laut ternyata sedang menyerang perlindungan pantai tersebut.
Di depan perlindungan itu terdapat banyak makhluk mutan mirip landak, tubuhnya dipenuhi duri yang bisa menyembur seperti panah. Legiun manusia menyerang berkali-kali namun gagal menembus hujan duri para landak, bahkan banyak yang terluka.
