"Mungkin aku akan mengecewakanmu. Aku punya permusuhan dengan Hei Shen, apa tidak merepotkan jika ikut bersama?" Han Sen tersenyum.
"Orang yang melukai Hei Shen dan merebut Raja Ikan Ular Bertulang itu adalah kamu?" Li Xinglun merespons, menatap Han Sen dengan kaget.
"Bukankah memang aku? Menurutku lebih baik tidak usah ikut. Nanti saat kalian mulai bertempur, aku akan pergi sendiri," ujar Han Sen.
"Boleh juga. Tapi kamu harus berhati-hati. Saat itu hampir semua jagoan Hei Shen akan dikerahkan. Jika Hei Shen punya niat jahat padamu, akan sulit bagimu untuk kabur. Aku bertanggung jawab menyerang bagian barat. Kamu bisa datang ke wilayahku," kata Li Xinglun setelah berpikir.
"Siapa yang menyerang gerbang utama?" tanya Han Sen.
"Hei Shen yang terkuat, gerbang utama menjadi tanggung jawabnya."
Setelah menanyakan beberapa detail lagi, Han Sen pamit pergi. Di hatinya, dia sudah bertekad untuk pergi ke area gerbang utama yang menjadi tanggung jawab Hei Shen di Perlindungan Hitam.
Tentu saja, sebelum berhasil menggempur perlindungan, Han Sen tidak akan menahan laju Hei Shen. Tapi begitu perlindungan jatuh, Han Sen tidak akan terlalu formal dengannya.
Para evolusioner manusia di dataran es untuk pertama kalinya bersatu dengan semangat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di mana-mana terlihat evolusioner yang sedang mempersiapkan dan mengirim peralatan, serta beberapa orang kuat yang bertanggung jawab atas pekerjaan pembersihan makhluk mutan di sekitarnya.
Karena keterbatasan peralatan di dataran es yang sangat parah, manusia yang telah berkembang di sini selama lebih dari seratus tahun dan mengakumulasi kemampuan melalui generasi, baru pada hari ini memiliki kemampuan untuk bertarung melawan Perlindungan Keluarga Kerajaan.
Tapi ini pun harus mengerahkan seluruh tenaga di dataran es agar mungkin berhasil. Bagaimana jika gagal, manusia pasti akan mengalami kerugian besar. Tidak ada yang berani lengah sedikit pun.
Ditambah lagi dengan aliansi tiga guild, pasti ada masalah dalam komando. Dan begitu perlindungan jatuh, apakah mereka akan bertikai sendiri karena pembagian kepentingan, tidak ada yang berani menjamin.
Han Sen juga tidak terburu-buru untuk pergi. Pergi terlalu awal tidak ada gunanya. Lebih baik menunggu hingga pertempuran pecah baru bergerak.
Seperti yang dikatakan Li Xinglun, tiga guild benar-benar melancarkan serangan gabungan ke Perlindungan Keluarga Kerajaan dua hari kemudian. Perlindungan Hitam bertanggung jawab atas posisi pintu gerbang utama.
Dari kejauhan Han Sen menyaksikan gerombolan makhluk mutan melesat keluar dari Perlindungan Keluarga Kerajaan, bertarung sengit dengan evolusioner manusia.
Hei Shen sendiri membawa belasan evolusioner manusia yang telah menembus angka 100 untuk menerobos masuk, namun segera dihadang oleh Makhluk Darah Ilahi.
Evolusioner dari dua arah lain juga terhalangi makhluk mutan. Gemuruh pertempuran manusia vs makhluk asing bergema di mana-mana. Sementara gadis remaja berambut perak roh itu hanya berdiam di menara benteng, mengawasi segalanya dengan acuh tak acuh tanpa niat turun tangan.
Han Sen hari ini akhirnya menyaksikan apa yang disebut Suasana Besar. Situasi di sisi Li Xinglun dan Kakak Feili tidak bisa dilihat jelas oleh Han Sen, namun di sisi Hei Shen selain belasan evolusioner yang menembus angka 100, ternyata ada hampir 20 makhluk darah ilahi yang menyergap dari dalam Perlindungan Keluarga Kerajaan, sepenuhnya menghalangi serangan Perlindungan Hitam.
Ini jelas belum mencakup seluruh kekuatan Perlindungan Keluarga Kerajaan. Di dua arah lain pasti masih ada lebih banyak makhluk darah ilahi yang berada di dalam perlindungan. Kekuatan markas keluarga kerajaan ini benar-benar luar biasa kuat.
"Perlindungan keluarga kerajaan sebesar ini sama sekali bukan target yang bisa dijatuhkan oleh satu orang saja." Han Sen diam-diam menjulurkan lidah. Jika bukan karena seluruh kekuatan di dataran es bersatu, mustahil bagi individu biasa untuk menyerang tempat perlindungan seperti ini kecuali memiliki kekuatan makhluk dewa super.
Ular raksasa sepanjang 100 meter, makhluk titanik menyerupai Titan, kawanan burung monster berbulu hitam yang menutupi langit, seluruh medan pertempuran dalam kekacauan total, jauh lebih menggemparkan daripada film-film spektakuler.
Bahkan tidak kalah dibandingkan perang antarbintang, adegan darah berceceran horizontal seperti ini pun tak tertandingi dalam perang antarbintang.
Bahkan Han Sen yang semula ingin mencari keuntungan, melihat suasana seperti ini darahnya berdesir panas, sangat ingin menerobos masuk dan bertempur bersama para evolusioner itu.
Kemampuan memimpin Hei Shen jauh melebihi perkiraan Han Sen. Sebagian besar evolusioner memang pernah menjalani karir militer, tidak asing dengan pertarungan regu. Serangan terhadap makhluk mutan terlihat lancar, jumlah korban jiwa sebenarnya tidak bisa disebut tinggi.
Selain itu, ada evolusioner yang relatif lemah bertugas di tim logistik. Begitu ada yang terluka, segera dikeluarkan dari medan pertempuran. Jumlah yang benar-benar tewas tidak banyak.
"Hei Shen ini benar-benar punya kemampuan, pertempuran berskala besar seperti ini bisa diarahkan dengan tenang, memang bukan wanita biasa." Han Sen diam-diam memuji dalam hati, tapi musuh tetaplah musuh, sehebat apapun dia, Han Sen tidak punya setitik pun rasa suka.
Karena selama lebih dari seratus tahun ini manusia terus ditindas oleh Perlindungan Keluarga Kerajaan ini, terus berperang melawan mereka, pemahaman terhadap kekuatan Perlindungan Keluarga Kerajaan ini sudah sangat mendalam. Tiga guild yang sudah merencanakan matang sebelum bertindak, semuanya datang dengan persiapan lengkap. Meski kekuatan Perlindungan Keluarga Kerajaan sangat kuat, tapi sudah menunjukkan tanda-tanda kelemahan, terlihat sulit bertahan lama menghadapi serangan gabungan tiga kekuatan besar.
Hanya saja gadis remaja berambut perak roh itu masih belum berniat bertindak, hanya berdiri di atas gerbang kota dengan dingin mengawasi seluruh medan pertempuran, sesekali baru menggerakkan tongkat kerajaan di tangannya untuk mengarahkan pasukan makhluk mutan bertempur.
"Jika terus seperti ini, kalau gadis perak roh itu tidak punya Makhluk Darah Ilahi lain yang membantu, Perlindungannya pasti akan ditaklukkan." Han Sen bergumam dalam hati.
Jika ini adalah tempat perlindungan bangsawan, Han Sen udah dari dulu menerobos masuk untuk merebut Batu Jiwa. Tapi ini adalah Perlindungan Keluarga Kerajaan, di dalamnya entah masih ada Makhluk Darah Ilahi lain atau tidak. Bahkan jika Han Sen nekat masuk, belum tentu bisa menemukan lokasi Batu Jiwa.
Saat Han Sen sedang bergolak dalam pikiran, tiba-tiba melihat gadis remaja berambut perak roh itu ternyata meninggalkan gerbang kota. Namun bukan bergabung ke medan pertempuran, melainkan kembali ke dalam perlindungan.
Aksi gadis remaja berambut perak roh ini membuat Han Sen membeku sejenak. Pertempuran kini telah mencapai tahap sengit, pasukan makhluk mutan sudah dalam posisi inferior. Jika kehilangan komandannya, bukankah mereka akan mengalami kekalahan telak yang lebih cepat?
Di tengah kebingungan Han Sen, tiba-tiba terlihat di medan pertempuran depan perlindungan, tanah tiba-tiba bergetar hebat. Batuan di banyak wilayah retak menganga, dari dalamnya bermunculan kumbang perak yang mengalir bagai air mata air.
Di mana pun kumbang perak itu lewat, mayat manusia maupun makhluk mutan langsung habis dikunyah, membuat kulit kepala siapa pun yang melihatnya bergidik.
Retakan di tanah semakin banyak, memuntahkan ribuan kumbang perak yang membanjiri medan perang. Kekacauan melanda saat manusia dan makhluk mutan sama-sama berlomba menyelamatkan nyawa.
Para evolusioner manusia dan makhluk mutan yang tadinya bertarung mati-matian, kini justru lari berdampingan. Sungguh sulit dipercaya bahwa beberapa detik lalu mereka masih saling bantai.
Bahkan ular raksasa sepanjang 100 meter dan monster sebesar gunung pun kabur mati-matian, seolah sangat takut pada gerombolan kumbang perak itu.
Han Sen juga merinding melihatnya. Tapi setelah pengamatan cermat, ia menyadari sebenarnya setiap kumbang perak tidak terlalu kuat - mungkin sedikit lebih hebat dari makhluk purba biasa, tapi jelas kalah dari makhluk mutan.
Tapi jumlahnya sudah terlalu banyak, dan proboscis mereka sangat tajam. Bahkan pada Makhluk Darah Ilahi pun ada titik lemah. Jika kumbang perak itu menyusup masuk, pasti sangat menyakitkan.
Tapi Han Sen tiba-tiba merasa kesempatannya sepertinya datang.
