"Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kuda laut biru itu membakar seluruh perlindungan bawah laut?" Han Sen menatap perlindungan yang menyala biru dengan ekspresi bodoh, pikirannya sama sekali tidak bisa mencerna situasi ini.
Kobaran cahaya api biru membentang puluhan kilometer, menutupi seluruh perlindungan bawah laut. Yang lebih mengerikan, ternyata tidak ada satu pun makhluk mutan atau roh yang berhasil kabur dari dalam.
Wilayah laut sekitar sunyi senyap, hanya cahaya api neraka biru yang berkibar-kibar di dasar laut, mewarnai segala sesuatu di perairan sekitar dengan nuansa biru yang menyeramkan.
Kebakaran biru di dasar laut ini hanya berlangsung kurang dari satu jam. Saat cahaya biru mulai mereda, perlindungan bawah laut itu telah berubah menjadi debu. Jika bukan karena hamparan abu-abu gelap di pasir dasar laut, Han Sen bahkan tidak bisa percaya bahwa pernah ada perlindungan bawah laut raksasa yang berdiri di sini.
Menyaksikan siluet kuda laut biru perlahan menjauh hingga menghilang dari pandangan, Han Sen baru berani mengarahkan Crystal Palace ke posisi di mana perlindungan itu pernah berdiri.
Dasar laut sepanjang puluhan kilometer terlihat seperti tanah gosong dari kejauhan. Tak ada yang tersisa, semuanya habis dilalap si jago merah.
Han Sen merinding ketakutan. Hatinya dipenuhi kengerian yang tak terbayangkan. Seberapa kuat sebenarnya kuda laut biru itu hingga bisa mengubah perlindungan sepanjang puluhan kilometer langsung menjadi debu?
“Jika Makhluk Dewa Super semua menyeramkan seperti kuda laut biru ini, meskipun empat genku sudah mencapai kesempurnaan, mungkin sama sekali bukan tandingannya. Entah apakah bisa menahan sekali semburan api birunya.” Han Sen takut kuda laut biru itu kembali, memerintahkan Putri Dewa Laut untuk mengarahkan Crystal Palace menjauh.
Setelah menjauh dari wilayah laut itu, hati Han Sen baru mulai tenang. Dia baru saja melihat dari kejauhan arah kepergian kuda laut biru di atas reruntuhan perlindungan - sebuah ngarai besar di dasar laut yang membentang seperti mulut Neraka yang terbelah. Han Sen hanya melirik sekilas, namun getaran ketakutan langsung menyergap hatinya, sama sekali tidak berani mendekat.
Kerbau penghindar air yang diburu sudah cukup untuk Han Sen makan selama satu dua bulan. Setelah menyaksikan kuda laut biru itu, minatnya untuk terus berburu pun menghilang.
“Bagaimana cara mengalahkannya kuda laut biru itu? Jika bisa mengeluarkan roh binatang, sungguh tak terbayangkan betapa mengerikannya roh itu?” Hati Han Sen membara, namun juga merasa tertekan.
Di Perlindungan Pertama, saat Han Sen membunuh Makhluk Dewa Super pertama, prosesnya sangat sulit. Baru setelah mendapatkan senjata super, dia bisa memenggalnya dengan lancar.
Makhluk Dewa Super di Perlindungan Kedua jelas lebih menyeramkan. Han Sen tak tahu apakah dengan Gen Tuhan penuh dia bisa membunuhnya. Jika tidak, satu-satunya harapan adalah teknik gen super nuklir.
Sayangnya latihan Jing Dongxuan tak bisa dipaksakan. Entah kapan gembok gen pertama bisa dibuka.
Kembali ke Alliance, Han Sen berencana masuk akademi pelatihan virtual militer untuk berlatih teknik pedang kembar. Sekarang berburu makhluk super dewa masih belum realistis, tapi Makhluk kembar roh itu adalah target yang bagus.
"Putri Dewa Laut bisa mengendalikan Crystal Palace, mungkin Makhluk kembar roh itu juga punya kemampuan khusus. Pertama-tama cari cara untuk mendapatkannya dulu, mungkin bisa membantu membunuh Makhluk Dewa Super di masa depan."
Setelah melihat kuda laut biru, Han Sen hanya ingin meningkatkan kekuatannya dengan segala cara, tidak mau melewatkan kemungkinan apapun.
Baru saja masuk ke akademi pelatihan virtual, langsung menerima undangan pertarungan dari ID Xiang Fei milik Qin Xuan. Han Sen menerima undangan itu, langsung masuk ke dalam ruangan Xiang Fei.
"Pelatih, ada waktu untuk mengajariku lagi?" Qin Xuan menatap Han Sen dengan wajah penuh harapan.
"Mengajar tidak usah, belakangan aku baru berlatih satu set teknik pedang. Temani aku berlatih." Han Sen bicara sembarangan. Dia tidak tahu itu Qin Xuan, hanya merasa kemampuan Xiang Fei ini cukup bagus, cukup untuk menemani latihan teknik pedang terbang ganda.
“Teknik pedang baru?” Mata Qin Xuan berbinar, teknik pedang baru yang dilatih jagoan seperti ini tentu membuatnya penasaran ingin tahu seperti apa sebenarnya teknik tersebut.
Han Sen memilih sepasang pedang panjang dan langsung memulai pertarungan.
Teknik pedang kembar Han Sen telah mengalami berbagai perbaikan, meski belum sempurna, tapi sudah bisa disebut sebagai teknik pedang ganda yang lengkap.
Qin Xuan menggunakan bayonet militer. Awalnya dia mengira akan menghadapi serangan pedang seperti badai, tapi hasilnya justru mengejutkan - tekanan serangan lawan meski intens, tidak terasa begitu dahsyat.
Ini membuat Qin Xuan bingung, kenapa seorang jagoan ternama justru melatih teknik pedang ganda yang tampak biasa seperti ini?
Tapi karena kesan pertama yang kuat bahwa Han Sen adalah jagoan kelas atas, Qin Xuan tidak meragukannya. Dia hanya mencoba memahami maksud di balik tindakan ini.
Tak lama kemudian, Qin Xuan menemukan letak masalah - dia mengenali teknik pedang yang digunakan Han Sen.
“Bukankah ini teknik pedang dua sekaligus? Pelatih ternyata menggunakan formasi pedang untuk dua orang sendirian, apakah dia ingin mengubah formasi pedang dua orang menjadi teknik pedang dua tangan?” Qin Xuan pernah melihat teknik pedang dua sekaligus. Setelah mengamati lebih dalam, dia segera mengenalinya, sementara hatinya dipenuhi keheranan.
Orang yang mampu mengadaptasi seni bela diri peringkat S, pastilah jagoan ternama sejati. Kalau tidak, siapa yang mau menghabiskan energi dan waktu untuk mengadaptasi seni bela diri peringkat S?
Apalagi mengubah teknik pedang dua orang menjadi teknik pedang dua tangan. Ini tidak ada artinya. Dengan waktu yang sama, lebih baik langsung mempelajari teknik pedang dua tangan peringkat S.
Hanya jagoan ternama yang sangat bosanlah yang punya waktu, energi, dan kemampuan untuk melakukan hal seperti ini.
Qin Xuan tidak berani sembrono. Dia mengerahkan segala upaya dalam pertarungan melawan Han Sen, berharap bisa memberikan bantuan untuk lawannya.
Dengan kedalaman penguasaan seni bela dirinya, Qin Xuan segera menemukan banyak celah dan masalah pada lawan. Dia melakukan serangan yang ditargetkan sebagai bentuk peringatan.
Qin Xuan menemani Han Sen berlatih bersama beberapa saat, menemukan set teknik pedang terbang ganda yang diubah menjadi teknik pedang dua tangan ini sedang terus disempurnakan oleh lawannya.
Semakin lama pertarungan berlangsung, Qin Xuan semakin merasa lawannya sungguh luar biasa. Apa pun kekurangan atau celah, asalkan dia berhasil menemukan dan menyerang pertama kali, lawan langsung menemukan metode revisi untuk kesempatan berikutnya—efisiensi yang benar-benar mencengangkan.
Qin Xuan mengira lawannya baru memulai adaptasi ini, tidak tahu bahwa Han Sen sudah mengerjakannya sekian lama. Beberapa masalah sebenarnya telah dipertimbangkan matang, hanya membutuhkan koreksi melalui pertempuran nyata.
Dengan serangan bertarget dari Qin Xuan, tingkat penyempurnaan Teknik Pedang Terbang Ganda melesat drastis.
Qin Xuan menyaksikan langsung bagaimana formasi pedang dua orang diubah menjadi teknik pedang dua tangan. Yang paling membuatnya terpana adalah kemampuan Han menggunakan dua aliran pedang berbeda secara simultan dengan kedua tangan—seolah berhadapan dengan dua musuh sekaligus.
"Pantas saja dia tidak pergi ke Kuil Suci untuk belajar teknik pedang dua tangan. Di sana mana ada jurus pedang dua tangan yang aneh seperti ini. Teknik pedang dua tangan seperti ini benar-benar terlalu ajaib." Qin Xuan semakin mengagumi Han Sen dalam hati, diam-diam berusaha menghafal jurus pedang Terbang Kembar yang direvisi Han Sen ini, ingin mencoba apakah dirinya bisa menguasainya.
