Setiap ada waktu, Yi Dongmu langsung mendatangi Han Sen untuk berlatih, berusaha menyempurnakan jurus rahasia itu hingga batas tertinggi.
Han Sen yang sudah menerima uang, tentu saja tidak bisa menolak, terpaksa menemani Yi Dongmu berlatih. Dia juga terkejut dengan daya hancur tebasan ini. Meski kemampuan persepsinya lebih tajam daripada Yi Dongmu, perlahan dia mulai kesulitan menghindari tebasan itu.
"Sayangnya, jurus rahasia seperti ini tidak bisa ditemukan di Kuil Suci. Kalau tidak, aku juga ingin mempelajarinya untuk memenggal musuh dengan leluasa," gumam Han Sen dalam hati.
Dengan menemani Yi Dongmu berlatih, Han Sen sendiri juga mendapat keuntungan. Dia harus memusatkan seluruh energi spiritualnya untuk mempersepsikan gerakan Yi Dongmu, yang semakin mengasah ketajaman persepsinya.
Jurus rahasia Yi Dongmu yang mengombinasikan kerahasiaan dan kecepatan, kini di depan Han Sen hanya menyisakan unsur kecepatan. Mustahil mengandalkan kecepatan semata untuk menyerang Han Sen.
Karena itu Han Sen tidak khawatir Yi Dongmu akan membuat masalah bagi "Koin Emas" setelah menguasai jurus ini. Sekalipun dilatih hingga sempurna, satu tebasan ini tidak mungkin bisa mengalahkannya.
Jika Han Sen tidak tahu jurusan satu tebasan ini, mungkin Yi Dongmu masih punya kesempatan saat menggunakannya tiba-tiba. Tapi sekarang Han Sen sudah terlalu akrab dengan teknik ini sampai-sampai hampir mustahil tertusuk sampai tewas.
"Malangnya Yi Dongmu, ini bukan niatku menipumu. Kamu sendiri yang memaksa mencari aku." Han Sen mengawasi Yi Dongmu yang berlatih mati-matian, raut wajahnya semakin aneh dan sulit diungkapkan.
Beberapa waktu terakhir Han Sen terus khawatir tentang pedang roh hewan darah ilahi lainnya. Beberapa makhluk darah ilahi yang mungkin mengeluarkan pedang pun tidak bisa dibunuhnya, sementara makhluk darah ilahi lain juga tidak ditemukan. Wilayah dataran es yang terbatas ini membuat Han Sen tak bisa berbuat banyak.
Bahkan jika Han Sen ingin membeli, tak ada yang mau menjual roh hewan darah ilahi. Sumber daya di sini terlalu sedikit.
Han Sen memutuskan mengendarai Crystal Palace ke area Pantai Huangshi untuk melihat situasi. Banyak perlindungan manusia di sana, mungkin ada yang bersedia menjual pedang roh hewan darah ilahi.
Han Sen berencana menukar Kesatria Banteng Neraka yang mengamuk, yakin tak ada yang akan menolak menukar pedang darah suci dengan roh hewan transformasi darah suci yang mengamuk.
Kali ini Han Sen membawa Zero dan Silver Fox kecil ke Pantai Huangshi. Manusia hampir tak bisa merasakan aura makhluk mutan dari Silver Fox kecil, mengira ini hanya hewan peliharaan biasa sehingga tidak ada risiko.
Tiba di perlindungan tepi pantai yang dulu dia bantu pertahankan, Han Sen awalnya mengira akan ada yang mendendaminya karena merebut makhluk roh. Tapi di luar dugaan, tempat yang semula dinamai Pantai Huangshi oleh manusia ini kini diubah menjadi Pantai Emas, sementara perlindungan itu malah dinamai Perlindungan Koin Emas.
"Ini pun bisa?" Hati Han Sen agak frustasi. Andai tahu orang-orang ini begitu mengagumi koin emas, dulu dia seharusnya tinggal di sini - setidaknya bisa dapat bagian daging makhluk mutan.
Berkeliling di area Pantai Emas, pemandangan sangat indah. Zero pun terlihat sangat bahagia.
Setelah memasuki Perlindungan Koin Emas, Han Sen mencari beberapa toko yang menjual roh binatang, tetapi sama sekali tidak ada roh hewan suci darah ilahi yang dijual. Akhirnya, di salah satu toko roh binatang, ia menemukan roh hewan suci darah ilahi, hanya ada satu ekor, yang dijual adalah senjata tipe peluru.
"Bos, apakah ada pedang roh hewan darah ilahi?" Han Sen tidak tahan lagi bertanya.
"Di perlindungan kecil seperti milik kami, bisa memiliki satu roh hewan suci darah ilahi saja sudah bagus." Sang bos terkekeh sambil berkata.
"Bisakah Anda memberi tahu, perlindungan mana yang menjual pedang roh hewan darah ilahi?" Han Sen bertanya lagi.
Sang bos berpikir sejenak lalu berkata: "Di bagian barat Hutan Purba ada Perlindungan Raja Iblis tingkat keluarga kerajaan. Di sana ada banyak toko roh binatang besar, roh hewan suci darah ilahi seharusnya cukup lengkap. Kalau Anda benar-benar ingin membeli, bisa coba pergi ke sana. Tapi di perjalanan harus melewati beberapa perlindungan makhluk aneh, jalannya sangat tidak aman."
Han Sen mengeluarkan sedikit uang untuk membeli peta ke Perlindungan Raja Iblis dari sang bos, berencana untuk melihat-lihat. Pedang Roh Hewan Darah Ilahi pasti harus dia dapatkan.
Karena perjalanan cukup jauh, Han Sen juga ingin memburu beberapa makhluk mutan di sepanjang jalan. Oleh karena itu, dia meminta Zero tinggal bersama Silver Fox di Perlindungan Koin Emas untuk bersenang-senang beberapa hari.
Sementara itu, Han Sen sendiri bergabung dengan sebuah pasukan menuju Perlindungan Raja Iblis.
"Saudara, tujuanmu ke Perlindungan Raja Iblis untuk apa?" Di tengah perjalanan, seorang pria paruh baya yang mengendalikan roh binatang pengangkut barang bertanya pada Han Sen.
Kafilah dagang ini memang menuju Perlindungan Raja Iblis sebagai tujuan akhir. Dengan membayar sedikit uang, Han Sen bisa ikut serta untuk menghindari jalan memutar dan mengurangi risiko bahaya.
“Konon roh binatang di sana sangat banyak, ingin melihat-lihat dan membeli beberapa.” Han Sen bicara sembarangan.
“Benar banyak roh binatang, tapi harga roh binatang level tinggi di sana bahkan lebih mahal daripada di sini...” Orang paruh baya itu cukup komunikatif, membuat Han Sen memperoleh banyak pemahaman tentang perlindungan Raja Iblis.
Yang mengejutkan Han Sen, ternyata tuan perlindungan Raja Iblis adalah orang yang dikenalnya.
Shen Tianzi, Tuan Muda Grup Xingyu yang sudah lama tidak terlihat, ternyata adalah pemilik perlindungan Raja Iblis.
Dendam antara Han Sen dan Shen Tianzi sangat dalam, namun sejak keluarga Ning menganggap Han Sen sebagai keturunan Han Jingzhi, mereka tidak lagi membuat masalah untuk Han Sen, bahkan membantu dalam beberapa hal kecil.
Han Sen tidak tahu perasaan Shen Tianzi sekarang terhadapnya, namun bagi Han Sen sendiri sudah tidak ada rasa apa-apa lagi.
Di mata Han Sen, Shen Tianzi sudah tidak layak menjadi lawannya, sehingga dia juga tidak berminat memberikan perhatian lebih.
Jika bukan karena kabar bahwa Shen Tianzi adalah tuan perlindungan Raja Iblis ini, Han Sen sudah hampir melupakan orang ini.
Sebaliknya, Ning Yue justru membuat Han Sen merasa waspada. Dia terus membiarkan naga air bersimbiosis dengan Ning Yue, berharap bisa mendeteksi rahasia keluarga Ning darinya.
Namun Ning Yue jelas telah mengetahui kemampuan naga air. Dia dengan sengaja mengendalikan perilaku dan pemikirannya, membuat laporan intelijen yang didapat Han Sen menjadi sangat terbatas.
Kebanyakan waktu, Ning Yue menyendiri dalam kesepian. Bahkan saat tidak ada urusan, dia bisa duduk berjam-jam membaca kitab suci Tao dan Buddha tanpa bergerak sedikitpun, seolah sedang berkonsentrasi penuh mempelajari ajaran spiritual tanpa menunjukkan kecemasan - membuat Han Sen gagal total mendapatkan informasi.
“Kalau Shen Tianzi punya setengah dari kehebatan Ning Yue, mungkin aku udah mati sejak di Perlindungan Baja dulu.” Han Sen tak bisa menahan perasaan haru, namun dalam hatinya kewaspadaan terhadap Ning Yue semakin bertambah.
Untungnya Ning Yue sudah di-simbiosis oleh naga air, kalau tidak Han Sen pasti merasa gelisah terus.
Han Sen masih ingat Shen Tianzi pernah bilang: "Kalau Han Sen datang terlambat, jangan katakan jadi teman, mungkin bahkan tidak layak jadi musuh." Saat itu Shen Tianzi begitu sombong. Tapi entah saat bertemu lagi, apakah Shen Tianzi akan menganggapnya sebagai musuh atau teman.
Han Sen sebenarnya penasaran, tapi tujuan utamanya tetap beli pedang. Kecuali benar-benar perlu, dia tidak mau ketemu Shen Tianzi agar tidak timbul masalah yang tidak perlu.
