Han Sen yang awalnya pusing memikirkan cara membujuk Li Xinglun dan Kakak Feili, kini malah lega karena Qi Xiuwen menawarkan diri untuk menggalang persatuan dengan mereka.
Membujuk Li Xinglun dan Kakak Feili bukan perkara mudah. Setidaknya kita harus mencari solusi untuk masalah Kumbang Perak, kalau tidak baik Li Xinglun maupun Kakak Feili pasti tidak mau menyerang Perlindungan Keluarga Kerajaan lagi.
Kembali ke Alliance, Kapal Sang Dewi Penghiba masih dalam masa perbaikan tanpa batas waktu. Han Sen mulai meragukan apakah karirnya sebagai tentara profesional masih punya kesempatan mendapat misi lagi.
Kumbang tanduk tunggal itu merangkak ke sana kemari dalam kerangkeng buatan Han Sen, tapi gerakannya sangat lamban.
Han Sen tiarap di sebelah sambil mengamati, benar-benar tak memahami apakah ini teknologi intikristal yang diciptakan ras kristal, ataukah makhluk hidup kristal.
Jika dikatakan teknologi intikristal, Han Sen tak melihat manfaat anggota lemah seperti ini. Jika disebut makhluk kristal, bagaimana mungkin peradaban berkilauan yang mereka ciptakan tidak memiliki kecerdasan tinggi.
Han Sen telah membaca banyak buku tentang ras kristal, namun tetap tak menemukan preseden kumbang tanduk tunggal.
"Masih mengamati? Sudahkah mempelajari asal-usul unsur kecil ini?" Ji Yanran masuk sambil mendekat, ikut tiarap di sebelah Han Sen dan mengawasi kumbang tanduk tunggal di atas meja.
"Tidak, sama sekali tak ada petunjuk." Han Sen menggelengkan kepala halus, lalu memandang Ji Yanran di sampingnya sambil bergurau: "Kapten Besarku Ji, hari ini bagaimana bisa ada waktu mengunjungi aku?"
“Jangan marah dong, belakangan memang agak sibuk, maaf ya, aku tahu kamu yang paling baik.” Ji Yanran mengulurkan sepasang tangan halus memijit pipi Han Lin sambil tersenyum lebar: “Kulitmu benar-benar bikin wanita iri, sebenarnya habis makan obat dewa apa sih, cepat berikan padaku juga sedikit.”
“Mana ada obat dewa.” Han Sen pasrah membentangkan kedua tangan.
“Gak percaya! Nggak minum obat, nggak pakai parfum, aroma tubuhmu dari mana asalnya? Jangan bilang jantan busuk kayak kamu punya wewangian alami.” Ji Yanran mendekatkan wajah kecilnya ke leher Han Sen, perlahan mengendus beberapa kali, langsung merasakan aroma segar samar-samar masuk ke hidungnya, membuatnya tak terkira segarnya.
Han Sen hendak berkata sesuatu, tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ji Yanran mengulurkan lidah kecilnya menjilat cepat di lehernya, sambil mencengkeram dagunya dengan genit: "Gadis cantik, cepatlah mengaku jujur, kalau tidak jangan salahkan aku yang kejam."
"Hmph! Aku pantang menyerah!" kata Han Sen dengan penuh keteguhan.
"Kalau begitu jangan salahkan aku yang tak berperasaan." Ji Yanran menggigit leher Han Sen, gigitannya merambat naik meninggalkan jejak gigi di leher dan pipinya, sebelum akhirnya bibir merahnya menutupi mulut Han Sen.
……
Dengan semangat yang menyala, Han Sen berlatih Jurus Pedang Terbang Kembar di ruang pelatihan sejenak, lalu mengakses jaringan pengawasan langit dan memasuki platform pertarungan resmi.
Sudah lama tidak login, kali ini tak ada lagi ajakan bertarung yang terus-menerus. Tampaknya mereka sudah menyerah, mengingat menunggu berbulan-bulan tanpa hasil tentu tak ada yang punya kesabaran seperti itu.
Han Sen memilih pencocokan acak, dan dengan cepat dicocokkan dengan seorang lawan.
Orang itu melihat ID Han Sen, langsung membeku. Setelah menyadari situasi, wajahnya langsung berseri-seri. Reaksi pertamanya adalah mengirim SMS grup ke teman-temannya: "Teman-teman, aku dicocokkan dengan Membunuh Koin Emas, cepat lihat!"
"Sial, benar atau tidak sih?"
"Lao Wang, jangan-jangan kamu menipuku?"
"Segera datang."
"Benarkah itu Dewa B?"
Seketika banyak orang memasuki ruangan untuk menyaksikan pertarungan. Melihat ID Han Sen, mereka langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, buru-buru mengirim info ke teman-teman mereka lagi.
"Bro, cepat ke sini lihat, Dewa B muncul lagi."
"Dewa B bertindak lagi, cepat datang!"
……
Satu menyebar ke sepuluh, sepuluh menyebar ke seratus. Dalam sekejap podium penonton sudah penuh sesak.
Han Sen awalnya mengira setelah sekian lama, dirinya bisa bertarung dengan tenang. Siapa yang tahu baru cocok satu lawan, hitungan mundur belum selesai, podium penonton sudah kembali dipadati orang.
"Hitungan mundur selesai." Han Sen dan orang itu bersama-sama masuk ke arena gulat. Begitu melihat Han Sen, orang itu langsung berkata: "Dewa B, meski aku sangat menyukai gaya pertempuranmu, tapi aku tidak akan mengalah. Aku akan mengerahkan segala upaya untuk mengalahkanmu, itu bentuk penghormatan tertinggiku padamu."
"Bagus sekali." Han Sen tersenyum kecut. Sebuah simulasi virtual saja, perlu sampai segitunya bersikap kekanak-kanakan?
Usai berkata, orang itu langsung menghujamkan tinjunya ke arah Han Sen. Kecepatan pukulannya luar biasa, disertai sensasi sprint yang intens.
"Jurus Pukulan Kecil, latihannya cukup rajin." Han Sen menggeser langkah kaki, menghindar dari serangan itu.
Jurus Pukulan Kecil adalah teknik bela diri yang mengadopsi gaya pukulan sprint dari tinju. Meski tak secepat pukulan tusuk yang ekstrem, jurus ini mengandalkan alur normal. Satu set kombinasi Jurus Pukulan Kecil yang terintegrasi biasanya membuat lawan tak bisa membalas, hanya bisa bertahan pasif.
"Haha, Dewa B kamu terjebak! Aku tidak berlatih jurus pukulan kecil, tapi jurus mekanik." Sambil berkata demikian, seluruh tubuh pria itu bergerak seketika, seolah setiap inci raganya berubah menjadi senjata mematikan. Baik tinju, tendangan, punggung, kepala, siku, panggul, pinggul, kaki, maupun lutut - semuanya menjelma menjadi senjata mengerikan yang menyerang Han Sen dengan serangan Amuk menyeluruh.
Han Sen sedikit terkejut, tak menyangka akan bertemu jagoan jurus mekanik. Meski jurus ini termasuk yang paling populer di era modern, namun karena tingkat kesulitan dan kriteria ketat terhadap kemampuan fisik serta penguasaan pengguna, tak banyak ahli sejati jurus mekanik yang benar-benar menguasainya.
Jurus mekanik berprinsip memperlakukan tubuh manusia sebagai mesin sempurna, memaksimalkan seluruh potensi performanya. Setiap bagian tubuh - tanpa terkecuali - bisa difungsikan sebagai alat tempur.
Han Sen bahkan pernah menyaksikan video dimana seorang master jurus mekanik berhasil mengalahkan lawan setingkatnya hanya dengan menggunakan helai rambutnya. Kemampuan bertarungnya benar-benar mengerikan dan di luar nalar.
Awalnya Han Sen mengira anggota dengan ID Penari ini agak sembrono, dikira akan berlatih seni bela diri yang lebih ekstrem, tak disangka malah menguasai seni bela diri mesin yang halus namun mengerikan.
Penari tak henti-hentinya melancarkan serangan dari seluruh tubuhnya, intensitas tekanan yang dihasilkan jauh melampaui aliran tinju lainnya.
Pukulan menggerakkan siku, siku menggerakkan bahu, bahu menggerakkan tubuh. Dalam jarak tempel dengan Han Sen, Penari nyaris tanpa jeda melancarkan serangan dengan gerakan tubuh yang mengerikan namun mengalir deras bak air terjun, menyisakan kesan menyedihkan.
Di bawah gempuran ganas nan mistis itu, Han Sen terpaksa terus mundur sambil tak henti menghindar dari serangan Penari.
"Luar biasa jurus mesinnya! Siapa sih Penari itu? Hebat sekali, sampai-sampai Dewa B pun tak mendapat kesempatan membalas!"
"Dia saja tidak kamu kenal? Peringkat ketiga Lomba Tinju Evolusioner Alliance terakhir! Kemampuan mesinnya benar-benar unpredictable!"
"Sekuat itu ya?"
"Bangsawan darah ilahi tak ada yang lemah. Orang yang bisa dicocokkan sistem dengan Dewa B, pasti semuanya jagoan."
Sang penari dalam hati merasa bangga. Efek seperti inilah yang dia inginkan. Jika bisa mengalahkan Dewa B, reputasinya pasti akan semakin melambung.
Tapi keinginan penari untuk membangun nama bukanlah masalah gengsi. Keluarganya pemilik gedung bela diri yang mengajarkan tinju mekanis. Penari hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan tinju mekanis dan gedung bela diri miliknya.
