Zhu Ting sebenarnya tidak takut mati keracunan, hanya saja anggota bernama Han Sen ini terlalu merendahkan.
“Saudara Zhu, tenang saja. Racun Seribu Wangimu tak terkalahkan di dunia, masih takut dengan jamur kecil itu? Jangan bilang tidak beracun, meski benar beracun pun takkan bisa mengalahkanmu sang Kaisar Racun ini.” Han Sen segera menghibur Zhu Ting.
“Itu memang benar...” Zhu Ting tersenyum bangga, tapi tiba-tiba berubah ekspresi: “Satu hal tetap satu hal. Kakak memang hebat, tapi sepuluh ribu keping pasti tidak bisa.”
“Tidak masalah, aku tambah lagi jadi dua puluh ribu... dua puluh ribu...” Han Sen tersenyum getir.
Zhu Ting langsung marah berteriak: “Lao Han, kau terlalu meremehkan tenaga ahli teknologi! Dua puluh ribu keping, bahkan kuli bangunan pun dibayar lebih dari itu. Kau... suruh... aku... Aduh... agak tidak beres... kayaknya ada yang aneh...”
“Kenapa? Racunnya kambuh? Jangan panik, aku sudah siapkan obat. Cepat makan sedikit lalu segera teleportasi keluar untuk cuci lambung!” Han Sen buru-buru mengeluarkan obat yang telah dipersiapkannya sesuai perintah Professor Sun.
Menoleh melihat Zhu Ting, matanya merah darah, wajahnya juga kemerahan, seluruh tubuhnya bernapas seperti kerbau, keringat mengucur deras di kepala dan wajahnya, dia mengawasi Han Sen dengan tatapan tajam.
"Ahem, Adik Zhu, jangan lihat aku seperti ini. Kupikir Racun Seribu Wangi-mu kebal, sedikit racun pasti bisa ditahan, siapa sangka..." Sebelum Han Sen selesai bicara, Zhu Ting merobek bajunya dengan kedua tangan hingga compang-camping, memperlihatkan tubuh berotot dengan delapan abs yang mencolok.
"Sial, mau apa kau?!" Han Seri menahan Zhu Ting yang menerjang.
Zhu Ting dengan mata merah darah terus menerjang, tangan-tangannya merobek baju Han Sen, mulutnya berusaha mencium wajahnya seperti Teddy birahi.
"Aku mau... Aku mau..." rintih Zhu Ting.
"Sial, jamur merah menyala itu ternyata obat perangsang ya?" Han Sen mendorong Zhu Ting keluar, langsung kabur sambil mengunci pintu dari luar.
"Dor! Dor!..." Suara hantaman Zhu Ting pada Pintu Batu bergema keras dari dalam.
"Tahan dulu, Zhu. Aku akan cari wanita untukmu." Han Sen bersyukur tembok perlindungan ini terbuat dari batu super keras yang tak mungkin ditembus Zhu Ting.
"Aku tidak tahan lagi..." teriak Zhu Ting histeris dari balik pintu.
"Coba atasi sendiri dulu pakai tangan! Aku buru-buru cari wanita!" Setelah mengunci gembok, Han Sen berlari mencari bantuan.
Setelah berputar di area Perlindungan Hitam, akhirnya ditemukannya beberapa wanita yang terpaksa menukar raga dengan daging makhluk aneh demi bertahan hidup. Tanpa jeda, ia segera membawa mereka kembali.
“Saudara Zhu, wanita yang kujanjikan sudah kubawa...” Han Sen mendorong pintu, namun melihat Zhu Ting membalut tubuhnya dengan beberapa helai kain lapuk, terlihat seperti istri muda yang tersinggung merapat di sudut ranjang. Di lantai sampingnya berserakan tisu toilet bekas.
“Han Sen... Apa kau masih manusia? Berani-beraninya memberiku obat perangsang...” Zhu Ting mengaum marah sambil menerjang Han Sen, kedua tangannya mencekik leher Han Sen.
Han Sigera menghindar: “Lao Zhu, bukankah aku sudah membawakanmu wanita? Tapi siapa sangka kau bisa secepat ini...”
“Cepat apanya? Kau menghilang hampir dua jam! Aku sampai hampir berdarah... Lagipula... Wanita macam apa ini... Minimal beratnya 200 kilo!” Zhu Ting membentak sambil bertarung mati-matian dengan Han Sen.
“Wanita berisi justru lebih nikmat... Kau tak mengerti selera...”
Setelah menunggu amarah Zhu Ting reda, Han Sen baru berani mendekati mereka dan bertanya: “Lao Zhu, selain efek itu, adakah kemampuan khusus lain yang kau dapat?”
Zhu Ting malah menjulurkan tangannya ke hadapan Han Sen: "Serahkan!"
"Ada, ada, ada." Han Sen cepat-cepat mengeluarkan beberapa lembar uang sepuluh ribu yuan dan menyodokkannya ke tangan Zhu Ting sambil berkata pilu: "Awalnya sepakat dua puluh ribu, tapi karena aku baik hati, tambah lagi tiga puluh ribu untuk biaya nutrisi. Lagipula uang PSK itu juga dariku, tak kutagih padamu."
Begitu disebutkan soal wanita itu, wajah Zhu Ting langsung menghitam lagi. Dihujamkannya uang itu ke tubuh Han Sen: "Hanya orang bodoh yang mau recehan puluhan ribu ini! Obat, obat apa yang kau beri tadi? Kasih lagi!"
"Ngapain lagi?" Han Sen membelalakkan matanya memandangi Zhu Ting.
"Urus saja! Harusnya kau ganti rugi aku!" teriak Zhu Ting.
"Han Sen mengeluarkan potongan terakhir jamur merah menyala. Zhu Ting segera mengulurkan tangan ingin merebut, tapi Han Sen menarik kembali tangannya sambil tersenyum bahagia: "Barusan aku sudah memberimu satu potong, ini tinggal satu-satunya. Kalau mau, setidaknya beri tahu dulu fungsi sebenarnya barang ini apa?""
"Selain kuat di ranjang, apalagi fungsinya?" Zhu Ting kembali berusaha meraih.
Han Sen menghindar: "Jelaskan secara transparan."
Zhu Ting memberitahu Han Sen, jamur ini memiliki efek afrodisiak yang sangat kuat, terutama mampu memperkuat ginjal. Hasilnya luar biasa, sampai sekarang sepasang ginjal Zhu Ting masih terasa hangat seperti menyimpan dua botol penghangat tangan. Energi tubuhnya melimpah, setelah berjam-jam 'olahraga' sama sekali tidak lelah.
"Barang bagus, benar-benar barang istimewa!" Wajah Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dengan harta karun seperti ini, Bao Yu Yuan Yang Gong-nya mungkin bisa mengalami kemajuan besar-besaran.
Jika hanya mengandalkan latihannya sendiri, tidak tahu sampai kapan harus berlatih. Efek jamur merah menyala begitu kuat, jika satu butir dimakan sekaligus, mungkin Han Sen bisa menguasai Bao Yu Yuan Yang Gong.
Tapi memikirkan efek samping jamur merah menyala, Han Sen agak gelisah. Jika Ji Yanran yang memakannya, entah respons apa yang akan muncul.
Sayangnya barang ini tidak bisa dibawa keluar dari perlindungan. Lagipula Ji Yanran tidak ada di wilayah dataran es, Han Sen terpaksa menikmatinya sendiri.
Akhirnya Han Sen tidak memberikan sisa jamur itu ke Zhu Ting. Benda ini efek afrodisiaknya terlalu mengerikan, dan bukan berbasis racun. Bahkan Racun Seribu Wangi pun tak mampu menahan. Han Sen khawatir Zhu Ting menyalahgunakannya, jadi tidak memberikannya.
Zhu Ting pergi dengan penuh kebencian. Sebelum pergi masih sempat membawa kabur 50.000 yuan, sambil terus mengutuk Han Sen sepanjang jalan.
Han Sen kemudian kembali ke kamarnya, mengunci pintu rapat-rapat. Sepotong jamur shiitake merah yang tersisa itu ia letakkan di telapak tangannya, dipandanginya lama-lama. Akhirnya dengan mengatupkan gigi, langsung dimasukkannya ke mulut.
Setelah dikunyah beberapa kali, aroma wangi tiba-tiba membanjiri rongga mulutnya. Sensasi hangat mengalir turun ke perut. Ginjal yang sejak awal sudah terasa hangat kini semakin membara, bagai dua tungku kecil yang terus-menerus memancarkan energi esensial.
Bersamaan itu, Han Sen merasakan panas menyebar ke setiap sudut tubuhnya. Gelombang panas itu seakan ingin merobek seluruh bajunya dari badan.
Han Sen mengatupkan gigi memaksakan diri menahan dorongan itu. Segera ia menjalankan Bao Yu Yuan Yang Gong, berharap teknik ini bisa mencerna energi esensial dari jamur merah tersebut.
Di saat genting ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Sebuah suara wanita pun menggema bersamaan.
