"Kakak Han, semua persiapan sudah selesai. Kita bisa menyerang Perlindungan Keluarga Kerajaan kapan saja." Qi Xiuwen kembali ke Perlindungan Hitam dan melaporkan keberhasilannya bersatu dengan Li Xinglun dan Kakak Feili kepada Han Sen.
"Bagus. Jalankan sesuai rencana yang kamu buat." Han Sen membalik-balik proposal rencana yang disusun Qi Xiuwen sambil bicara santai.
“Kakak Han jangan khawatir, aku sama sekali tidak akan mengecewakanmu, pasti akan merebut Perlindungan Keluarga Kerajaan.” Qi Xiuwen bersukacita diam-diam: “Aku pasti akan merebut Perlindungan Keluarga Kerajaan, tapi tuan perlindungan itu bukan kamu Han Sen, melainkan aku Qi Xiuwen.”
Han Sen memandangi Qi Xiuwen yang penuh keyakinan, tersenyum tipis sambil menepuk bahu Qi Xiuwen: “Kerja bagus, aku lebih unggul padamu.”
Han Sen bukan tipe orang yang suka bergulat, tapi dia sangat menikmati melihat orang lain bergulat, merasa hal itu sangat menarik.
Setelah Qi Xiuwen pergi, Yang Manli berkata dengan cemas: “Menyerahkan seluruh rencana penyerangan Perlindungan Keluarga Kerajaan kepada Qi Xiuwen, apakah benar-benar tidak ada masalah?”
Han Sen tertawa: “Sebenarnya orang-orang di Perlindungan Hitam itu semua dari Donglin. Hanya dengan penjadwalan Qi Xiuwen mereka bisa menunjukkan kemampuan tempur terkuat. Bagi penyerangan ke Perlindungan Keluarga Kerajaan, tentu ini merupakan hal yang baik.”
"Tapi setelah berhasil menyerang perlindungan itu, lalu bagaimana?" Yang Manli tidak seoptimis Han Sen, kerutan di dahinya tak kunjung menghilang.
"Tidak perlu khawatir, Perlindungan Keluarga Kerajaan itu hanya akan bermarga Han." Kata Han Sen.
Melihat Han Sen yang tampak punya rencana matang, meski masih ada sedikit kekhawatiran di hati, Yang Manli tidak berkata apa-apa lagi.
Seluruh dataran es kembali memasuki masa mobilisasi besar. Personel dari tiga perlindungan besar sengaja membersihkan makhluk mutan di sekitar Perlindungan Keluarga Kerajaan untuk mempersiapkan perang besar yang akan datang.
Semua kekuatan besar aktif bersiap, hanya menunggu hari yang ditentukan. Begitu seluruh personel berkumpul, mereka akan kembali menyerang Perlindungan Keluarga Kerajaan melalui tiga rute.
Pasukan Han Sen di rute utama tetap yang terkuat. Han Sen langsung menjalankan proposal rencana yang disusun Qi Xiuwen tanpa sedikitpun revisi.
Qi Xiuwen merasa berbangga hati, mengira Han Sen telah sepenuhnya mempercayainya. Kalau tidak, mana mungkin diperintah begitu patuh? Dalam hatinya, ada secuil rasa malu.
"Setelah aku menguasai Perlindungan Keluarga Kerajaan, asal dia mau tunduk dengan patuh tanpa perlawanan, aku tak akan mengecewakannya." Qi Xiuwen sekaligus mengingatkan diri sendiri: "Tapi orang jenis ini tidak cocok menduduki posisi tinggi. Penguasa yang tidak bisa kejam dan tanpa belas kasihan pada akhirnya hanya akan diinjak-injak orang lain."
Pertempuran pengepungan kota dimulai. Di bawah tembok benteng Perlindungan Keluarga Kerajaan yang membentang puluhan li, monster-monster mengerikan menggeram dan riuh rendah suara perang mengguncang langit. Seluruh medan pertempuran bergemuruh saat semua orang terjun dalam pertarungan sengit melawan makhluk-makhluk mutan.
Di puncak gunung salju yang jauh, seorang wanita bertubuh tinggi dan bugar mengawasi medan perang dari kejauhan sambil bergumam lirih: "Seberapa besar sebenarnya kekuatannya? Pertempuran ini seharusnya bisa memberikan gambaran jelas."
Sementara di wilayah lain dekat medan pertempuran, seorang gadis remaja berambut hitam sepanjang tanah mendekap seekor rubah kecil perak, juga mengamati jalannya pertempuran dari kejauhan.
Meski serangan dilakukan di seluruh front, sebenarnya yang mengikuti Han Sen hanyalah orang-orang dari Perlindungan Sang Dewi yang kekuatannya tidak terlalu kuat. Sebagian besar pasukan berada di bawah komando penuh Qi Xiuwen.
Tapi kali ini tak terlihat jejak makhluk roh berambut perak itu, membuat Qi Xiuwen agak heran.
Tentu saja Qi Xiuwen tidak tahu, makhluk roh berambut perak itu sama sekali tidak berani meninggalkan Kuil Roh, khawatir Han Sen akan masuk dan merebut Batu Jiwa.
Han Sen mengabaikannya. Dengan mengenakan rompi darah bersisik dan memegang sepasang pedang, dia langsung memimpin Yang Manli dan lainnya menyerbu gerbang kota.
Qi Xiuwen menyuruh Han Sen menyerang posisi tepat menghadap gerbang kota yang berhadapan dengan makhluk mutan terkuat. Tapi hanya dengan pasukan Perlindungan Sang Dewi yang jumlahnya terbatas, jelas ingin menghabiskan orang-orang di sekitar Han Sen.
Melihat Han Sen membawa anak buahnya langsung menerobos masuk, dia menggelengkan kepala: "Orang ini memang sangat pemberani, sayang otaknya terlalu sederhana. Orang seperti ini sulit meraih hal besar, tapi dia pejuang tangguh. Nanti bisa dimanfaatkan dengan baik."
Saat Qi Xiuwen berpikir begitu, tiba-tiba tanah di sekitar Perlindungan Keluarga Kerajaan terbelah satu per satu. Jutaan Kumbang Perak mengalir keluar bagai banjir bandang.
Kali ini pertempuran baru saja dimulai, Kumbang Perak sudah muncul. Berbeda dengan sebelumnya yang baru muncul di momen krusial akhir.
Alis Qi Xiuwen berkerut. Tapi dia sudah punya rencana matang. Kalau tidak, mustahil bisa meyakinkan Li Xinglun dan Kakak Feili untuk bersatu menyerang tempat perlindungan.
Begitu sinyal diberikan, semua manusia membuka tas kain di punggung mereka. Daging makhluk aneh berceceran di tanah, dalam sekejap membentuk hutan daging dan kolam darah di sekitarnya.
Kumbang-kumbang perak itu sama sekali tidak membedakan kawan atau lawan. Terangsang oleh bau darah yang kuat, mereka segera membanjiri area hutan daging dan kolam darah, menyisakan banyak zona kosong.
"Bunuh sampai ke dalam!" teriak Qi Xiuwen. Seluruh evolusioner manusia menghindari kumbang perak itu dan melancarkan serangan paling dahsyat ke Perlindungan Keluarga Kerajaan.
Namun ketika Qi Xiuwen melihat ke arah itu, ia terkejut mendapati Han Sen bersama pasukan Perlindungan Sang Dewi telah menembus gerbang kota dengan kecepatan yang mencengangkan.
Meski makhluk mutan di gerbang utama paling kuat, pasukan Han Sen tampak tak mengalami kerugian. Dengan dua pedang perak dan ungu berhiaskan ornamen mewah di tangan, Han Sen menerjang di barisan depan. Setiap ayunan pedangnya menyisakan daging beterbangan, tak ada makhluk mutan yang mampu menghalangi langkahnya.
“Teknik pedang yang hebat, sayangnya pemakainya bodoh.” Qi Xiuwen menatap langit Perlindungan Keluarga Kerajaan, bergumam dalam hati: "Area ini telah mengalihkan perhatian sebagian besar makhluk mutan di dalam Perlindungan Keluarga Kerajaan. Lei Gui dan kawan-kawan yang menyerang dari sisi berlawanan seharusnya bisa mencapai Kuil Roh lebih dulu daripada Han Sen. Semoga hoki mereka cukup baik untuk membuat roh itu mengakui tuan. Roh keluarga kerajaan yang secantik dan sekuat ini pasti bernilai sangat tinggi."
Saat Qi Xiuwen sedang berpikir, tiba-tiba Han Sen sudah menerobos masuk ke dalam perlindungan bersama anak buahnya. Kehadiran Kumbang Perak telah membuat banyak makhluk mutan kabur menyebar, sehingga hampir tidak ada perlawanan yang berarti.
Qi Xiuwen juga tidak berani sembrono. Ia segera menyerbu perlindungan melalui rute lain, tapi tidak terburu-buru. Menurut perhitungannya, Han Sen mustahil bisa lebih cepat dari tim Lei Gui. Saat ia sampai di Kuil Roh, besar kemungkinan Lei Gui sudah berhasil menaklukkan roh tersebut.
Qi Xiuwen tidak menyadari, di tengah kekacauan ini, seekor rubah perak kecil berhasil menyusup masuk ke dalam perlindungan, menuju ke arah posisi tempat Han Sen memasuki area tersebut.
Yang Manli, Zhu Ting, Paman Qing dan yang lain mengikuti Han Sen bertarung masuk ke dalam perlindungan. Namun setelah masuk, mereka terkejut menemukan bahwa jumlah makhluk mutan di dalam jauh lebih banyak daripada di luar. Banyak Makhluk Darah Ilahi yang kuat berkeliaran di sini, sepertinya makhluk roh sama sekali tidak mengerahkan kekuatan utama mereka ke luar untuk bertempur.
"Makhluk-makhluk di sini terlalu banyak, bagaimana kalau kita menunggu pasukan besar?" usul Zhu Ting sambil memandang sekeliling. Hanya kelompok mereka yang berhasil masuk, sementara yang lain masih tertahan di jarak tertentu.
"Tidak perlu." jawab Han Sen dengan datar. Seekor rubah perak mungil yang tidak diketahui kapan muncul, sedang meringkuk di bahunya.
