Han Sen menatap tajam Putri Taiyin dan Taiyang. Jika Putri Dewa Laut bisa mengendalikan Crystal Palace, entah apakah kedua putri ini memiliki kemampuan spesial?
"Putri Taiyin dan Putri Taiyang saling memandang, tongkat kerajaan di tangan mereka serentak terangkat. Cahaya perak dan emas tiba-tiba menyebar, dalam sekejap mata kedua putri itu menyatu menjadi satu. Berdirilah seorang gadis ksatria dengan zirah perak bertepi emas, pupil mata kiri perak dan kanan emas. Di kedua tangannya tergenggam erat sebilah pedang tipis emas dan pedang tipis perak.
"Menyatukan diri menjadi satu orang?" Han Sen terkagum memandang makhluk roh gabungan Taiyin-Taiyang. Entah mengapa mereka tidak pernah menyatukan diri selama pertempuran sebelumnya.
Makhluk roh gadis itu berjalan menuju retakan tanah tempat kumbang perak muncul. Ia mencabut pedang perak dan melemparkannya ke dalam celah.
Sementara pedang emas masih tergenggam, sesekali diayunkannya. Tak lama kemudian, getaran hebat mengguncang tanah. Geraman menderu terdengar dari bawah, disusul semburan debu pekat dari berbagai retakan di permukaan.
Bzzzt!
Pedang emas di tangan makhluk roh gadis remaja itu mencungkil, tiba-tiba pedang tipis perak yang sebelumnya ditanam di bawah tanah melesat keluar dari retakan. Berputar mengikuti gerakan pedang emas di tangannya, mengelilingi sang makhluk roh beberapa kali sebelum akhirnya direngkuh kembali.
"Tuan, induk kumbang zirah perak telah kupenggal." Makhluk roh gadis itu berbalik menghadap Han Sen sambil melaporkan.
Sebenarnya tanpa laporan pun, Han Sen sudah tahu hasilnya karena suara itu telah terdengar di otaknya.
"Putri Yin-Yang memenggal Makhluk Darah Ilahi induk kumbang zirah perak. Tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya dapat secara acak mendapatkan 0 hingga 10 point Gen Tuhan."
Kumbang-kumbang zirah perak di sekeliling kini seperti bunga layu, tiarap tak bergerak. Raga mereka dengan cepat membusuk dan terurai, tak lama kemudian seluruhnya melebur.
"Ini benar-benar teknik membunuh dengan pedang terbang dari jarak ribuan li!" Han Sen menatap Putri Yin-Yang dengan mata membelalak, penuh iri berkata.
“Tuan, ini adalah teknik pedang Yin-Yang, bukan membunuh dengan mengendalikan pedang.” Putri Yin-Yang membetulkan.
“Mengapa kalian tidak menggunakan taktik seperti ini saat bertarung denganku sebelumnya?” Han Sen bertanya penasaran.
“Penyatuan Yin-Yang tidak meningkatkan kemampuan tempur secara fundamental, hanya memungkinkan penggunaan teknik pedang Yin-Yang.” Putri Yin-Yang menjawab.
“Oh begitu. Kalau begitu, lebih baik kalian berpisah saja.” Han Sen merasa tidak hemat menukar dua gadis cantik dengan satu gadis, lalu mengembalikan mereka ke status Taiyin dan Taiyang.
Han Sen sedang bersiap kembali, tiba-tiba melihat siluet muncul dari balik gletser tak jauh. Setelah diperhatikan, ternyata itu sang ratu yang pernah dijumpainya.
Sorot mata ratu tertuju pada silver fox kecil di pelukan Han Sen, sama sekali tidak memandang Han Sen sendiri.
“Kenapa kamu masih di sini?” Han Sen mengerutkan kening halus, waspada melihat sang ratu. Jika ratu datang untuk silver fox, dia tidak tahu apakah makhluk itu bisa mengalahkannya.
Meski Silver Fox kecil kuat, tapi dia masih dalam fase larva, tenaganya jauh belum mencapai puncak. Melawan evolusioner biasa yang sudah mengaktifkan gembok gen masih lumayan, tapi menghadapi Ratu, Han Sen benar-benar tidak punya gambaran jelas dalam hati.
Silver Fox kecil juga mengawasi ketat Ratu, persis seperti saat bertemu Xue Yi Kuang dulu.
Ratu menarik kembali sorotan mata yang tertuju pada Silver Fox kecil, lalu menatap Han Sen sambil berkata: "Hewan peliharaanmu ini sangat spesial? Termasuk level hewan peliharaan apa?"
"Level darah suci." Han Sen langsung menjawab tanpa keraguan.
Meski dia curiga Ratu dan kelompoknya mungkin pergi untuk membunuh Makhluk Dewa Super, tapi siapa yang tahu apakah mereka benar-benar sudah berhasil membunuhnya? Karena itu Han Sen juga tidak mau terekspos terkait hal-hal yang berhubungan dengan aspek ini.
Ratu menatap Han Sen dalam-dalam, namun tidak berkata apa-apa. Ia melihat lagi Silver Fox kecil di pelukan Han Sen baru berkata: "Kamu seharusnya tahu, di atas makhluk Darah Ilahi masih ada level makhluk lain. Aku sudah membentuk regu berisi petarung kuat yang telah membuka kunci gen, tujuannya untuk memburu makhluk jenis ini. Apa kamu tertarik bergabung?"
"Aku belum membuka kunci gen, mungkin tidak layak bergabung?" kata Han Sen.
"Dengan dia, kamu layak." Ratu menunjuk Silver Fox kecil.
"Lebih baik urungkan. Aku sendiri tidak punya kemampuan itu, tak mungkin mengandalkan hewan peliharaan untuk pengganti nyawa. Lagipula keberadaan makhluk seperti itu masih sebatas hipotesis, apa kalian pernah membunuhnya?" Han Sen menatap ratu.
Ratu tidak menjawab, hanya berkata "Hubungi Ping Qing jika sudah memutuskan" lalu pergi.
Sang Ratu memiliki kecurigaan besar bahwa hewan peliharaan Han Sen itu mungkin berada di atas level Makhluk Darah Ilahi. Namun karena dia sendiri belum pernah membunuh makhluk jenis itu, keyakinannya masih sebatas hipotesis.
Setelah melalui perkembangan selama lebih dari seratus tahun, kekuatan manusia di Perlindungan Kedua semakin kuat. Tapi jumlah manusia yang bisa mengaktifkan gembok gen di Perlindungan Kedua tetap sangat langka.
Dengan segala upaya, Ratu baru berhasil mengajak tujuh jagoan kelas ini untuk bergabung dalam regunya. Mengingat sebagian besar jagoan sudah menjadi milik kekuatan besar, kemampuan Ratu merekrut tujuh orang sendirian sudah patut disebut luar biasa.
Namun bahkan kekuatan sebesar ini tetap tak bisa membunuh makhluk-makhluk yang diduga berada di atas Makhluk Darah Ilahi. Meski sama-sama memiliki tenaga dengan sifat khusus, kekuatan makhluk-makhluk itu jelas jauh melampaui manusia.
Berdasarkan estimasi dalam pertarungan nyata, manusia hanya mungkin bisa bertarung dengan makhluk seperti itu jika mampu sepenuhnya mengaktifkan kunci gen pertama - yaitu ketika kemampuan fisik mencapai Tingkat Manusia Surgawi dengan nilai 300, sehingga kunci gen pertama benar-benar terbuka.
Sayangnya ini hampir mustahil dicapai di Perlindungan Kedua, sama sekali tidak realistis. Jadi satu-satunya cara untuk membunuh makhluk seperti itu adalah dengan mengandalkan keunggulan jumlah dan koordinasi tim.
Namun sejauh ini, belum ada kekuatan besar mana pun yang berhasil membunuh makhluk semacam itu.
Adapun hewan peliharaan Han Sen, Ratu hanya memiliki kecurigaan belaka. Mengingat sampai sekarang belum ada yang bisa membunuh makhluk tersebut, bagaimana mungkin Han Sen bisa mendapatkan roh binatang peliharaan kelas itu?
Jika dikatakan Han Sen sendiri yang membunuh makhluk itu, tentu saja Ratu tidak akan percaya.
Meski kekuatan Han Sen cukup mumpuni, tapi dia belum membuka kunci gen. Melawan satu manusia yang sudah membuka kunci gen saja tidak mampu, apalagi membunuh makhluk seperti itu.
Kecurigaan terbesar Ratu adalah Silver Fox kecil merupakan roh darah dewa amuk yang langka. Meski kemungkinannya kecil, bisa jadi ia memiliki kekuatan dengan sifat khusus.
Ratu sama sekali tidak menyangka bahwa Silver Fox kecil bukanlah roh binatang, melainkan seekor Makhluk Dewa Super yang hidup-hidup.
Ini bukan kesalahannya, mengingat belum pernah ada yang mendengar makhluk mutan bisa dijinakkan manusia, apalagi spesies legendaris seperti itu.
Alasan Ratu mengajak Han Sen, pertama karena kemampuan Silver Fox kecil, kedua karena potensi Han Sen sendiri. Sebagai mantan mentornya, Ratu paham betapa mengerikannya pertumbuhan dan potensi Han Sen. Begitu mengaktifkan kunci gen pertama, pasti akan menjadi jagoan yang menakutkan.
Figur seperti ini tentu ingin secepatnya direkrut Ratu ke dalam timnya.
