Tubuh Han Sen melayang setinggi belasan meter. Ujung kakinya menyentuh tebing lagi, membuatnya melesat lebih tinggi. Hanya dengan dua-tiga kali manuver seperti ini, ia sudah hampir mencapai makhluk mirip cicak itu.
Han Sen diam-diam mengaktifkan kunci gen. Kadal dinding itu belum sempat bergerak, tapi dia sudah bisa mempersepsikan bahwa makhluk itu akan menoleh. Begitu kepala kadal berbalik, Han segera mengetahui bahwa lidahnya akan menjulur keluar.
Benar saja, di detik berikutnya, kadal raksasa itu memuntahkan lidah merah darah panjang yang dipenuhi duri tajam, langsung melilit ke arah Han Sen di udara.
Sensasi ini sungguh brilian. Seolah-olah Han Sen bisa menduga apa yang akan terjadi di detik berikutnya, semuanya berjalan sesuai dugaan sebelumnya.
Dengan meminjam tenaga dari udara, tubuh Han Sen yang melayang tiba-tiba menghindar dari lidah berbisa ular kadal raksasa itu. Dalam sekejap, dia sudah berada di sisi makhluk itu dan menghantamkan Pedang Ular Perak-nya.
Di luar dugaan Han Sen, kepala kadal raksasa itu langsung terpenggal oleh sabetan pedangnya. Begitu mudahnya sampai membuatnya curiga: "Apa ini benar-benar Makhluk Darah Ilahi?"
"Berburu Makhluk Darah Ilahi Shan Bi Beast, tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya dapat secara acak mendapatkan 0 hingga 10 Gen Tuhan."
Tapi suara yang terdengar di kepalanya jelas memberitahu Han Sen: ini memang benar seekor Makhluk Darah Ilahi.
Barulah Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia menyadari setelah mengaktifkan gembok gen, tenaganya juga mengalami peningkatan besar – bukan sekadar kemampuan persepsi yang meningkat.
Sekarang bahkan Makhluk Darah Ilahi bisa dibunuh dengan mudah. Jelas terlihat peningkatan tenaga ini sangat mengerikan.
Zhu Ting di bawah membeku terpaku, lama tak bereaksi. Cara Han Sen membunuh Makhluk Darah Ilahi itu terlalu langsung dan efisien, kekuatannya membuat bulu kuduk berdiri.
Dor!
Mayat Makhluk Tebing jatuh ke bawah, Han Sen juga turun. Barulah Zhu Ting menyadari, mendekat dan menarik Han Sen sambil berteriak: "Jawaban apaan itu, aku cuma minta bantuanmu menyerang beberapa kali, biarkan aku yang membunuh. Kenapa kau langsung membunuhnya? Apa kau dapat roh binatang?"
"Tak sengaja meleset, mohon maaf." Han Sen tersenyum pahit sambil meminta maaf, lalu melanjutkan: "Aku benar-benar tidak dapat roh binatang. Bagaimana kalau begini, nanti aku cari Makhluk Darah Ilahi lain dan menyisakan nyawanya untuk kau bunuh."
Barulah Zhu Ting mereda amarahnya, membelalakkan mata ke Han Sen dan bertanya lagi: "Benar tidak dapat roh binatang?"
"Aku Han Sen bersumpah di hadapan langit, jika dapat roh binatang makhluk ini, biarlah aku mati mengenaskan." Han Sen langsung mengucapkan sumpah.
"Ini mah bukan sumpah racun! Di dunia ini ada berapa orang yang mati baik-baik? Tidak boleh! Sumpah lagi! Katakan: Jika kau dapat roh binatang, kau tak akan bisa menikah seumur hidup!" teriak Zhu Ting.
Han Sen bersumpah sesuai dengan yang diminta Zhu Ting. Barulah Zhu Ting tidak lagi mencurigainya. Ia memanggil mount dan menyeret bangkai monster tebing itu untuk dibawa pulang.
"Jujur saja, sebenarnya bagaimana caramu? Baru setahun di Perlindungan Kedua, itu pun di wilayah terpencil, tapi sudah berkembang sampai level seperti ini. Jangan-jangan kau sudah mengaktifkan kunci gen?" Sepanjang perjalanan pulang, Zhu Ting terus mengamati Han Sen dengan raut wajah penuh keanehan. Akhirnya ia tidak tahan lagi bertanya.
"Mengaktifkan kunci gen itu bukan hal sulit." Han Sen berkata tanpa berkedip.
Zhu Ting tak bisa membedakan apakah ucapan Han Sen jujur atau bohong. Justru karena jawaban itu, ia malah semakin tak percaya. Mengingat waktu Han Sen di alam semesta Perlindungan Ilahi kedua masih terlalu singkat.
Saat kembali ke tempat perlindungan dan membuka pintu kamarnya, Han Sen terkejut melihat seorang wanita sedang duduk di depan mejanya, asyik mempelajari buku-buku teks klasik miliknya.
Meski hanya bayangan dari belakang, tapi Han Sen tetap bisa mengenali bahwa wanita ini adalah Ratu. Aura dan bentuk tubuhnya terlalu khusus, sampai-sampai Han Sen hampir tak mungkin salah mengenali.
Han Sen tidak menyangka Ratu bisa secepat ini menerima kabar dan mendatanginya. Tampaknya Ratu memang sangat mementingkan dirinya.
"Ping Qing bilang kamu sudah mempertimbangkan untuk bergabung dengan guildku?" Ratu meletakkan buku yang sedang dibacanya, menoleh memandang Han Sen.
"Ya, saya sudah memutuskan." Han Sen mengangguk.
"Kenapa bisa begitu cepat mengubah pendirian?" Ratu kembali bertanya.
"Dalam dua hari ini saya merenungkan matang-matang. Gen Tuhan saya hampir penuh, dan saya ingin membuktikan apakah benar ada makhluk hidup di atas level Makhluk Darah Ilahi. Setelah bolak-balik dipikir, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti Anda melihat langsung." Jelas Han Sen.
"Bukan sekadar melihat-lihat, tapi harus mematuhi perintah. Makhluk itu sangat berbahaya, bahkan mereka yang sudah membuka kunci gen pun mudah terlibat masalah, apalagi kamu. Jadi saat pertempuran, seluruh anggota regu harus ketat mematuhi instruksi tanpa pelanggaran apapun," kata Ratu dengan khidmat.
"Aku paham itu," Han Sen mengangguk. "Tapi ada hal yang harus kujelaskan. Di mana pun hewan peliharaanku berada, semua makhluk mutan akan mundur. Entah apakah spesies itu termasuk di dalamnya. Selain itu, hewan peliharaanku juga tidak bisa menyerang makhluk mutan."
"Fakta bahwa makhluk mutan akan mundur sudah kutebak. Tapi tidak kusangka dia tidak bisa menyerang mereka. Namun tidak apa-apa, kemampuan membuat makhluk mutan mundur saja sudah cukup. Justru itu yang menarik perhatianku," jawab Ratu.
"Hanya itu yang menarik bagimu?" Han Sen membeku sejenak.
Ratu berkata dengan datar: "Banyak makhluk kuat dikelilingi gerombolan makhluk mutan. Meski biasanya kami tidak takut, saat menyerang makhluk kuat itu, kelompok mutan tersebut bisa menimbulkan masalah besar. Dengan hewan peliharaanmu ini, semua kekhawatiran itu hilang."
Han Sen barulah paham mengapa ratu begitu bersemangat merekrutnya - ternyata untuk alasan ini.
"Selesaikan urusan di sini. Besok ikut aku. Awalnya aku hanya lewat wilayah ini, sudah ada rencana memburu makhluk kuat. Kamu akan ikut sekaligus bertemu anggota lainnya. Masuknya anggota baru harus disetujui semua." kata ratu.
"Kamu saja tidak cukup?" Han Sen mengerutkan kening halus.
"Saat mendirikan pasukan, sudah dibuat aturan: Rekrut anggota baru harus disetujui seluruh anggota. Meski aku pemimpin, tidak bisa memutuskan sendiri."
"Baiklah."
Han Sen menjelaskan urusan perlindungan dengan jelas, keesokan harinya subuh-subuh sudah menggendong Silver Fox kecil mengikuti sang Ratu meninggalkan dataran es.
Sepanjang jalan ditemani Silver Fox kecil, mereka tak menemui rintangan apapun. Dengan lancar tiba di tepi lautan. Sang Ratu memanggil mount roh binatang suci sebesar paus, membawa Han Sen berlayar ke tengah laut.
Silver Fox kecil memang ajaib, bahkan makhluk mutan laut pun tidak berani mengganggu mereka. Hal ini membuat Sang Ratu puas sekali, pandangannya pada si rubah kecil semakin ramah.
Sayangnya Han Sen tak bisa menikmati ini. Selama perjalanan sang Ratu hampir tak berbicara dengannya, tatapannya tetap dingin membeku.
Han Sen tahu sang Ratu masih mendendami kejadian hari itu. Ia pun tak nekat mendekati sang ratu, menghindari sikap "mencari masalah sendiri".
Setelah dua hari satu malam berlayar di laut, dari kejauhan terlihat sebuah pulau hitam. Ratu langsung menuju pulau itu, tampaknya itulah tujuan akhirnya.
