"Kamu tidak apa-apa?" Ratu melihat luka di punggung Han Sen, langsung terkejut.
Dari bahu hingga pinggang, terkoyak luka menganga. Daging terkoyak sampai tulang belakang putih terlihat jelas.
Di leher Han Sen, ada sebuah luka yang mengeluarkan darah. Dagingnya terbelah, namun beruntung lukanya tidak sampai terlihat tulang. Jika lebih dalam sedikit, mungkin kepalanya sudah terpenggal.
Kedua luka itu tampak mengerikan, namun darah yang keluar tidak banyak. Teknik Kulit Es dan Tulang Giok Han Sen memiliki kemampuan kontrol tubuh yang kuat, ditambah Gu Xie Zhou yang mengendalikan darah. Hampir tidak banyak darah yang terbuang. Kalau tidak, kehabisan darah saja sudah bisa membuatnya tewas.
"Aku masih bisa bertahan." Han Sen menggigit gigi. Nyeri di tulang punggungnya hebat, dia tahu tulang belakangnya terluka. Beruntung lukanya tidak parah. Jika dia lebih lambat sedetik, mungkin tulang punggungnya sudah dipotong burung gagak. Saat itu terjadi, para dewa pun takkan bisa menyelamatkannya.
Ratu mengeluarkan obat luka dan menaburkannya di luka Han Sen. Han Sen langsung mengerang kesakitan.
Tiba-tiba, terdengar satu teriakan histeris yang menusuk telinga. Burung gagak hitam yang terikat oleh rotan labu itu sudah kehilangan sikap dingin dan kejamnya sebelumnya. Raga-nya terlilit tanaman rambat yang memiliki bulu-bulu halus tajam. Secara mengejutkan, duri-duri itu menusuk ke dalam tubuhnya seolah mampu menyedot darah. Rotan yang mengikatnya perlahan berubah menjadi warna darah.
Rotan kering itu pun seakan sedang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Di beberapa bagian, tunas-tunas muda mulai bermunculan.
Grak! Grak!
Burung gagak hitam itu menjerit dua kali. Tiba-tiba badannya menggeliat liar. Bulu-bulu hitamnya berhamburan keluar seperti semburan. Memanfaatkan momentum ini, burung itu melepaskan diri dari ikatan rotan kering bagai ayam yang sedang dicabuti bulunya, lalu kabur secepat kilat. Dalam sekejap, jejaknya pun menghilang.
Han Sen tertegun seperti patung, tidak menyangka burung gagak itu ternyata memiliki kemampuan Lolos dari Perangkap yang luar biasa.
Setelah burung gagak kabur, tumbuhan rambat labu itu mulai menyusut dan kembali ke bentuk aslinya yang melilit kerangka. Bagian yang menghisap darah gagak hingga berubah merah darah perlahan pulih ke warna kuning kecoklatan, hanya menyisakan beberapa tunas-tunas muda yang masih menempel seperti sapuan warna hijau segar di atas kekuningan.
Labu di tangan Han Sen masih memancarkan gelombang energi halus, tidak menghilang seperti sebelumnya. Ia terus memegangnya, bertanya-tanya apakah benar-benar ada kehidupan yang sedang berkembang di dalamnya.
Jika benar ini adalah makhluk seperti lebah beracun biji teratai darah, Han Sen sangat ingin membuangnya sekarang juga. Tapi karena belum pasti, ia masih enggan melepaskannya.
"Selain memiliki gelombang detak jantung yang aneh, labu itu sendiri tidak memiliki keistimewaan lain." Han Sen meraba labu itu, namun matanya mengarah ke bulu hitam yang rontok dari burung gagak.
Bulu hitam yang rontok dari burung gagak hanya merupakan lapisan terluar bulu terpanjang di tubuhnya, jumlahnya tidak banyak, sekitar tiga puluh lebih. Setiap helai memiliki panjang sekitar satu kaki. Han Sen mengambil sehelai bulu dan mengamatinya dengan seksama, tiba-tiba matanya berbinar.
Bulu-bulu hitam ini adalah milik Makhluk Dewa Super, dan terlihat bukan bulu biasa, lebih mirip senjata bulu yang secara khusus dilatih oleh burung gagak.
Setiap helai bulu seolah terbuat dari besi mistis, memancarkan aura yang meninggalkan kekecewaan.
"Barang ini bukanlah benda suci yang dikristalkan oleh burung gagak itu, kan?" Han Sen meminta Ratu membantu mengumpulkan semua bulu hitam burung gagak.
Setelah dihitung lebih dalam, totalnya persis tiga puluh enam helai bulu, sesuai dengan jumlah Tian Gang. Setiap helai memiliki panjang dan ukuran yang hampir sama. Jika ditumpuk bersama, bisa dibuat menjadi kipas bulu tanpa masalah.
Tulang punggung Han Sen terasa nyeri hebat, lalu dia berkata pada Ratu: "Coba kamu uji kekerasan bulu ini dengan pedangmu!"
Ratu mengangguk, memanggil pedang roh hewan darah ilahi, lalu membabatkannya ke bulu tersebut. Tak ada jejak sedikit pun yang tertinggal di bulu itu, ternyata sulit dilukai pedang.
"Barang bagus, benar-benar barang bagus!" Han Sen dilanda kegembiraan yang meluap-luap. "Bulu-bulu ini hanya perlu sedikit finishing, akan menjadi busur silang yang luar biasa. Jika dikombinasikan dengan busur silang merak, mungkin kita bisa mendapatkan kesempatan membunuh Makhluk Dewa Super."
"Bagaimana jika kita bagi bulu gagak hitam ini, satu orang delapan belas batang?" tanya Han Sen pada Ratu.
"Aku membawanya percuma. Ambil saja semuanya jika kamu mau," jawab Ratu sambil menyerahkan semua bulu gagak hitam kepada Han Sen dengan sekadar gerakan tangan.
Baru saja Ratu sudah melihat Han Sen membawa busur silang aneh, desain unik busur itu terlalu mirip dengan Merak Mata Gelap. Ratu sangat curiga, busur silang itu mungkin adalah roh binatang dari Merak Mata Gelap tersebut.
Tapi Han Sen enggan mengungkapkan, dia pun tidak bertanya. Jika Han Sen ingin bulu hitam ini, kemungkinan besar untuk membuat panah. Ini akan sangat membantu mereka dalam memenggal Makhluk Dewa Super. Ratu pun memberikan semuanya padanya.
Han Sen dengan tatapan heran melihat sang Ratu, akhirnya menyimpan semua bulu hitam itu.
Dia yakin dengan ketajaman mata Ratu, mustahil tidak menyadari ada keanehan pada busur silang yang digunakannya. Tapi sang Ratu bahkan tidak menanyakan sepatah kata pun, malah memberikan semua bulu hitam itu. Ini membuat Han Sen bingung, tidak tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Ratu.
“Selama burung gagak sudah kabur, kita harus segera pergi. Kalau tidak, saat keledai awan merah itu kembali, dengan luka separah ini, akan sulit bagimu untuk kabur.” Sang ratu langsung mengulurkan tangan membopong Han Sen di punggungnya, membawanya turun gunung melalui arah yang berbeda.
Han Sen yang tiarap di punggung ratu merasakan pengalaman unik. Sejak masuk perlindungan, ini pertama kalinya dia menerima pertolongan seperti ini dari orang lain - apalagi dari seorang wanita. Perasaan aneh menggelitik hatinya.
Beruntung sepanjang jalan tak ada bahaya lagi. Keduanya berhasil turun dari Gunung Suci Tianzhu. Sang ratu memanggil mount gajah raksasa, membawa Han Sen menuju perlindungan terdekat agar dia bisa kembali ke Alliance untuk pemulihan. Lukanya terlalu parah, hanya mengandalkan obat luka sulit menyembuhkannya.
Tapi Han Sen tak kembali ke Alliance. Dengan Silver Fox kecil miliknya yang lebih efektif dari cairan perbaikan Alliance, tak perlu baginya untuk pulang.
Dan di hati Han Sen terus memikirkan labu itu, benar-benar tidak ada keinginan untuk kembali ke Alliance, juga tidak bisa meninggalkan labu itu di sini.
Langsung kembali dalam keadaan terluka ke tempat Silver Fox kecil, si Perak Kecil dengan sadar mendekat dan mulai menjilati luka-luka di tubuh Han Sen. Luka-luka mengerikan itu menyembuh dengan kecepatan kasat mata, bahkan tulang yang rusak pun berhasil diperbaiki.
Kondisi Han Sen perlahan membaik. Sang Ratu pergi menyewa kamar lain untuk tinggal sementara di sini. Setelah dia pergi, barulah Han Sen mengeluarkan labu itu dan menaruhnya di hadapan Silver Fox, memintanya menilai apakah benda ini baik atau buruk.
Melihat labu itu, Silver Fox menunjukkan perilaku aneh. Dia mengelilingi labu beberapa kali, mendekatkan hidungnya untuk mengendus, lalu terus mengamati benda itu dengan saksima.
Han Sen memperhatikan cukup lama, Silver Fox kecil barulah berbalik dan kembali ke atas alas kaki untuk tidur.
"Hei, setidaknya jelaskan padaku, barang ini sebenarnya benda apa sih?" Han Sen merasa frustasi. Dari aksi Silver Fox, ia sama sekali tidak bisa melihat apakah labu ini berkah atau musibah.
Silver Fox kecil berbaring di alas kaki sambil tidur, namun tidak menghiraukan Han Sen. Han Sen paham bahwa Silver Fox bukanlah manusia, ucapan rumit tidak akan dimengertinya, berbicara lebih lanjut percuma saja.
