Ini adalah makhluk mutan yang menyerupai Tyrannosaurus, seluruh tubuhnya tertutup sisik merah, di punggungnya tumbuh empat sayap berwarna api, di atas kepala terdapat tanduk spiral tunggal, dari lubang hidungnya menyemburkan asap panas.
Saat ini mata sebesar roda kereta itu seolah berisi kobaran api, mengawasi ketat Han Sen dan Wang Yuhang, mulutnya terus mengeluarkan asap panas bagaikan kawah gunung berapi aktif yang siap meletus setiap saat.
"Berpisah dan kabur! Kau ke kiri, aku ke kanan!" teriak Han Sen sambil berbalik dan berlari ke arah kanan.
Dengan aura tekanan dan postur tubuh sebesar ini, Han Sen memperkirakan panah bulu burung gagak sepanjang 30 cm miliknya—meski bisa menembus tubuh makhluk itu—hanya akan seperti duri kecil yang menusuk.
Wang Yuhang yang mendengar perkataan Han Sen segera berlari ke kiri. Tiba-tiba terdengar raungan mengerikan dari makhluk itu yang menyemburkan api merah membara dari mulutnya, langsung membakar Kuil Roh di belakang mereka hingga berubah menjadi lautan api.
“Roar!” Makhluk mutan mirip Tyrannosaurus itu tanpa basa-basi langsung mengejar ke arah Wang Yuhang.
Wang Yuhang berlari sambil berteriak, dikejar-kejar oleh naga itu dengan sangat memilukan. Bajunya yang tersentuh sedikit api dari semburan naga langsung membuatnya berteriak kesakitan.
Han Sen berlari kencang sambil berpikir: "Kamu yang bernasib sial, makhluk itu memilih mengejarmu. Ini bukan urusanku, bukan aku yang sengaja menggara-garamu."
Sambil berpikir, Han Sen sudah keluar dari area berbahaya dan hampir mencapai batas Pulau Divine Realm.
Namun teriakan Wang Yuhang terus terdengar, dikejar naga tanpa jalan keluar. Tampaknya mustahil baginya untuk kabur.
"Bukan urusanku! Aku baru bertemu sekali dengannya, tidak akrab sama sekali." Tapi kaki Han Sen tiba-tiba terasa berat untuk melangkah.
Meski anggota ini bernasib sial, tapi bukanlah orang jahat, dan masih paman kecil Wang Mengmeng. Jika benar-benar pergi begitu saja, Han Sen merasa agak tidak nyaman dalam hati.
"Dia begitu sial, bahkan jika hari ini tidak tewas di sini, nanti tetap akan runtuh..." Di mulut bilang begitu, tapi Han Sen mengatupkan gigi dan berbalik arah terbang kembali ke area Tyrannosaurus.
Jika Wang Yugang tadi mengikuti dia kabur bersama dan ingin memancing masalah ke arahnya, Han Sen akan kabur tanpa berkedip sama sekali.
Tapi Wang Yugang yang tahu dirinya sial, malah mendengarkan perkataan Han Sen dan lari ke arah berbeda sendirian melakukan pengalihan Tyrannosaurus. Orang ini benar-benar agak polos.
"Sudahlah, aku akan lakukan yang manusiawi. Mampu bertahan hidup atau tidak tergantung nasibnya sendiri." Han Sen memanggil busur silang merak, memuat penuh panah bulu gagak, perlahan mendekati Tyrannosaurus itu.
Sekarang seluruh bidang ilahi di atas pulau telah menjadi lautan api, Tyrannosaurus itu menyemburkan api dari mulutnya yang bahkan bisa melelehkan logam. Dengan kecepatan yang luar biasa, Wang Yuhang sama sekali tak bisa melepaskan diri. Tubuhnya dipenuhi bekas luka bakar hitam di beberapa bagian dan merah di bagian lain, rambutnya pun hangus terbakar.
Tapi Wang Yuhang memang punya kemampuan. Meski terlihat memilukan, setelah dikejar begitu lama dia tidak mengalami cedera serius. Hanya terlihat agak mengenaskan, sebenarnya itu semua hanya luka permukaan.
Han Sen bukanlah anak muda yang belum berpengalaman. Dari kejauhan dia mengamati Tyrannosaurus yang mengejar Wang Yuhang tanpa langsung menyerbu, melainkan mencari celah dari jarak jauh.
Ini membuat Han Sen menemukan fakta: Wang Yuhang benar-benar bernasib sial. Entah kenapa, Tyrannosaurus itu sepertinya sudah mengincarnya mati-matian, terus-menerus menyemburkan api dengan ganas sambil mengejarnya tanpa henti.
"Dia benar-benar jago jadi Main Tank, nilai kebenciannya full terkuras semua." Gumam Han Sen dalam hati sambil mengawasi dari kejauhan.
Setelah mengamati sejenak, Han Sen juga tidak menemukan kelemahan mencolok pada Tyrannosaurus tersebut. Seluruh tubuhnya dipenuhi sisik merah yang terlihat sangat keras dan sulit ditembus.
Namun dari segi kecepatan, makhluk ini tergolong lambat di antara Makhluk Dewa Super. Tidak bisa dibandingkan dengan burung gagak, bahkan dengan keledai awan merah itu pun, kecepatannya jauh lebih rendah.
"Dengan kecepatan seperti ini, bahkan jika dia berbalik mengejarku, aku tak akan mudah tertangkap. Akan kucoba saja." Han Sen berdiri di atas istana, mengarahkan busur silang merak ke mata Tyrannosaurus sambil menunggu kesempatan yang pas.
Dor!
Panah bulu gagak melesat dari busur Han Sen, melintasi jarak puluhan meter. Sepertinya akan mengenai mata sang Tyrannosaurus, namun tiba-tiba kelopak matanya berkedip, menghalangi panah tersebut.
Dang!
Panah bulu burung gagak tetap menusuk masuk, tapi hanya menembus sebagian kecil, tersangkut di kelopak mata Tyrannosaurus itu.
Kelopak mata Tyrannosaurus tidak memiliki sisik armor, terlihat cukup rapuh. Sang predator seketika meraung kesakitan lalu berbalik memandang penuh amarah ke Han Sen.
Han Sen buru-buru berbalik dan kabur. Benar saja, Tyrannosaurus langsung mengejarnya. Semburan api raksasa bagai penyembur api raksasa menyapu area, membuat Han Lin merasakan suhu sekitar melonjak drastis sampai bulu keringat di tubuhnya hampir gosong.
"Saudara Han, kau benar-benar murah hati! Aku tahu kau akan kembali menyelamatkanku. Kau orang baik!" teriak Wang Yuhang dengan suara bergetar penuh keharuan.
"Orang baik apaan itu?!" bentak Han Sen. "Cepat cari cara alihkan perhatiannya! Biar kupanah berkali-kali. Mungkin bisa kita bunuh!"
"Oke oke oke!" Wang Yuhang mengangguk cepat seperti burung mematuk.
Han Sen awalnya mengira Wang Yuhang seharusnya memanggil panah atau semacamnya, paling-paling juga membikinkan pistol untuk dilempar ke Tyrannosaurus.
Siapa sangka Wang Yuhang malah mengambil sepotong logam yang runtuh dari tembok, lalu melemparkannya ke tubuh Tyrannosaurus.
Dor!
Logam itu menghantam sisik kemerahan Tyrannosaurus, terlihat tidak menyebabkan kerusakan berarti, paling-paling hanya menggoda makhluk itu.
Ternyata Tyrannosaurus itu berhenti mengejar Han Sen, berbalik memandang ke arah Wang Yuhang.
"Anjing besar, kejar aku! Kejar aku!" teriak Wang Yuhang sambil membelakangi Tyrannosaurus, mengangkat pantatnya dan menepuk dua kali. "Gigit aku... gigit aku..."
Wang Yuhang yang baru saja terbakar hingga baju zirahnya compang-camping, pantatnya hampir terlihat. Dengan gerakan menepuk dan memutar tubuhnya, pemandangan yang tercipta sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Han Sen menggaruk-garuk kepala penuh garis hitam, dalam hati bergumam: "Apa orang ini bodoh tingkat dua? Tujuanmu cuma memancing Tyrannosaurus, buat apa gaya-gayaan begini? Lebih baik serang langsung dengan keras!"
Namun siapa sangka Tyrannosaurus itu benar-benar terpancing amarahnya. Monster itu mendongak ke langit sambil mengeluarkan raungan dahsyat, menyemburkan api berkali-kali lipat lebih besar dari semburan ke Han Sen sebelumnya.
Wang Yuhang menjerit-jerit kepanasan sambil berbalik dan langsung kabur. Tyrannosaurus itu pun mengejar dengan segenap tenaga bagai ingin merebut nyawa.
"Jawaban apaan itu? Ini bisa disebut strategi?!" Mata Han Sen membelalak tak percaya. Tindakan Wang Yuhang benar-benar membongkar worldview-nya.
“Saudara Han, cepat selamatkan aku! Aku hampir terbakar mati!” Wang Yuhang kabur sambil berteriak, kedua tangan mati-matian memukul-mukul semburan api kecil yang membakar pantatnya.
“Paman, bertahanlah sebentar lagi!” Han Sen membawa busur silang merak, kembali membidik mata Tyrannosaurus.
