Dor!
Han Sen kembali melepaskan panah ke kelopak mata Tyrannosaurus, tetap tidak berhasil melukai matanya.
Namun di luar dugaan Han Sen, Wang Yuhang yang berteriak-teriak di sana sambil menghujamkan logam ke Tyrannosaurus, membuat makhluk itu hanya melirik penuh kebencian ke Han Sen sebelum kembali mengejar Wang Yuhang.
“Paman, berusaha lebih keras! Aku yakin kau bisa.” Han Sen tidak tahu dosa apa yang dilakukan Wang Yuhang di kehidupan sebelumnya, hingga di kehidupan ini memiliki nilai kebencian sial yang begitu kuat.
Tapi dengan Wang Yuhang yang menarik perhatian Tyrannosaurus, Han Sen terus mencari kesempatan untuk menembaki mata makhluk itu dengan ganas.
Namun serangan balik makhluk dewa super ini juga cukup cepat. Meski Han Sen telah memilih momen terbaik, pada dasarnya dia hanya bisa mengenai kelopak mata Tyrannosaurus.
Beberapa panah lain berhasil dihindari langsung oleh Tyrannosaurus, hanya mengenai sisik di tubuhnya. Panah yang menyentuh sisik itu hampir tak berguna, hanya meninggalkan bekas putih tipis sebelum jatuh, sama sekali tak mampu menembus lapisan zirah.
Di sisi Wang Yuhang, kondisi sudah hampir limbung. Tubuhnya terbakar hingga nyaris tak bisa bertahan.
"Saudara Han, cepatlah habisi anjing besar itu! Aku sudah hampir kolaps!" rintih Wang Yuhang.
"Paman kecil, tahan sedikit lagi," kata Han Sen sambil matanya tak lepas membidik mata Tyrannosaurus dengan busur silang meraknya.
Sekarang sudah ada belasan panah yang tertancap di kelopak matanya, namun hanya sekedar menempel di permukaan kelopak mata tebal itu tanpa bisa menembus, apalagi melukai mata Tyrannosaurus.
Dor!
Sebuah panah lagi melesat, kali ini Han Sen memilih jarak yang sangat dekat. Awalnya dia mengira panah ini pasti bisa mengenai mata sang predator, namun ternyata masih dihalangi oleh kelopak mata yang kokoh.
Saat Han Sen meraba sarung panahnya, dia baru menyadari bahwa sarung itu sudah kosong. Seluruh panah bulu gagak telah habis ditembakkan, tapi tetap gagal melukai mata Tyrannosaurus.
"Yang berani akan kekenyangan, pengecut mati kelaparan. Bertarung habis-habisan!" Melihat panah bulu gagak mampu menembus kelopak mata Tyrannosaurus, Han Sen merasa masih ada harapan. Dengan gigi terkunci, dia berlari kencang menuju sang monster.
Pertama-tama, tidak soal apakah bisa membunuh Tyrannosaurus ini atau tidak. Jika dibiarkan tinggal di sini, siapa yang tahu apakah dia akan sesekali turun ke dataran es di bawah untuk memakan beberapa orang atau membakar beberapa perlindungan untuk mengadakan pesta api unggun.
Han Sen tidak ingin mengambil risiko ini. Sekarang karena ada kemungkinan dan kesempatan, tentu saja Han Sen ingin membunuhnya. Bahkan jika tidak bisa membunuh, melukainya parah sekali juga bagus.
Mantra Panjang Umur dan Bao Yu Yuan Yang Gong meledak dengan kekuatan penuh. Tenaga murni dari sepasang ginjal terus mengalir tanpa henti, melalui konversi gila-gilaan di jantung, berubah menjadi tenaga amuk yang membanjiri seluruh raga Han Sen, membuat tubuhnya berbunyi gek-gek seperti mobil berkecepatan tinggi yang gemetar dengan mesin maksimal.
Dengan Wang Yuhang yang mengalihkan perhatian Tyrannosaurus, Han Sen ternyata bisa dengan mudah menerobos masuk ke sisinya. Langsung menginjak tubuh Tyrannosaurus, beberapa kali loncatan telah membawanya ke atap kepala makhluk itu.
Tyrannosaurus baru menyadari kehadiran Han Sen, kedua cakarnya menyambar ke arah Han Sen.
Dengan menggunakan Jing Dongxuan untuk meniru teknik terbang, Han Sen menghindari serangan cakar Tyrannosaurus di udara seperti burung monster, lalu menemukan kesempatan untuk menendang keras mata Tyrannosaurus.
Tyrannosaurus segera memutar kepala menghindari tendangan itu, namun Han Sen meminjam tenaga dari udara dan melayangkan tujuh tendangan amuk beruntun ke mata Tyrannosaurus.
Tyrannosaurus tak bisa menghindar lagi, terpaksa menutup mata menggunakan kelopak mata untuk menahan serangan Han Sen.
Tapi ini justru menjebak Tyrannosaurus. Han Sen menghentakkan tujuh tendangan keras berturut-turut ke kelopak mata Tyrannosaurus.
Lebih tepatnya, semua tendangan itu mengenai panah bulu gagak yang masih menancap di kelopak mata tersebut.
Kaki Han Sen bagaikan palu besi bertubi-tubi, tujuh pukulan berat berturut-turut menghantam panah bulu burung gagak yang menancap di kelopak mata hingga menembus masuk.
"Raaawr!" Tyrannosaurus mengaum dahsyat, darah mengucur deras dari kedua matanya.
Setelah tujuh kali pukulan telak dari Han Sen, panah bulu burung gagak akhirnya menembus kelopak mata Tyrannosaurus, sebagian ujungnya menusuk bola matanya.
Tyrannosaurus yang kesakitan berusaha membuka mata, namun gerakan ini justru menarik panah yang menancap di matanya. Bilah panah mengiris-iris kelopak mata, membuat darah segar mengalir deras seperti air terjun.
Memanfaatkan momentum ini, Han Sen melayang sambil melancarkan tujuh tendangan mematikan. Teknik Tujuh Pembunuhan Pasti-nya menyatu sempurna dengan kemampuan terbang, menghantam kelopak mata kedua sang raksasa.
“Roar!” Mata satunya Tyrannosaurus juga dipenuhi semburan darah deras, kehilangan penglihatan sepenuhnya.
Tyrannosaurus yang buta total mengamuk membabi-buta, menyemburkan api ke segala arah. Han Sen terpaksa terbang ke atas dan mundur beberapa jarak untuk menghindari semburan api liar yang bisa melukainya.
“Saudara Han, kerja bagus!” Wang Yuhang berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Tapi baru saja mengucapkan itu, tanpa sengaja tersapu semburan api liar Tyrannosaurus hingga tubuhnya langsung terbakar.
“Aduh!” Wang Yuhang terjatuh sambil berguling-guling di tanah, butuh waktu cukup lama untuk memadamkan api di tubuhnya. Pantatnya terlihat menghitam akibat terbakar.
Tyrannosaurus yang buta dan kesakitan di kedua matanya semakin parah terluka saat berkedip. Panah bulu gagak yang menancap di kelopak matanya semakin dalam melukai bola matanya setiap kali ia mengedip.
Cakar Tyrannosaurus yang besar dan kekar jelas tidak mampu mencabut bulu kecil yang menancap di kelopak matanya.
Tyrannosaurus tampak panik, mengepakkan empat sayapnya yang seperti api mencoba kabur. Han Sen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan kembali belasan panah bulu gagak yang terjatuh di tanah sebelumnya, lalu memanggil sayapnya dan mengejar Tyrannosaurus yang terbang ke udara.
Ini adalah kesempatan terbaiknya untuk memburu Makhluk Dewa Super di Perlindungan Kedua. Berbeda dengan saat membunuh Merak Mata Gelap dulu yang hanya mencari keuntungan, kali ini dia sama sekali tidak ingin melewatkannya.
Tyrannosaurus terbang tak tentu arah di langit sambil mengeluarkan raung naga yang menggelegar. Mulutnya sesekali menyemburkan api, membuat langit dipenuhi lidah api yang menjalar ke segala penjuru, menciptakan pemandangan yang sangat mengerikan.
Orang-orang di dataran es menyaksikan pemandangan menakutkan ini - Tyrannosaurus raksasa melayang di angkasa sambil menyemburkan api. Banyak yang terkejut melihatnya.
Makhluk mutan mengerikan seperti ini belum pernah muncul sebelumnya di dataran es, sehingga pemandangan seram seperti ini pun belum pernah disaksikan orang.
"Cepat lihat, ada yang mengejar makhluk mengerikan itu!" Tiba-tiba seseorang berteriak.
"Di mana? Di mana?"
"Jauh sekali, pakai mata telanjang mana bisa lihat. Gunakan teropong lah!"
Di tempat perlindungan tidak boleh menggunakan produk teknologi, tapi teropong yang cuma pakai lensa cembung/cekung tanpa kandungan teknologi masih diperbolehkan.
Banyak orang mengeluarkan teropong untuk menyaksikan tayangan di langit, dan benar-benar melihat seseorang mengejar-ngejar Tyrannosaurus mengerikan itu di udara.
"Aduh! Itu Direktur Han!"
"Sial, Direktur Han keren banget, ternyata berani mengejar makhluk semengerikan ini!"
"Terlalu kuat! Jangan-jangan dia sendirian yang membabat Perlindungan Keluarga Kerajaan di Bidang Ilahi?"
"Keren banget, benar-benar kebal!"
Orang-orang yang menyaksikan Han Sen terbang keluar sambil mengejar Tyrannosaurus sontak terkejut, semua mengira dialah yang sedang memburu makhluk mengerikan itu.
