Qin Wenzhao adalah remaja yang sopan dan berpendidikan keluarga baik, membuat Han Sen tidak terlalu menolak peran sebagai pelindungnya.
Namun yang mengejutkan Han Sen, bakat dan kemampuan Qin Wenzhao terlihat cukup bagus. Saat Makhluk Dewa Super sudah ditemukan, mengapa keluarga Qin buru-buru menaikkan levelnya jadi evolusioner? Padahal dia bisa menunggu beberapa tahun lagi untuk melihat kesempatan mendapatkan Super Gen Tuhan.
Belakangan Han Sen sendiri tidak punya hal khusus yang harus dilakukan. Sementara belum menemukan Makhluk Dewa Super yang cocok untuk diburu, Han Sen hanya berlatih Jing Dongxuan dan mempelajari Esensi Gen Kehidupan.
Sayangnya kedua peristiwa itu tidak menunjukkan perkembangan. Han Sen berniat meminjamkan Esensi Gen Kehidupan Beruang Besar Es ke keluarga Ji untuk diteliti. Pertama, karena dia sendiri tidak bisa menemukan hasil. Kedua, dengan esensi gen ini berada di tangannya, berbagai pihak terus mengawasinya ketat dan ingin merebutnya. Dengan mengirimkannya ke keluarga Ji, pengawasan terhadapnya akan berkurang sekaligus memudahkannya bekerja.
Jika keluarga Ji berhasil mempelajari cara menyerap Esensi Gen Kehidupan, Han Sen bisa fokus memburu Makhluk Dewa Super. Jika tidak berhasil, baginya juga tidak ada kerugian.
Karena sedang tidak sibuk, Han Sen mempersiapkan diri untuk membawa Su Xiaoqiao dan Qin Wenzhao berlatih bersama. Tujuannya agar mereka bisa menyaksikan Suasana Besar di Perlindungan Kedua.
Namun tujuan Han Sen sendiri adalah pergi ke hutan bunga persik. Jing Dongxuan miliknya masih belum bisa melewati hambatan. Jika hanya mengandalkan latihan keras, entah berapa lama lagi baru bisa terobos.
Jika bisa memakan buah dari pohon persik mistis itu, mungkin bisa langsung menghancurkan hambatan dan mengaktifkan kunci gen pertama.
Sepanjang perjalanan, Han Sen membawa Su Xiaoqiao dan Qin Wenzhao sambil berburu makhluk mutan menuju hutan bunga persik. Semuanya berjalan lancar.
Sesampainya di pinggir hutan persik, Han Sen tidak berani membawa mereka masuk. Hanya mengamati kondisi dari luar. Bunga persik sudah lama layu seluruhnya. Di antara dedaunan hijau yang rimbun, terlihat buah-buah hijau kebiruan seukuran biji kacang. Tampaknya masih perlu waktu cukup lama sebelum memasuki fase matang.
Setelah mengamati dari luar sebentar, Han Sen bersiap membawa Su Xiaoqiao dan Qin Wenzhao pergi. Bagaimanapun juga, hutan persik itu terlalu berbahaya. Entah apakah makhluk-makhluk dewa super itu masih berada di dalam, apalagi membawa Su Xiaoqiao dan Qin Wenzhao, bahkan Han Sen sendiri pun tidak berani masuk sembarangan.
Tepat ketika Han Sen hendak pergi, tiba-tiba terdengar samar-samar suara raungan monster dari dalam hutan persik. Karena jaraknya yang sangat jauh, suara itu hanya terdengar samar. Han Sen menyenderkan telinga mendengarkan sejenak, ekspresi wajahnya berubah.
Menurut pendengaran Han Sen, suara itu jelas berasal dari Beruang Hitam yang dulu berada di bawah pohon persik. Dalam raungan itu terkandung kepedihan dan amarah yang mendalam, tidak diketahui apa yang sebenarnya terjadi.
Meski Han Sen sangat ingin masuk sekarang untuk melihat apa yang terjadi, tapi dia tetap mengantar Su Xiaoqiao dan Qin Wenzhao ke perlindungan terdekat terlebih dahulu, menyuruh mereka menunggu di sana, baru kemudian kembali ke hutan pohon persik.
Berdiri di luar hutan persik, suara roar Beruang Hitam masih samar-samar terdengar, membuat Han Sen yang awalnya cemas mulai tenang. Dengan hati-hati dia memasuki hutan bunga persik, bergerak ke arah sumber suara.
Karena kali ini tidak membawa Si Perak Kecil, Han Sen berjalan ekstra waspada. Masuk ke hutan persik kali ini jauh lebih sulit - dia bertemu banyak makhluk mutan.
Yang paling banyak adalah ular. Berbagai jenis ular besar kecil berserakan. Han Sen langsung memanggil Baju Zirah Emas dan Tato Sihir Stone Armor Demon, menghindari kawanan ular besar sambil mengabaikan ular-ular biasa, terus menuju arah suara Beruang Hitam.
Tiba-tiba, Han Sen melihat seekor ular kecil merah muda berenang di depannya. Jika sebelumnya dia belum pernah ke hutan pohon persik, pasti dia akan langsung melintas tanpa ragu.
Ular itu terlihat sangat tidak mencolok, hanya sepanjang satu kaki, kecil dan ramping, dengan raga berwarna merah muda yang tidak terlalu menakutkan, malah memberi kesan bisa diinjak sampai mati dengan sekali injakan.
Tapi Han Sen mengenali ular kecil ini. Dulu di bawah pohon persik, ular merah muda ini memiliki tempatnya sendiri, berlatih bersama banyak Makhluk Dewa Super di bawah pohon mistis itu, mutlak merupakan makhluk yang sangat mengerikan.
Han Sen langsung berhenti total, menyembunyikan semua aura dalam tubuhnya. Dia ingin melihat apa yang terjadi pada beruang hitam itu, tapi sama sekali tidak ingin berkonflik dengan ular merah muda yang kekuatannya masih misterius ini.
Ular kecil merah muda itu sepertinya tidak menyadari keberadaannya, terus berenang menuju arah lain. Gerakannya sangat lambat, seperti sedang bersantai. Setelah cukup lama baru mencapai batang pohon persik, terlihat ingin memanjat ke atas.
Han Sen justru merasa ada yang tidak beres, langsung mengaktifkan kunci gen dan ingin mundur. Namun dilihatnya ular-ular bergerombol memenuhi segala penjuru - merah, hijau, hitam, putih, bermotif bunga, berbagai ukuran ular menutupi tanah dan pohon persik. Tak terhitung jumlahnya.
"Para raja ras heterogen ini memang licik luar biasa!" Han Sen terkejut bukan main. Ia segera memanggil sepasang sayap besar untuk terbang menghindar. Namun tiba-tiba puluhan ular bersayap aneh beterbangan dari dahan-dahan pohon persik. Dalam sekejap, langit pun dipenuhi gerombolan reptil terbang. Bahkan ular merah muda kecil itu mengembangkan sepasang sayap darah transparan di punggungnya, melayang di angkasa tepat di atas Han Sen sambil berputar-putar, sepenuhnya memblokir niatnya untuk kabur lewat udara.
Tanpa basa-basi, Han Sen langsung melepaskan Tyranno Thrust Api. Senjata maut sepanjang dua meter lebih itu diayunkan horizontal, seketika menghancurkan sekelompok makhluk ular menjadi arang. Tubuhnya pun melesat maju menerobos kepungan.
Tapi Han Sen segera menyadari, ular kecil merah muda ini sama seperti Raja Serigala dan Raja Kuda Terbang, memiliki kemampuan kontrol yang sangat kuat terhadap kawanan ular. Ular-ular itu ternyata membentuk formasi ular, meski sulit melukai Han Sen, tetap memaksanya untuk terus bergerak masuk ke kedalaman hutan persik.
"Apa sebenarnya yang diinginkan ular merah muda kecil ini?" Han Sen bertanya-tanya dalam hati dengan perasaan waspada.
Karena ia menyadari ular merah muda itu sepertinya tidak berniat mengambil nyawanya, hanya memaksanya masuk lebih dalam ke hutan bunga persik. Tindakan yang jelas-jelas disengaja ini membuatnya bertanya-tanya apa maksud di baliknya.
Han Sen tidak berani meremehkan kecerdasan makhluk-makhluk mutan ini. Meski sekarang ingin keluar, kesempatan itu sudah tidak ada lagi.
Sepanjang hutan persik yang luas dipenuhi gerombolan ular-ular mutan. Secara berkala mereka terbang dari pepohonan seperti belalang, menutupi langit dan terus mengusir Han Sen semakin dalam ke jantung hutan persik.
Dan ternyata tempat yang ingin mereka tujukan Han Sen, justru adalah sumber suara geraman Beruang Hitam. Setelah dipaksa berlari lebih dari seratus li, geraman Beruang Hitam semakin jelas terdengar. Suara itu mengguncang langit dan bumi, menunjukkan betapa ekstremnya amarah sang beruang saat ini.
Han Sen mengatupkan giginya, malah mempercepat larinya menuju sumber suara geraman Beruang Hitam. Kawanan ular itu hanya mengejarnya tanpa banyak menyerang lagi, jelas-jelas ingin mengarahkannya ke sana.
