Area sekitar pohon persik mistis dipenuhi kawanan ular. Han Sen juga melihat Beruang Hitam besar dan kecil, makhluk aneh biru, serta burung jenjang. Semua Makhluk Dewa Super yang sebelumnya menyerap aroma wangi di bawah pohon persik telah datang, kecuali gajah tulang.
Kedatangan Han Sen membuat kawanan ular menjadi gempar. Anehnya, ular-ular di sini tidak menghindari aura Xiao Yin Yin. Ribuan ular mengangkat kepala mereka sambil mengawasi ketat Han Sen dan Xiao Yin Yin seperti peringatan.
Ular merah muda itu melingkar di atas kepala seekor ular piton raksasa. Matanya yang dingin bahkan penuh dendam menatap ke arah Han Sen, menunjukkan bahwa ia belum melupakan pria itu.
Entah mengapa, ular merah muda itu tampak waspada dan tidak melancarkan serangan. Hal ini justru membuat Han Sen merasa terkejut.
Beruang Hitam kecil itu langsung berlari mendekat begitu melihat Han Sen, sama sekali tidak mempedulikan kawanan ular di sekitarnya. Postur tubuhnya terlihat lebih besar satu lingkaran dibanding pertemuan terakhir, menunjukkan kecepatan pertumbuhan yang luar biasa.
Beruang Hitam kecil berlari mendekat dan mengelilingi Han Sen beberapa kali, mengendus tubuhnya dengan hidung, lalu memberi isyarat agar Han Sen mengikutinya menuju ke pihak Beruang Hitam besar.
Sambil berjalan, Han Sen memperhatikan bahwa di pohon persik mistis yang sangat besar itu ternyata hampir tidak terlihat buah persik. Setelah lama mengamati, di antara dedaunan hijau berkilauan itu, ia menemukan dua buah persik sebesar telur burung unta. Di bagian bawah buah persik sudah mulai memerah samar-samar, sementara bagian atas masih terlihat kehijauan dan keputihan, sepertinya sudah hampir matang.
"Pohon persik sebesar ini ternyata hanya menghasilkan dua buah persik?" Han Sen mengamati dari kejauhan, namun di pohon persik mistis yang menjulang tinggi itu benar-benar hanya ada dua buah persik.
Satu buah tergantung di dahan atas, satu buah lainnya terkulai di dahan bawah.
Sementara beberapa Makhluk Dewa Super itu terus mengawasinya dengan tajam, membuat Han Sen tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening. Kekuatan malaikat kecil ditambah Si Perak Kecil kira-kira setara dengan Beruang Hitam kecil dan besar. Ditambah Han Sen sendiri yang bisa dianggap setara Si Perak Kecil, melawan satu atau dua Makhluk Dewa Super, persentase keberhasilan merebut buah persik sangat besar.
Tapi setelah Han Sen menghitung, ular kecil merah muda, makhluk aneh biru, burung jenjang, serta Beruang Hitam kecil dan besar—total ada lima Makhluk Dewa Super di sini. Jika ditambah kawanan ular, keinginan Han Sen untuk merebut buah persik tidak akan semudah itu.
Setelah tiba di sisi Beruang Hitam besar, posisi mereka sudah sangat dekat dengan pohon persik mistis. Tapi baik Beruang Hitam kecil dan besar, ular merah muda, maupun makhluk super lainnya—tak satu pun yang berani memasuki area sekitar pohon persik mistis.
Ini membuat Han Sen agak mengernyitkan dahi. Dilihatnya dua buah persik itu tergantung di pohon, satu di pucuk tertinggi dan satu lagi di cabang bawah kanopi. Keduanya menyebarkan kilau mistis, bagaikan buah suci surgawi. Aroma segar yang memikat beterbangan, bahkan lebih menggoda daripada rimbun bunga persik sebelumnya.
Namun meski demikian, tak satu pun makhluk mutan mendekati pohon persik itu. Seolah mereka tak terburu-buru merebut buah tersebut.
Beruang Hitam besar hanya berbaring di hutan persik sebelah, sorot matanya tertuju pada dua buah misterius itu. Tapi dia tetap hanya menyaksikan dari sini, tanpa tanda-tanda akan berdiri mendekat.
Ular-ular kecil merah muda dan makhluk aneh biru pun bersikap sama. Burung jenjang juga hinggap jauh di pohon persik biasa. Mereka semua menjaga jarak dari pohon mistis tersebut.
Beruang Hitam kecil mengelilingi Han Sen beberapa kali, menatap Si Perak Kecil di bahu Han Sen dengan tatapan imut banget, sepertinya sangat tertarik pada makhluk kecil itu.
"Aneh, buah persik itu sudah hampir matang, tapi kenapa makhluk dewa super ini masih menjaga jarak? Apakah mereka tidak takut ada yang mendahului merebutnya?" Han Sen menatap pohon persik mistis dengan seksama, merasa pasti ada masalah tersembunyi di sini.
Dengan mengaktifkan Teknik Tulang Giok dan Kulit Es, kunci gen-nya terbuka. Indra spiritualnya meningkat drastis. Meski belum mencapai tingkat Kesadaran Kedelapan yang sejati, indra spiritualnya kini bahkan melebihi makhluk dewa super biasa.
Saat menyelidiki seluruh bagian pohon persik dengan indra spiritualnya, ekspresi Han Sen langsung berubah masam.
Dengan indra keenamnya yang luar biasa kuat, akhirnya Han Sen melihat bahwa pohon persik mistis itu memang ada yang tidak beres. Di batang pohon persik raksasa itu, sepertinya ada gelombang kehidupan yang sangat kecil namun padat. Di bawah pengaruh indra keenam Han Sen, ketika melihat kembali pohon persik mistis itu, ia merasa seolah-olah batang, ranting, dan dedaunan pohon tersebut dipenuhi semut-semut kecil, membuat kulit kepalanya bergidik.
"Serangga! Ada banyak serangga kecil tak dikenal di pohon persik mistis ini?" Hat Han Sen dipenuhi kengerian. Tubuh serangga-serangga kecil itu sangat halus, sementara pohon persik terlalu besar. Mereka bersembunyi di retakan kulit pohon, dari luar sama sekali tidak terlihat jejaknya.
Jika bukan karena indra keenam Han Sen yang luar biasa, mungkin meski berdiri di depan pohon itu, mustahil baginya untuk menemukan keberadaan mereka.
“Apa sebenarnya serangga kecil itu? Bahkan Makhluk Dewa Super sekalipun begitu waspada terhadap mereka, tak berani mendekati batang pohon persik?” Han Sen mengerutkan kening diam-diam.
Han Sen yakin betul saat dia berada di bawah pohon persik sebelumnya, serangga-serangga itu belum ada. Kalau tidak, pasti sudah dia temukan saat itu.
Dia sudah berlatih begitu lama di bawah pohon persik. Jika serangga-serangga itu sudah ada sejak dulu, mustahil dia tidak merasakan kehadiran mereka.
“Aneh, dari mana asal serangga-serangga ini? Jumlahnya yang begitu banyak mustahil semuanya Makhluk Dewa Super. Bagaimana bisa makhluk tingkat super sekalipun begitu takut hingga takut mendekati pohon persik?” tebakan Han Sen berkecamuk dalam hati.
Tiba-tiba Han Sen teringat saat menaklukkan Putri Yin-Yang. Di luar Perlindungan Keluarga Kerajaan, ada Induk Kumbang Perak level darah suci. Mungkin serangga kecil ini sama seperti kumbang perak - senjata yang dihasilkan oleh makhluk mutan tertentu, bukan makhluk mutan sejati.
Serangga kecil ini ternyata bisa membuat Makhluk Dewa Super begitu waspada, maka sangat mungkin induk yang melahirkan serangga-serangga ini sendiri adalah seekor Makhluk Dewa Super.
"Jika benar demikian, ini akan menjadi masalah yang lebih besar. Sebuah Makhluk Dewa Super yang mampu melahirkan jutaan serangga tentu merupakan entitas yang sangat mengerikan." Han Sen menyapu tanah dengan indra spiritualnya, namun karena keterbatasan indranya yang belum mencapai Kesadaran Kedelapan sejati, mustahil baginya untuk benar-benar menemukan situasi di kedalaman bumi.
Tak bisa menemukan lokasi induknya, Han Sen hanya bisa mengerutkan kening sambil mengamati serangga-serangga di batang pohon. Serangga-serangga mikroskopis itu menempel pada kulit kayu, bahkan terus mengunyah pohon persik. Meski jumlah yang dikunyah sangat sedikit, ini sudah cukup membuat orang kehilangan akal.
Pohon persik mistis ini adalah makhluk luar biasa. Bahkan Makhluk Dewa Super pun menghormatinya dalam-dalam. Fakta bahwa serangga-serangga ini bisa mengunyah pohon persik benar-benar mengejutkan.
Han Sen tidak jelas latar belakang serangga-serangga itu, terpaksa meniru Beruang Hitam besar dan kawanannya dengan tidak mendekati pohon persik itu, hanya diam menunggu buah persik matang sepenuhnya dari kejauhan.
Hanya dalam beberapa hari, buah persik yang tergantung di cabang atas telah berubah transparan seperti giok, seolah ada cahaya merah mengalir di permukaannya. Napas dewa mengalir keluar dari buah persik bak batu giok, aroma segar terbawa angin, menyelimuti ratusan li hutan persik dengan wangi buah persik.
