Si Perak Kecil ditinggalkan Han Sen di pengganti Ksatria Baju Perang Serangga, agar pengganti itu terlihat lebih realistis. Jadi kali ini Han Sen terpaksa merantau ke Pegunungan Setan sendirian.
Tapi dengan adanya malaikat kecil, Han Sen sebenarnya tidak terlalu takut. Dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memburu beberapa Makhluk Darah Ilahi guna melengkapi Gen Tuhan yang masih tersisa.
Dia sudah membunuh banyak Makhluk Darah Ilahi di laut, tapi karena posturnya yang besar, meski sudah dimakan lama hanya beberapa poin Gen Tuhan yang bertambah. Sungguh sulit untuk melengkapi Gen Tuhan sepenuhnya.
Di Pegunungan Setan terdapat banyak makhluk mutan yang kuat. Tak lama setelah Han Sen memasuki pegunungan, dia melihat sekelompok makhluk mutan mirip kera berbulu hitam. Yang mengejutkan, beberapa di antaranya bahkan mencapai tingkat mutasi.
Namun yang lebih mengejutkan, ada sekelompok orang yang sedang bertarung dengan kera-kera itu. Han Sen sedikit terkejut, tak menyangka ada yang berani seperti dirinya datang berburu makhluk mutan di Pegunungan Setan.
Setelah diperhatikan lebih seksama, ternyata itu Kakak Feili bersama seorang cewek sedang berburu. Kera-kera hitam itu jelas bukan tandingan Kakak Feili. Dengan satu tebasan satu tumbang, bahkan makhluk mutan tingkat mutasi pun tak mampu menahan beberapa kali serangannya. Aurasinya terlihat sangat berwibawa dan legendaris.
"Kakak Feili hebat sekali! Kakak Feili sangat kuat! Kakak Feili keren banget!" Cewek itu berdiri di samping dengan kedua tangan mengepal di dada, matanya berbinar-binar bagai jantung merah. Tak henti-hentinya dia menyemangati Kakak Feili.
Cewek itu memang memiliki kecantikan yang memikat, dengan dada besar, kaki jenjang, dan wajah kekanak-kanakan. Sorakannya yang manja untuk Kakak Feili langsung membuatnya semakin bersemangat. Pedangnya mengayun secepat angin, menciptakan aura "Satu Pedang di Tangan, Kuasai Dunia".
Han Sen mengamati sejenak lalu bergegas pergi. Belum beberapa langkah, ia mendengar cewek itu berkata pada Feili yang telah membunuh semua monyet: "Kakak Feili, kamu benar-benar hebat! Makhluk biasa ini jelas bukan tandinganmu. Ayo kita cari Makhluk Darah Ilahi di dalam sana!"
Han Sen diam-diam tertawa. Kali ini Feili sendiri yang mencari masalah. Ini masih di ambang Pegunungan Setan, makhluk mutan yang kuat belum terlalu banyak di sini.
Tapi jika Feili benar-benar membawa cewek tak tahu diri ini lebih jauh ke dalam, mungkin masalahnya bukan lagi bisakah mereka berburu makhluk mutan, tapi apakah mereka bisa bertahan hidup keluar dari sana.
Namun ini tidak ada hubungannya dengan Han Sen. Han Sen terus berjalan ke dalam, setelah melewati sebuah gunung besar, terlihat di depannya sebuah ngarai yang dipenuhi tumbuhan mirip anggrek, dengan banyak bunga-bunga kecil berwarna pink bermekaran. Kupu-kupu beterbangan di atasnya, menciptakan pemandangan yang damai dan indah.
Namun bagi Han Sen, itu adalah area berbahaya. Meski kupu-kupu yang beterbangan itu terlihat cantik, mereka jelas-jelas makhluk mutan. Aura kehidupan mereka sangat kuat, jauh melebihi makhluk mutan level purba, setidaknya berada pada level mutasi.
Han Sen mengamati kupu-kupu itu dari kejauhan. Ngarai itu cukup luas dengan hamparan bunga anggrek. Banyak kupu-kupu berwarna menyala seperti api yang mempesona beterbangan. Postur tubuh mereka hanya sedikit lebih besar dari kupu-kupu biasa, terlihat lemah tak tertahankan seolah bisa dihancurkan dengan sekali jepret.
“Kakak Feili, cepat lihat, ada yang di sana.” Han Sen sedang mengamati ngarai itu, tiba-tiba mendengar suara yang agak familiar.
Saat menoleh, ternyata Kakak Feili membawa cewek berwajah kekanak-kanakan dengan payudara besar ke area ini, membuatnya tak sengaja mengerutkan kening halus.
Kemampuan Kakak Feili menjadi salah satu dari tiga raksasa di dataran es yang menguasai Perlindungan Feili, tentu bukanlah orang tak berotak. Kejadian kali ini dimana dia membawa seorang cewek masuk ke Pegunungan Setan benar-benar mengejutkan Han Sen.
Kakak Feili juga melihat Han Sen, namun saat ini seluruh tubuh Han Sen terbungkus baju zirah emas, sehingga Kakak Feili tak bisa mengenalinya.
“Teman, bagaimana panggilannya?” Kakak Feili menyapu pandangannya ke seluruh tubuh Han Sen.
Baju zirah emas bukanlah hak paten Koin Emas. Di Perlindungan Kedua, banyak yang memiliki baju zirah emas. Tentu Kakak Feili tak mungkin langsung mengira orang berpakaian zirah emas sebagai Koin Emas.
“Ada urusan apa?” Han Sen tidak menjawab Kakak Feili, hanya menatapnya sambil bertanya.
“Jika teman ingin melewati ngarai ini, lebih baik kita berburu bersama-sama, saling menjaga satu sama lain.” Kakak Feili berkata.
“Maaf, aku ini tipe orang yang suka menyendiri.” Han Sen berkata dengan datar.
Mendengar ucapan Han Sen, si cewek langsung tersinggung: “Kamu ini tidak tahu terima kasih! Kakak Feili adalah pemimpin Legiun Feili, salah satu dari keempat legiun Perlindungan Sang Dewi. Beliau ingin membantumu!”
“Terima kasih atas niat baiknya. Aku masih ada urusan, silakan kalian lanjut.” Han Sen sama sekali tidak tertarik menemani Kakak Feili ngegebetin cewek.
“Dasar orang tidak tahu diri! Kak, ayo kita pergi. Jangan dihiraukan!” Si cewek memeluk lengan Kakak Feili dan bergegas menuju ke dalam lembah.
Di dalam hati Kakak Feili merintih kesakitan, namun di wajahnya terpancar aura keadilan yang teguh: "Xiao Yuan, Pegunungan Setan terlalu berbahaya. Jika dia sendirian di sini, mungkin bisa celaka. Akan kucoba membujuknya sekali lagi."
Sambil berkata demikian, Kakak Feili melepaskan diri dan berlari kecil menghampiri Han Sen. Setelah berdehem pelan, dia berkata: "Teman, pertemuan kita adalah takdir. Mengapa tidak pergi bersama?"
Usai berbicara, Kakak Feili segera menurunkan suaranya hingga hanya bisa didengar oleh mereka berdua: "Teman, tolong bantu aku. Akan kuberikan dua roh hewan bermutasi."
"Bantuan apa?" tanya Han Sen.
"Kamu pura-pura bertengkar denganku, lalu kita berkelahi. Kamu berpura-pura kalah dan lari ke luar gunung. Aku akan mengejarmu keluar. Begitu saja. Aku akan bayar satu roh hewan bermutasi dulu, sisanya bisa kamu ambil nanti di Perlindungan Feili milikku. Tentang keberuntungan Kakak Feili, pasti sudah kamu dengar - takkan kurang satu pun roh binatang." Kakak Feili terus berbisik.
“Beri aku dua roh hewan suci darah ilahi baru bisa dipertimbangkan.” Han Sen langsung paham, Kakak Feili juga tak ingin masuk ke Pegunungan Setan. Entah apa alasannya, sepertinya dia tidak berani berselisih dengan wanita itu, sehingga harus membuat siasat seperti ini.
“Saudara, memanfaatkan situasi seperti ini tidak baik bukan? Cuma minta bantuan berakting saja, dua roh hewan bermutasi sudah sangat bagus.” Kakak Feili mengerutkan kening.
“Biasanya sih memang bagus, tapi sekarang aku masih ada urusan. Waktu sangat berharga, jadi nilainya setara dua roh hewan suci darah ilahi.” Han Sen tersenyum manis.
“Saudara, dua roh hewan suci darah ilahi sudah terlalu banyak.” Kakak Feili kembali mengerutkan kening.
“Kalau merasa kebanyakan juga tak apa. Aku punya cara lain yang tidak perlu mengeluarkan uang, bisa kamu coba.” Han Sen tertawa.
“Cara apa?” Kakak Feili memandang Han Sen dengan kebingungan.
“Sederhana saja.” Han Sen bergerak seiring ucapannya, siluet keemasan melesat dan langsung berada di hadapan cewek itu.
Cewek itu langsung panik, membuka mulut hendak berteriak. Tapi sebelum suara keluar, serangan tangan mendarat di lehernya, membuatnya pingsan seketika.
“Dengan begini kamu tak perlu keluar uang. Kamu juga bisa pura-pura jadi pahlawan penyelamat si cantik.” Han Sen melemparkan tubuh tak sadarkan diri itu ke Kakak Feili, lalu langsung berjalan menuju ngarai.
“Sobat, jangan pergi. Kau baru saja memicu bencana besar.” Wajah Kakak Feili berubah drastis sambil menahan tubuh cewek pingsan.
