"Kakak Quan dan Fang Jingqi gila? Mereka benar-benar mengerahkan hampir semua pasukan untuk menyerang Perlindungan Keluarga Kerajaan!" Jiang Qian dan Liu Tai yang menerima kabar ini ternganga tak percaya.
Semula mereka mengira Kakak Quan hanya ingin menggunakan ini sebagai bahan negosiasi, meminta mereka membuat beberapa konsesi. Siapa yang tahu mereka benar-benar membawa pasukan menyerang perlindungan.
Qian Jiang dan Liu Tai segera membawa anak buahnya ke sekitar Perlindungan Keluarga Kerajaan tersebut untuk memeriksa situasi. Jika ada kesempatan, mereka juga bisa mencari keuntungan di situasi ini.
Bagaimana jika pasukan Kakak Quan dan Perlindungan Keluarga Kerajaan saling melukai parah? Bisa saja mereka malah bisa mengambil keuntungan dengan merebut perlindungan keluarga kerajaan itu.
Sesampainya di lokasi, mereka benar-benar melihat Kakak Quan dan kawan-kawan sedang menunggangi mount, bergerak cepat menuju arah Perlindungan Keluarga Kerajaan. Mereka sudah sampai di lapangan kosong di luar kota.
Pasukan Kakak Quan tidak berhenti. Dipimpin Han Sen, mereka langsung menerjang Perlindungan Keluarga Kerajaan dengan memusatkan pasukan untuk menyerang gerbang utama secara frontal.
"Ini mau bikin ulah apa sih? Bertindak semena-mena seperti ini, bisa menaklukkan tempat perlindungan?" Liu Tai mengerutkan kening diam-diam. Berhadapan frontal dengan Perlindungan Keluarga Kerajaan seperti ini sungguh terlalu mengorbankan pasukan.
Dari dalam tempat perlindungan tiba-tiba membanjir keluar banyak makhluk mutan - gerombolan serigala, kelompok beruang, seekor monster setinggi belasan meter, bahkan ular raksasa puluhan meter panjangnya. Di langit, kawanan burung monster seperti awan hitam pekat menutupi cakrawala menerjang. Di antaranya ada seekor burung monster berbulu hijau dengan sayap terentang hingga 20-30 meter.
Han Sen yang menunggangi Golden Roar berada di barisan paling depan. Kekuatan Tempat Perlindungan Makhluk Roh ini cukup besar, tapi masih jauh kalah dibanding Perlindungan Putri Yin-Yang yang pernah dihadapi sebelumnya.
Makhluk roh pemimpinnya sendiri bahkan tidak muncul di menara benteng. Hanya segerombolan makhluk mutan ini yang keluar. Formasi serangan seperti ini sudah terlalu sering disaksikan Han Sen. Tanpa sedikitpun mengedipkan kelopak matanya, dengan gagah berani ia justru memimpin pasukan menerjang ke depan.
Burung monster berbulu hijau itu pertama kali menerjang ke bawah, bagaikan awan hijau yang menutupi langit. Saat jatuh, langit langsung gelap sebagian besar.
Han Sen sama sekali tidak berkedip. Saat awan hijau itu jatuh, dia langsung memanggil Tyrannosaurus Thrust Api. Dengan gerakan gila yang melawan langit, dia menghantam ke atas dan langsung membelah burung monster mirip awan hijau itu menjadi dua. Darah dan bulu-bulu yang tercabik berhamburan seperti hujan.
"Berhasil membunuh Makhluk Darah Ilahi Qingyun Eagle. Tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya dapat memberikan 0 hingga 10 point Gen Tuhan kapan saja."
Kakak Quan dan yang lain melihat adegan kejam itu dengan perasaan takjub dan girang. Mereka bersorak kegirangan.
Qian Jiang dan Liu Tai terpaku seperti patung. Burung besar level Darah Ilahi ternyata bisa dipenggal sekali serangan. Sungguh luar biasa menakjubkan!
Han Sen menggiring Kakak Quan dan kawan-kawan maju ke medan tempur seperti badai tak terkalahkan. Semua makhluk mutan yang menghalangi di hadapan mereka langsung dipenggal oleh Tyrannosaurus Thrust Api milik Han Sen. Banjir darah seketika menggenangi tanah yang dilalui, membentang hamparan merah darah di sepanjang jalur mereka. Tak terhitung lagi makhluk mutan yang telah menjadi korban pedangnya.
Monster mengerikan setinggi belasan meter mengaum turun dengan garang. Tiba-tiba Han Sen melompat dari punggung Golden Roar, kedua tangan mencengkeram Tyrannosaurus Thrust Api menghujam ke bawah. Tubuh raksasa itu terbelah tepat di tengah seperti terpotong laser, kedua bagian tubuhnya tumbang ke sisi kiri-kanan dengan gemuruh. Darah segar dan organ dalam berceceran mengotori tanah.
Saat Han Sen mendarat, Golden Roar telah sigap berada di posisi tepat. Dengan lincah ia kembali menunggangi makhluk itu, melanjutkan perjalanan penuh pembunuhan gila tanpa jeda sepersekian detik pun.
Ular raksasa sepanjang puluhan meter yang menghalangi jalan langsung ditusuk Han Sen ke langit dengan tombaknya. Kobaran api merah menyala itu menghancurkan tubuh besarnya menjadi beberapa bagian yang berjatuhan ke bumi, membentuk lubang-lubang besar satu demi satu.
Ratusan serigala dan beruang terbunuh dengan tubuh menyala dalam lautan darah dan api. Orang itu bagaikan jelmaan pembunuh dewa, dalam sekejap sudah merobohkan gerbang Perlindungan Keluarga Kerajaan.
Qian Jiang dan Liu Tai yang awalnya ingin mencari keuntungan kini terpaku melihat pemandangan mengerikan itu. Makhluk Darah Ilahi yang tangguh itu disembelih seperti ayam dan anjing. Pasukan kuda itu bahkan tak berhenti sejenak saat menerobos masuk ke dalam Perlindungan Keluarga Kerajaan.
"Orang itu... siapa sebenarnya..."
Qian Jiang dan yang lain penuh dengan tanda tanya, sementara Kakak Quan dan Fang Jingqi terkejut sekaligus senang. Meski sudah tahu Han Sen kuat, mereka tak menyangka kekuatannya mencapai level seperti ini. Bagai "membunuh dewa yang menghalangi, membunuh Buddha yang merintangi", di bawah mata pisau api merah menyala yang mengerikan itu, bahkan tak ada satu pun yang bisa bertahan. Mereka mendominasi medan perang tanpa lawan sepadan.
Hampir tanpa suspense, Han Sen langsung membawa mereka menembus hingga depan Kuil Roh Perlindungan Keluarga Kerajaan.
Terlihat sosok setinggi empat meter lebih dengan zirah baja di seluruh tubuhnya, memegang kapak perang lebih besar dari pintu, sederhana seperti robot baja berdiri menjaga depan Kuil Roh. Jelas ini adalah makhluk roh penjaga tempat suci ini.
Han Sen melompat bangkit dari punggung Golden Roar, Tyranno Thrust Api di tangannya berotasi siap menusuk makhluk roh berbentuk manusia baja itu. Api berdesir dalam putarannya, bagai angin puyuh merah menyala yang melesat di angkasa.
Makhluk roh itu mengaum keras, mengangkat kapak dengan kedua tangan dan menghantam ke arah Han Sen.
Dang!
Tyranno Thrust menusuk kapak raksasa sebesar pintu itu, langsung mematahkannya dari mata pisaunya. Tyranno Thrust yang berapi-api terus menerobos zirah baja dan dada makhluk roh, mendorongnya masuk ke dalam Kuil Roh.
Boom!
Makhluk roh itu tertancap Tyranno Thrust di patung dewa roh oleh Han Sen, mati tanpa bisa bangkit lagi.
Tanpa melirik mayat makhluk roh yang sedang menghilang, Han Sen melangkah langsung ke patung dewa, mendaki hingga ke dahi patung, dan mengambil Batu Jiwa yang tertanam di sana.
“Pangeran Baja bersedia mendedikasikan kesetiaan terakhir kepada Tuan, mengikuti jejak kaki Sang Majikan selamanya...” Raksasa baja yang beregenerasi dari Batu Jiwa berlutut dengan satu lutut di hadapan Han Sen, melepas helm bajanya untuk menampakkan rambut hitam panjang dan wajah yang penuh keteguhan.
Han Sen menekankan Batu Jiwa ke dahinya. Dalam cahaya menyilaukan, Pangeran Baja dan Batu Jiwa melebur menjadi satu, menghilang ke dalam lautan jiwa Han Sen.
Kakak Quan dan yang lain ternganga. Dari mulai menyerang tempat perlindungan hingga membunuh makhluk roh dan menerjang Kuil Roh, bahkan penyelesaian pengakuan kesetiaan makhluk roh itu—semua terjadi kurang dari dua jam. Kelancaran yang sulit dipahami, secepat kilat.
Para pengikut Kakak Quan dan Fang Jingqi semakin terpana memandang Han Sen. Guncangan yang diberikan Han Sen pada mereka benar-benar luar biasa kuat.
Di sisi Han Sen, perasaan yang mereka rasakan jauh lebih menggemparkan dibandingkan Qian Jiang dan kawan-kawannya.
"Nyalakan api panggang daging! Perlindungan Keluarga Kerajaan ini... adalah milik kita..." Kakak Quan meraih kantong alkohol yang tergantung di mount-nya, mengangkatnya tinggi-tinggi lalu menenggak dengan garang.
Barulah saat ini kerumunan bereaksi dari keterkejutan mereka. Sorak-sorai gegap gempita pecah. Sebelumnya saat merencanakan penyerangan ke Perlindungan Keluarga Kerajaan, banyak yang telah mempersiapkan diri untuk gugur dalam pertempuran. Tapi siapa sangka, sekarang bukan hanya korban jiwa, bahkan satu orang pun tidak terluka sama sekali saat merebut tempat itu.
Qian Jiang dan Liu Tai menyaksikan makhluk-makhluk mutan di dalam perlindungan berlarian tercerai-berai. Mereka menyesal sampai-sampai ususnya menghitam. Mana sangka kelompok Kakak Quan bisa menemukan anggota level 45 seperti ini yang ternyata sanggup menaklukkan Perlindungan Keluarga Kerajaan sendirian.
Kini mereka semua menyesal. Andai sebelumnya mau melakukan konsesi, tentu sekarang bisa menikmati capaian kemenangan tersebut.
Tapi sekarang semua sudah terlambat, Kakak Quan tentu tidak mungkin lagi membagi Perlindungan Keluarga Kerajaan dengan mereka.
