Han Sen agak khawatir, kali ini berbeda dengan masa lalu. Jika hanya pemain jagoan biasa, perlindungan Kelompok Aksi Keamanan Khusus seharusnya masih efektif. Tapi para dewa perang Asura bertanduk darah ini telah memecahkan common sense manusia. Han Sen takut ibunya akan mengalami masalah di dalam perlindungan.
Qin Xuan yang mendengar penjelasan Han Sen langsung bertindak serius. Setelah menghubungi atasan dan menyelidiki keberadaan Luo Sulan, ternyata memang berada di dalam perlindungan. Tim dari Kelompok Aksi Keamanan Khusus sedang membawanya berburu.
Qin Xuan memberi tahu Han Sen bahwa mereka sudah mengirim tim pencari. Ia yakin tidak butuh waktu lama untuk mengembalikan mereka.
Di Pegunungan Barkda dekat Perlindungan Kristal Biru, Luo Sulan sedang berburu makhluk mutan dibantu Wu Qinggang. Meski sudah memperoleh banyak gen, kemampuan tempur nyatanya masih kurang. Melawan satu makhluk bermutasi saja terlihat sangat melelahkan. Wu Qinggang bahkan hampir tak tahan ingin langsung menyelesaikan pertarungan tersebut.
Menurut Wu Qinggang, wanita seperti Luo Sulan seharusnya menjadi wanita bangsawan yang elegan, tipe yang tak pernah menyentuh pekerjaan kasar, diagung-agungkan di telapak tangan pria, menikmati perlindungan bunga dan cinta.
Sungguh tak perlu ia sendiri berburu. Dengan status dan kekuatan anaknya sekarang, menghidupinya hingga gen Tuhan-nya sempurna pun tak masalah, hanya perlu sedikit waktu saja.
Namun setiap bulan Luo Sulan tetap meminta berburu beberapa kali, meski umumnya hanya membunuh makhluk purba dan bermutasi. Setiap kali Wu Qinggang merasa gemas, sangat ingin membantunya menyelesaikan pertarungan.
Wanita bangsawan seperti ini benar-benar tidak cocok untuk bertarung dengan manusia, apalagi melawan makhluk mutan yang ganas.
Meski berpikir demikian, Wu Qinggang tetap menjaga Luo Sulan dengan serius. Ini adalah tanggung jawabnya sebagai anggota Kelompok Aksi Keamanan Khusus, terlebih anak Luo Sulan sendiri juga anggota kelompok tersebut, membuatnya tetap waspada tanpa kelalaian.
Tiba-tiba, suara geraman keras terdengar dari hutan pegunungan di samping. Seekor harimau hitam menerjang keluar dari pepohonan dengan kecepatan luar biasa, bagaikan ilusi hitam yang melesat.
"Makhluk Darah Ilahi Harimau Bayangan Hitam, kenapa ada di tempat seperti ini?" Ekspresi Wu Qinggang langsung berubah drastis. Harimau Bayangan Hitam biasanya berkeliaran di wilayah pegunungan yang lebih terpencil, seharusnya tidak muncul di sini.
"Nyonya Han, bersembunyilah di belakangku dan jangan pergi kemana-mana." Wu Qinggang melesat mendekat, langsung memenggal makhluk mutan itu dan berdiri melindungi di depan Luo Sulan.
Melihat Harimau Bayangan Hitam itu menerjang, Wu Qinggang menghunus pedang indah berhiaskan ornamen mewahnya. Meski yakin bisa memenggal makhluk Darah Ilahi tingkat ini, kecepatan harimau yang terlalu cepat membuatnya khawatir akan kesulitan menyelamatkan Luo Sulan sambil bertarung.
Tiba-tiba, terdengar lagi beberapa raungan dari hutan pegunungan. Dua makhluk mutan lainnya menyembul keluar. Saat Wu Qinggang melihat jelas, wajahnya langsung berubah pucat – ternyata itu dua ekor Makhluk Darah Ilahi lagi.
"Nyonya Han, segera naik mount Darah Ilahi dan kembali ke Perlindungan Kristal Biru. Biar saya yang menangani di sini." Wu Qinggang berkata sambil terus bertarung melawan Harimau Bayangan.
"Xiao Wu, kau sendiri harus berhati-hati." Luo Sulan memanggil mount Darah Ilahi yang diperolehnya dari pertukaran dengan Han Sen, lalu langsung melesat keluar dari area pegunungan.
Pedang Wu Qinggang berpendar cahaya menyilaukan, berhasil mencegat tiga Makhluk Darah Ilahi itu dan memberi waktu bagi Luo Sulan untuk kabur.
Area ini berada di ambang pegunungan, tidak jauh dari Perlindungan Kristal Biru. Setelah keluar dari pegunungan, praktis tidak ada lagi makhluk mutan – bisa dikatakan sudah aman begitu meninggalkan wilayah pegunungan.
Tapi Luo Sulan yang menunggangi mount roh binatang suci belum sempat keluar dari pegunungan, tiba-tiba belasan orang muncul di depan menghalangi jalannya, mengepung Luo Sulan beserta mount-nya secara rapat.
"Nyonya Han, sudilah kiranya mengikuti kami untuk pergi sebentar?" Pria paruh baya yang memimpin kerumunan itu tersenyum bahagia sambil menatap Luo Sulan.
"Kalian ini siapa? Kenapa aku harus ikut kalian?" tanya Luo Sulan dengan panik.
"Nyonya tak perlu khawatir. Kami tidak akan melukai Nyonya. Undangan ini hanya untuk mempertemukan Nyonya dengan putra tercinta." Pria paruh baya itu menjelaskan dengan tenang.
"Xiao Sen kenapa?!" seru Luo Sulan tak sabar.
"Nyonya akan tahu setelah tiba di sana." Jawab pria itu dengan nada datar.
"Aku tidak mau pergi!" Luo Sulan menggigit bibirnya kuat-kuat.
"Lao Yao, buang-buang waktu ngomong panjang lebar. Tangkap saja langsung!" Teriak pria lain dengan suara berhawa dingin.
“Baik juga.” Pria yang sebelumnya mengangkat tangannya, semua orang mulai mendekati Luo Sulan.
Mereka telah menyelidiki Luo Sulan dengan sangat detail. Dulunya hanya ibu rumah tangga biasa, kemudian berburu makhluk biasa untuk menanggung keluarga, dan selalu mendapat perlindungan orang lain. Sama sekali tidak punya kemampuan bertarung.
Mereka telah memisahkan pelindung dari Kelompok Aksi Keamanan Khusus. Menangkap Luo Sulan adalah hal yang sangat sederhana.
"Kalian juga punya orang tua. Tidakkah mereka sedih melihat kalian melakukan hal seperti ini?" Luo Sulan menghela napas.
"Jangan banyak bicara. Lihat kulitmu yang halus ini, lebih baik ikut kami dengan baik. Kalau tidak, siksaan ini tak akan kau tahan." Zhang Fang berkata dengan nada dingin.
"Menderita lebih baik daripada putus asa." Kata Luo Sulan.
"Kalau begitu jangan salahkan kami!" Zhang Fang menggapai rambut Luo Sulan dengan tangan besar, berusaha menariknya turun dari mount.
Saat tangan besar Zhang Fang hampir menyentuh Luo Sulan dalam sekejap, tiba-tiba terlihat Luo Sulan yang duduk di atas mengangkat tangan halusnya, mengayunkan secara santai ke arah leher Zhang Fang.
Pu!
Meski masih berjarak dua kaki, leher Zhang Fang seolah diputus oleh pisau tak kasat mata. Kepalanya terbang ke langit disertai semburan darah segar, bola mata itu penuh dengan keengganan, keputusasaan, dan ketidakpercayaan.
"Kalian... pernah merasakan keputusasaan?" Wajah Luo Sulan dingin seperti es mistis abadi, sama sekali tak ada lagi jejak panik atau ketakutan sebelumnya, hanya menyisakan kedinginan yang menusuk.
Seluruh orang gemetar dalam hati, merasakan dingin menjalar ke sekujur tubuh.
"Aduh!"
Darah mekar bak bunga yang meledak dalam kemarahan. Di setiap jejak gerakannya, alam semesta seolah dipenuhi bunga merah segar yang bermekaran.
"Setan... Kamu setan..." Du Ruzhi merasakan ketakutan mencapai puncaknya. Belasan jagoan level 100+, termasuk Zhang Fang dan dua petarung pembuka kunci gen, yang seharusnya bisa dengan mudah membunuh bahkan menangkap hidup-hidup Makhluk Darah Ilahi.
Kalau tidak, mustahil mereka bisa menangkap beberapa Makhluk Darah Ilahi hidup untuk mengalihkan perhatian Wu Qinggang.
Tapi semua jagoan ini hanya bertahan sepuluh langkah. Wanita itu baru melangkah sepuluh kali, semua kepala telah terpisah dari tubuh.
Di tengah genangan darah dan tumpukan mayat, tidak ada setetes darah pun menempel di gaunnya. Sikapnya tetap elegan dan tenang bagai bunga yang mekar di kuburan.
Du Ruzhi menggigil melihat wanita cantik itu berdiri di hadapannya. Dalam pandangannya, kecantikan itu berubah menjadi wujud Setan yang mengerikan.
"Melihat wanita itu hendak melangkahkan kaki kesebelas, Du Ruzhi hanya merasakan kedua kakinya lemas, hampir ambruk ke tanah. Bahkan niat untuk kabur pun tak muncul. Wanita ini sungguh mengerikan, lebih menakutkan daripada setan."
"Ja...jangan...jangan bunuh aku...Aku masih punya orang tua, istri dan anak di rumah..." Du Ruzhi tiba-tiba berjongkok di hadapan wanita itu, tak tersisa sedikit pun niat melawan.
"Setan tak percaya air mata." Luo Sulan memandang dingin ke arah Du Ruzhi, tangan halusnya melambai. Sebuah kepala terlempar ke langit, darah pun memancar.
