Di tengah Gurun Hitam, Han Sen berjalan sendiri ditemani malaikat kecil. Dia berusaha menjauh sebisa mungkin dari perlindungan. Dia harus menggunakan roh binatang yang seharusnya hanya dimiliki Koin Emas, sehingga Zhou Yu Mei tidak boleh melihatnya.
Sambil membawa malaikat kecil berlari kencang di gurun, Han Sen terus memantau situasi di sekitarnya.
Benar saja, si iblis wanita tiba-tiba muncul dari hamparan pasir hitam, menghempaskan gumpalan hawa dingin putih penuh amarah ke arah Han Sen.
Han Sen mengabaikannya dan terus berlari, sementara malaikat kecil maju menghadang orbit pergerakan sang iblis.
Setelah berhasil menggiring iblis wanita jauh ke pedalaman gurun hingga Kota Kuno Huangshi tak terlihat lagi, barulah Han Sen memanggil berbagai baju zirah roh binatang. Dengan perlengkapan tempur lengkap, dia pun terjun ke medan pertempuran.
Dengan pertahanan Moge Beast dan Baju Zirah Raja Semut Iblis, Han Sen tidak langsung dibunuh seketika oleh iblis wanita. Aura beku itu pun bisa ditahan dengan Teknik Tulang Giok dan Kulit Es.
Malaikat kecil sebagai pasukan inti yang melawan iblis wanita, sementara Han Sen sesekali memberikan serangan kejutan. Meski tidak menggunakan BIG THUNDER FIST, serangannya bagi iblis wanita tak berarti apa-apa, tapi berhasil membuat sang iblis mengamuk dan ingin segera membunuhnya.
Aura salju-es mengalir deras, Han Sen sementara mundur menghindari serangan mematikan. Malaikat kecil terus mengganggu pergerakan iblis wanita.
Setelah beberapa kali diusik seperti ini, iblis wanita sudah dilanda amarah membara, ingin segera mencabik-cabik Han Sen.
Iblis wanita menyambar kesempatan, menerobos blokade malaikat kecil, berubah menjadi bayangan es yang melesat lurus ke arah Han Sen.
Han Sen justru tidak panik malah senang, pupil matanya memancarkan kilatan tajam. Di dalam tubuhnya, Jing Dongxuan beroperasi dengan gila-gilaan, separuhnya berubah menjadi petir perak, separuh lagi berubah menjadi dentang lonceng tembaga kuno yang mistis.
Separuh daging tulang Han Sen dipenuhi cahaya perak yang berdenyut-denyut, sementara separuh tulangnya lainnya seperti dinding lonceng, mengeluarkan suara gemuruh yang megah. Saat iblis wanita kecil itu menerobos masuk ke hadapan Han Sen dalam sekejap mata, Han Sen langsung menghantamkan tinjunya ke arahnya.
Petir perak dan dentang lonceng kuno yang mistis melebur jadi satu, membuat tinju Han Sen tiba-tiba memancarkan matahari perak yang meledak dengan dahsyat ke arah iblis wanita kecil itu.
Dang!
Wajah kecil iblis wanita itu penuh rasa jijik, tanpa ampun ia juga mengarahkan tinju mungilnya ke Han Sen. Dua tinju bertabrakan, petir perak dan es beterbangan, sementara suara halilintar menggelegar membelah angkasa.
Petir perak itu tak mampu melukai iblis wanita kecil, namun dentuman halilintar yang menggema membuat tubuh mungilnya gemetar, terhuyung-huyung di udara.
Sementara Han Sen sendiri terlempar oleh pukulan itu, melesat lebih dari seratus meter di atas gurun hitam sebelum berhenti, darah mengucur deras dari mulutnya.
Tapi malaikat kecil telah menyambar tubuh iblis wanita itu dengan pedangnya saat aura kacau dalam tubuhnya, membelah daging bak giok itu hingga menganga, darah segar mengalir deras dari lukanya.
Dor!
Iblis wanita itu terhujam ke dalam pasir hitam bagai peluru, jeritannya memecah keheningan.
"Bunuh dia!" perintah Han Sen dengan lantang pada malaikat kecil sambil sendiri mundur tergopoh-gopoh.
Setelah serangan tadi, tubuhnya masuk dalam status lemah yang membutuhkan waktu pemulihan. Jika iblis itu bangkit kembali sekarang, nyawanya mungkin tak akan terselamatkan.
Tanpa perlu perintah Han Sen, malaikat kecil itu sudah mengeratkan kedua tangannya pada pedang besar dan menghantamkan dengan keras ke lubang pasir yang dibuat oleh iblis wanita.
Pasir hitam langsung beterbangan, area sekitarnya dipenuhi salju yang berterbangan. Terlihat iblis wanita itu berlutut setengah di dalam kawah pasir, sebuah tinju mungilnya menahan ujung pedang besar.
Sorot mata suci berkilat di pupil malaikat kecil. Pedang besar transparan kembali diayunkan ke bawah, membuat tinju mungil iblis wanita itu seketika memercikkan darah - dagingnya tertembus pedang.
Seluruh raganya jelas terlihat tertekan ke bawah, sampai akhirnya berlutut sepenuhnya di atas gurun. Luka di punggungnya semakin deras mengalirkan darah.
Iblis wanita itu menjerit ketakutan. Hawa dinginnya tiba-tiba meningkat drastis, tubuhnya melengkung tegang. Udara beku yang mengerikan merambat naik di sepanjang pedang transparan, dalam sekejap membekukan seluruh senjata itu dalam balok es.
Malaikat kecil itu takut terluka oleh hawa dingin, melepaskan pedangnya dan mundur selangkah.
Iblis kecil memanfaatkan celah sekejap ini, menjerit sambil berlari kencang ke arah Han Sen. Aura dingin di sekujur tubuhnya memancar kuat, terlihat memiliki tekad untuk bunuh diri bersama Han Sen.
"Sial! Yang melukaimu kan si malaikat kecil, ngapa kau malah mati-matian menyerangku?" Han Sen merasa frustasi dalam hati. Bukankah cuma memberinya satu pukulan menyergap? Apakah perlu menyimpan dendam sampai ingin menyeretnya masuk Neraka bersama?
Han Sen memaksakan diri mengumpulkan sisa tenaga, menyeret tubuh lemahnya menghindar ke samping. Sekarang si iblis kecil sedang dalam fase cahaya gila berkilat terakhir, pertarungan putus asa binatang terpojok.
Serangan seperti ini sama sekali tak berani disentuh Han Sen dalam kondisi sekarang. Dengan status lemahnya saat ini, mungkin tak sampai tewas tapi pasti separuh nyawanya terkuras.
Tapi ledakan terakhir iblis wanita kecil ini terlalu cepat, bahkan lebih cepat dan keras dibanding tenaganya yang biasa. Seandainya menghadapi malaikat kecil, tentu bisa diatasi dengan tenaganya sendiri. Tapi yang harus menerima serangan ini adalah Han Sen, itupun Han Sen dalam kondisi lemah. Sama sekali tidak ada kesempatan untuk menghindar.
Malaikat kecil yang mengejar dari belakang juga sudah terlambat menyelamatkan. Menyadari dirinya terjepit tanpa jalan lolos, Han Sen mengatupkan gigi keras-keras. Ia memanggil Tyrannosaurus Thrust Api dan menahannya di depan dadanya, bertabrakan keras dengan tinju iblis wanita kecil.
Dor!
Salju dan angin puyuh menerjang bersamaan. Seketika, api pada Tyrannosaurus Thrust Api-nya Han Sen membeku dan padam. Senjata itu mendapat pukulan tenaga mengerikan, menghantam dada Han Sen hingga asap hitam dan zirah di dadanya hancur berantakan. Seluruh tubuh Han Sen terlempar keluar.
Di udara, seluruh tubuh Han Sen dan Tyrannosaurus Thrust Api-nya terbungkus hawa dingin seperti angin puyuh salju, berubah menjadi blok es raksasa. Saat mendarat di gurun, sudah menjadi bongkahan es setinggi lebih dari tiga meter.
Malaikat kecil menyusul dari belakang, pedang besar menghantam iblis wanita itu dengan ganas hingga terjungkal di pasir hitam. Darah segar semakin deras mengalir dari lukanya.
Namun iblis wanita itu kini sudah di ujung tanduk, tak lagi mampu melawan. Di bawah tekanan mutlak sang malaikat, luka di tubuhnya semakin bertambah.
Kilau suci memancar dari pupil malaikat. Dengan kepakan sayap putihnya yang bersih, ia menyambar melewati iblis wanita dalam sekejap. Ledakan es mengguncang udara, berubah menjadi serpihan salju bertebaran yang diselingi percikan darah merah.
Tapi dari balik badai salju itu, siluet kecil melesat bagikan cahaya es. Kecepatannya sungguh di luar nalar.
Iblis wanita kecil itu ternyata belum berhasil dibunuh, berubah menjadi cahaya es yang bergerak cepat menuju hutan bambu bawah tanah itu.
Kres!
Han Sen menghancurkan es yang membekukan tubuhnya, keluar dari dalamnya dengan dada penuh luka. Di beberapa bagian bahkan sudah terlihat tulang dada yang putih mengerikan.
"Bunuh dia!" Han Sen yang sudah tersulut sifat galaknya tak peduli luka dan kondisi tubuhnya yang lemah, memanggil sayap sambil menggiring malaikat kecil untuk mengejar iblis wanita itu. Ia bersumpah akan membunuhnya.
