Kecepatan awal terbang iblis kecil itu sangat luar biasa, bahkan malaikat kecil pun hampir tak bisa mengejar. Tapi kecepatannya segera melambat. Rupanya kecepatan awal itu hanya hasil stimulasi potensi tersembunyi yang sekarang malah membuatnya lebih lambat dari biasanya karena sudah menguras tenaga, dan terus semakin melambat.
Mengejar-ngejar iblis wanita masuk ke pegunungan Montenegro, si iblis wanita menerobos masuk ke dalam hutan bambu bawah tanah. Han Sen bersama malaikat kecil juga menyusul masuk.
Iblis wanita terbang mati-matian ke arah bekas lokasi kolam dingin. Han Sen tidak tahu apa maksudnya, tapi secara tidak sadar merasa harus segera membunuhnya. Dia memerintahkan malaikat kecil untuk mengejar dengan kecepatan penuh, dengan cepat mempersempit jarak dengan si iblis wanita.
Namun karena sebelumnya iblis wanita sudah menjauh dari mereka, meski sekarang kecepatannya terus menurun, tetap tidak bisa langsung mengejarnya.
Iblis wanita itu tiba di lokasi bekas kolam dingin. Setelah kehilangan bunga narcissus, area itu sekarang tertutup es tebal, tidak bisa melihat air kolam dingin di bawahnya.
Tanpa ragu, iblis wanita menghantam lapisan es. Dengan gemilang menghancurkan lapisan es setebal satu kaki lebih, lalu menyelam ke bawah kolam dingin.
Malaikat kecil juga tidak ragu, langsung menyelam mengikuti. Air kolam dingin ini tidak terlalu dalam, hanya beberapa meter dalamnya. Karena sangat jernih, saat Han Sen berdiri di tepinya, dia sudah bisa melihat situasi di bawah dengan samar-samar.
Terlihat malaikat kecil mengayunkan pedang besar di dasar air, berulang kali menghantam ke arah iblis wanita. Tapi sepertinya terhalang sesuatu, tidak bisa mengenai tubuh iblis wanita yang sudah terluka parah itu.
Han Sen mengamati lebih seksama. Ternyata iblis wanita itu bersembunyi di dalam kerang yang sedikit lebih besar dari telapak tangan. Kerang itu seluruhnya terbuat dari kristal es, saat terendam air hampir tidak terlihat jika tidak diamati baik-baik.
Kini iblis wanita itu terbaring di dalam kerang. Tubuh telanjangnya berdarah-darah, sepasang sayap kupu-kupu terkulai lemas. Matanya yang penuh ketakutan menatap malaikat kecil yang tak henti menghantam kerang tempatnya berlindung.
Melihat malaikat kecil itu menghantam berkali-kali pedang namun tetap tak bisa membelah kerang kristal es itu, Han Sen memerintahkan malaikat kecil untuk mengangkat kerang tersebut dari kolam dingin.
Saat memegang kerang itu di tangan, terasa dingin dan keras, tidak seperti kerang biasa. Lebih mirip ukiran giok es, meski tak ada jejak pahatan sama sekali.
"Apakah ini benda suci yang dilahirkan iblis kecil ini?" Han Sen menatap iblis wanita yang nyaris tak bernyawa di dalamnya sambil bergolak berbagai pemikiran.
Tapi logikanya tidak masuk akal. Iblis ini berasal dari bunga narcissus, sama sekali belum punya kesempatan melahirkan benda suci. Sekalipun bisa, bagaimana mungkin iblis bunga air bisa melahirkan benda suci berbentuk kerang?
Meletakkan kerang di tanah, Han Sen kembali menyuruh malaikat kecil menghantam dengan keras beberapa kali pedang. Namun kerang itu ternyata sangat keras, bahkan malaikat kecil pun tidak bisa membelahnya. Hanya meninggalkan goresan putih tipis di permukaan kerang.
Han Sen mencoba menggunakan Racun Naga Bor untuk mengebor kerang tersebut. Hasilnya sama-sama tidak berguna, hanya menyisakan titik putih kecil di cangkang kerang.
Setelah mencoba berbagai cara namun tetap gagal membuka kerang, Han Sen diam-diam merasa frustasi: "Baru saja mendapat kesempatan untuk membunuhnya, apakah usahaku akan sia-sia seperti ini?"
Namun tak lama kemudian, Han Sen menyadari sesuatu yang tidak beres. Menurut logika, seharusnya iblis wanita itu bersukacita karena kerang tidak terbuka. Namun sang iblis justru tetap menunjukkan wajah ketakutan, kondisi fisiknya semakin memburuk.
Han Sen mengangkat kerang itu dan mengamatinya lebih seksama. Kali ini ia akhirnya menemukan keanehan yang tersembunyi di dalam cangkang kerang.
Di dalam kerang tidak kosong sama sekali, dipenuhi cairan transparan. Mulanya Han Sen mengira itu adalah air kolam dingin biasa, tetapi setelah diamati lebih seksama, ternyata bukan air biasa.
Cairan transparan tersebut sedang mengikis luka besar iblis wanita, membuat lukanya tidak hanya gagal sembuh, malah semakin parah.
Senyum langsung merekah di wajah Han Sen. Memang sesuai dugaannya, kerang ini bukan benda suci yang dilahirkan oleh iblis wanita.
Han Sen berhipotesis kerang ini adalah benda suci yang dilahirkan makhluk mutan lain, entah kenapa tercecer di sini. Iblis wanita ingin meminjam benda suci ini untuk berlindung, tapi tak menyangka cairan dalam kerang justru menyebabkan kerusakan pada lukanya - sesuatu yang mungkin tak terbayangkan olehnya sendiri.
Mungkin sebelumnya dia pernah masuk ke dalam, tapi cairan-cairan itu tidak bisa melukai raganya, jadi dia dengan tenang menyelinap masuk, mengira bisa mengandalkan kerang untuk menghalangi kejaran Han Sen.
Tapi si iblis kecil tidak menyangka, cairan yang biasanya tak berbahaya baginya, kini tidak bisa ditahan oleh lukanya yang terluka. Sekarang dia tetap di dalam, lukanya justru semakin parah.
"Aku lihat kamu mau keluar atau tidak." Han Sen sekarang sudah benar-benar tenang. Dia yakin si iblis kecil tidak akan terus bertahan di dalam kerang menunggu kematian. Jika tidak keluar, cairan akan menggerogoti lukanya, akhirnya tetap tewas, bahkan dengan cara yang lebih menyakitkan.
Luka-luka di sekujur tubuhnya sedikit demi sedikit terkikis, akhirnya hanya menyisakan tulang. Cara mati seperti ini jelas tidak akan nyaman.
Seandainya Han Sen jadi si iblis kecil, pasti akan keluar bertarung habis-habisan. Sekalipun gugur dalam pertempuran, masih lebih baik daripada disiksa sampai mati di dalam.
Tapi jelas-jelas si iblis kecil masih bersabar, enggan keluar dari cangkang kerang.
Han Sen tidak terburu-buru. Ia menyuruh malaikat kecil membawa kerang, langsung menerjang keluar dari hutan bambu bawah tanah, membawa kerang dan iblis wanita kecil itu kembali ke Kota Kuno Huangshi. Bagaimanapun iblis wanita kecil itu tidak akan bisa kabur, cepat atau lambat pasti keluar untuk menghadapi maut.
Tapi sepertinya untuk sementara, iblis wanita kecil itu masih bisa menahan. Dari sikapnya, seharusnya dia tidak akan cepat-cepat keluar.
Bagaimanapun iblis wanita kecil itu sudah luka berat. Luka-lukanya di dalam akan semakin memburuk. Semakin lama dia keluar, semakin berkurang kemampuannya untuk melawan. Han Sen sama sekali tidak khawatir. Ia hanya menyuruh malaikat kecil terus memegang kerang, menunggu iblis wanita kecil itu keluar untuk langsung dibabat habis sambil memeriksa apakah ada roh binatang yang bisa didapat.
Meski tidak ada roh binatang, esensi gen kehidupannya bisa dimurnikan. Dagingnya pun masih berguna. Darahnya bisa digunakan untuk memberi makan Lonceng Kematian. Dengan nutrisi darah anak dewa super generasi kedua ini, mungkin Lonceng Kematian bisa berkembang.
Setelah masalah iblis wanita itu terselesaikan, Han Sen tak ingin terus bertahan di dalam perlindungan ini. Meski masih ada misteri yang belum terpecahkan, seperti mengapa ada makhluk mutan super yang terkunci di sini, tapi itu tidak ada hubungannya dengan Han Sen. Dia tidak tertarik dengan makhluk itu, jadi setelah mempersiapkan peralatan, dia langsung membawa Zhou Yu Mei dan Xiao Juzi meninggalkan Kota Kuno Huangshi.
Iblis wanita itu terus bertahan di dalam kerang. Lukanya memburuk setiap hari, terlihat paling lama hanya bisa bertahan 10-15 hari. Jika tidak segera keluar, mungkin akan berubah menjadi tulang putih.
"Apa kamu benar-benar tahu jalannya?" Zhou Yu Mei yang menunggangi Xiao Juzi merasa tersiksa oleh terik matahari di langit.
"Tidak tahu." Jawaban Han Sen sangat langsung. Dia hanya berjalan ke arah besar, mana tahu apakah ada jalan atau tidak.
Zhou Yu Mei menyemburkan bibir kecilnya masih ingin berkonflik dengan Han Sen, tiba-tiba mendengar kicauan burung melesat di kehampaan. Di kejauhan atas Gurun Hitam, seekor burung raksasa berbalut api hitam menyerupai Phoenix melayang melintasi langit.
