Ji Yanran sambil menari sambil berjalan ke hadapan Han Sen yang duduk di sofa, menari-nari mengelilinginya dengan sensual dan memikat. Tarian indahnya benar-benar memanjakan mata, membuat Han Sen tak berkedip sama sekali.
Ji Yanran perlahan memutar pinggang sensual dan panggul montoknya, melakukan serangkaian gerakan tarian tingkat tinggi yang memadukan keindahan dengan sikap bertarung yang maskulin. Sepertinya ini bukan tarian murni, tapi mengandung teknik wushu di dalamnya.
Saat lekuk tubuh indah Ji Yanran hampir menyentuhnya, bibir merahnya sudah mendekat. Han Sen yang sedang bersiap menikmati perlakuan bak kaisar tiba-tiba menjerit keras ketika tangan kecil Ji Yanran menggenggam daging lembut di pinggangnya dan mencubitnya beberapa kali dengan keras.
"Aduh, untuk apa kau mencubitku?" teriak Han Sen sambil menangkap tangan nakal Ji Yanran.
"Laki-laki mesum! Sudah kuduga kau berniat jahat. Ternyata ingin menghipnosisku! Kalau aku mudah dihipnosis seperti itu, gilirannya takkan pernah sampai ke brengsek sepertimu!" Ji Yanran berkata sambil menjepit pipi Han Sen dengan tangan halusnya, memijitnya keras-keras.
"Rupanya kemampuan laba-laba mata hantu ini tidak berguna!" Han Sen merasa frustasi. Melihat wajah berbangga Ji Yanran, tiba-tiba niat jahatnya muncul. Dengan kasar ia menariknya ke pelukannya, tangan raksasanya langsung membuka bra yang menutupi pemandangan indah itu, lalu menerjang ke depan.
"Lepaskan aku, laki-laki mesum!" Sorot mata Ji Yanran berkaca-kaca, pipinya memerah membara, terlihat sangat memikat.
"Berani menipu suamimu? Hari ini akan kuperlihatkan Hukum keluarga Han padamu!" Han Sen sudah tak bisa menahan diri lagi, langsung menerjang ke depan.
"Brengsek... Jangan... Hmm..."
Di dalam asrama, pemandangan terkesposeksual terpampang tak terbatas, sofa pun bergoyang tak henti-hentinya seolah terjadi gempa bumi.
Barulah di tengah malam Han Sen memeluk erat Ji Yanran dengan puas lalu tidur di ranjang. Hari ini Ji Yanran koordinasi dengan cara mencurigakan, hampir membuat tulang Han Sen lemes.
Han Sen bertanya mengapa Ji Yanran tidak berhasil dihipnosisnya. Ji Yanran menjelaskan bahwa dirinya sudah lama menerima pelatihan di bidang ini, mempelajari gongfa penyusun strategi, serta menyerap kristal ras kristal yang memperkuat otaknya. Hipnosis biasa sama sekali tidak memberi efek besar padanya.
Barulah Han Sen paham masalahnya. Sebelumnya dia mengandalkan teknik aliran aura laba-laba mata hantu ini untuk menyusup dapat keuntungan di Alliance. Ternyata hal ini agak sulit dilakukan.
Banyak anggota keluarga besar seharusnya sudah menerima pelatihan di bidang ini. Hanya mengandalkan taktik seperti ini, efeknya mungkin tidak akan terlalu baik, hanya bisa membuat lawan kehilangan kesadaran sesaat. Mengendalikan mereka sepenuhnya adalah hal yang mustahil.
"Kemampuan hipnosismu sudah bisa disebut sangat hebat. Bahkan keluarga Huangfu yang paling ahli di bidang ini, kemampuannya tidak jauh melebihi milikmu." Ji Yanran menghibur Han Sen yang terlihat kecewa.
"Keluarga Huangfu? Huangfu yang mana?" Han Sen tertegun sejenak.
"Huangfu mana lagi? Tentu saja keluarga Huangfu dari Dewa Perang Dojo." Jawab Ji Yanran.
"Keluarga Huangfu menguasai hipnosis? Bukankah keahlian utama mereka adalah Yitian Shu?" Han Sen bertanya dengan penuh keheranan. Awalnya ia mengira keluarga Huangfu ahli dalam beladiri yang otoriter, tidak menyangka ternyata di bidang ini.
"Kamu pikir kenapa keluarga Huangfu bisa merekrut begitu banyak murid? Apa kamu benar-benar mengira hanya mengandalkan kekuatan? Sebenarnya mereka melakukan penelitian mendalam di bidang sugesti psikologis dan aspek lainnya, taktik mereka sangat hebat, pantas disebut peringkat pertama di Alliance. Yitian Shu itu sebenarnya bukan asli milik keluarga Huangfu, sekarang yang masih berlatih Yitian Shu cuma dua orang saja, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan keluarga Huangfu." Ji Yanran menjelaskan.
Han Sen baru teringat, orang keluarga Chen pernah mengatakan bahwa Yitian Shu awalnya adalah milik keluarga Chen, satu set dengan Jurus Tujuh Lipatan Menggemparkan, tapi entah bagaimana akhirnya keluarga Huangfu mendapatkan 《Yitian Shu》.
"Ada waktu untuk berdiskusi tips rahasia dengan Kakak Huangfu." Han Sen bicara santai.
Ji Yanran mendengar malah menggenggam telinga Han Sen, berkata dengan nada kesal: "Jangan berani-berani kamu temui Huangfu Pingqing!"
"Kenapa?" Han Sen mengerang kesakitan sambil menyeringai.
“Tidak boleh ya tidak boleh, tidak ada alasannya.” Ji Yanran menggigit bibir merahnya, malu dan kesal.
Han Sen melihat sikap manis Ji Yanran yang menggoda, langsung tak tahan lagi membalikkan tubuhnya mengendalikan sang gadis, mengembangkan kembali sebuah badai cinta.
……
Di dalam perlindungan, seorang pria berjalan melewati lembah. Di tengah perjalanan, gerombolan orang menghadang jalannya.
“Teman, tahu ini wilayah siapa?” Si tukang ojek bermuka bekas luka yang memimpin mengawasi pria itu dengan senyum dingin.
“Tidak tahu.” Pria itu menengadah, memandangi si tukang ojek dengan tulus.
Barulah saat itu gerombolan si tukang ojek melihat jelas wajah pria tersebut. Tampak muda dengan wajah babyface, namun dihiasi kumis hitam tebal yang melintang. Ditambah sorot mata besar penuh spiritualitas dan ketulusannya, membuat siapapun yang melihatnya sulit mempertahankan amarah di hati.
Bahkan si tukang ojek bermuka bekas luka pun tidak bisa menahan diri untuk melunak, hanya berkata dengan nada dingin: "Ini adalah Lembah Surga, wilayah kekuasaan tempat perlindungan malaikat kami. Kalau mau lewat sini boleh, tapi sekali lewat harus bayar satu roh hewan bermutasi. Itu aturannya."
"Tapi bagaimana kalau aku tidak punya roh hewan bermutasi?" Pria bermuka babyface itu berkata dengan wajah polos.
"Kalau begitu, cari jalan memutar lewat Gurun Hitam atau Pegunungan Maut," jawab si bekas luka dengan kasar.
Lembah Surga bisa dibilang merupakan jalur transportasi vital yang berbentuk celah sempit, satu sisi berbatasan dengan Pegunungan Maut, sisi lain berdekatan dengan Gurun Hitam. Selain jalan ini, untuk menembusnya harus memutar selama beberapa bulan, belum lagi risiko tewas di perjalanan.
"Tapi itu kan memakan waktu lama sekali," protes pria babyface itu.
"Itu urusanmu. Pokoknya kalau mau lewat sini, harus menyerahkan satu roh hewan bermutasi," tegas si bekas luka.
“Jika aku membunuh kalian, apakah aku bisa lewat tanpa menyerahkan roh binatang?” Pria berwajah babyface itu menatap si tukang ojek bermuka bekas luka dengan wajah penuh keseriusan.
“Haha!” Seolah mendengar hal yang sangat menggelikan, si tukang ojek bermuka bekas luka dan semua anak buahnya tertawa terbahak-bahak, sama sekali tidak menganggap serius ucapan pria berwajah babyface itu.
Sanctuary Malaikat adalah wilayah Gen Malaikat Keluarga Zhao. Siapa yang berani merusak medan gaya Gen Malaikat? Pasti orang itu orang gila atau idiot.
Pria berwajah babyface ini mungkin bahkan tidak tahu apa itu Gen Malaikat, dia hanya si malang yang hina.
Tapi di detik berikutnya, pria itu sudah mengayunkan telapak tangannya. Bilah tak kasat mata saling bersilangan, setiap langkahnya membuat sebuah kepala terbang ke langit.
Saat pria berwajah babyface itu berjalan melewati si tukang ojek bermuka bekas luka dan kawanannya, tak ada lagi manusia hidup. Mayat-mayat berserakan dengan luka mematikan di satu titik.
“Aku sangat tidak menyukai pembunuhan, tapi aku lebih benci masalah. Terpaksa harus mengorbankan kalian.” Sorot mata pria berwajah babyface tetap jernih penuh spiritualitas, tanpa meninggalkan setitik noda, saat ia berjalan keluar dari Lembah Surga.
