Malaikat Perang Suci menggetarkan sayapnya, melesat ke udara dan menyerang bagian atas kepala monster raksasa itu. Sementara Han Sen diam-diam merayap mendekati anak makhluk di bawah.
Kemampuan fisiknya sekarang sudah tidak kalah dari makhluk dewa super yang belum dewasa. Ditambah dengan Tyrannosaurus Thrust Api, membunuh anak makhluk ini sebenarnya tidak terlalu sulit.
Anak makhluk itu melihat Han Sen keluar, langsung mengeluarkan raungan ganas sambil memperlihatkan gigi taringnya. Cahaya hitam berkilat di tubuhnya, kulitnya tiba-tiba ditumbuhi sisik-sisik hitam legam.
Tyrannosaurus Thrust Api di tangan Han Sen menghujam ke bawah. Anehnya anak makhluk itu tidak menghindar, malah menghantam ke atas dengan kepala. Sisik hitam di kepalanya bertabrakan dengan senjata itu, mengeluarkan suara gedebuk yang berat.
Han Sen langsung merasakan tenaga dahsyat di tangannya. Tyrannosaurus Thrust Api gagal memecahkan sisik hitam itu, malah membuatnya terjungkal beberapa kali di udara sebelum berhasil meredam gaya mengerikan tersebut.
"Kekuatan sebesar itu! Pasti ini Makhluk Dewa Super yang berevolusi khusus untuk kekuatan fisik!" geram Han Sen sambil memanfaatkan gaya jatuh untuk kembali menyerang si makhluk kecil.
Liu Yunyi dan kawan-kawan hanya bisa terpaku. Permukaan danau bergelora dengan ombak jahat, sementara makhluk raksasa dan anaknya masing-masing dikepung oleh malaikat dan Han Sen. Pertarungan sengit itu benar-benar berimbang.
"Sial! Dari mana munculnya jagoan ini? Brutal betul, berani berhadapan frontal dengan monster mengerikan itu!"
"Wanita mirip malaikat itu pasti roh binatang peliharaan ya? Desainnya terlalu megah... level kekuatannya juga luar biasa!"
"Kalian masih bengong saja? Cepat mundur! Tak takut kehilangan nyawa?"
Malaikat Perang Suci terus menyerang kepala monster mengerikan itu, beberapa kali berusaha menghantam mata di atasnya. Namun monster ini adalah makhluk Dewa Super yang berevolusi dengan fokus pada fisik, ketangguhan tubuhnya sulit dibayangkan. Bahkan Malaikat Perang Suci pun tak mampu melawannya secara frontal, terpaksa terus memutar menghindari gigitannya.
Pedang besar memang beberapa kali mengenai tengkoraknya. Tapi karena dilindungi sisik hitam, tebasan hanya meninggalkan goresan-goresan tipis di permukaan. Dibandingkan tubuh raksasanya, luka-luka ini ibarat menggaruk-garuk gatal saja.
Monster kecil itu justru lebih galak. Sama sekali tidak menghiraukan serangan Han Sen, terus mengejar dan menggigit. Sisik hitamnya bahkan lebih keras dari monster besar, tenaganya juga mengerikan.
Melihat monster kecil menggiring Han Sen hingga berlarian kocar-kacir, monster raksasa itu akhirnya tenang dan bertempur habis-habisan melawan Malaikat Perang Suci.
Han Sen mundur sambil terus bertarung, memancing si anak monster menjauh dari sisi monster raksasa. Awalnya dia khawatir si anak monster tidak mengikutinya, bahkan ingin menggunakan kekuatan Mata Hantu untuk memancingnya. Ternyata makhluk kecil ini sangat galak, terus-menerus mengejar dan menggigit Han Sen tanpa perlu dirayu dengan kekuatan Mata Hantu.
Han Sen memancing si anak monster hingga masuk ke hutan di sekitarnya. Saat melihat mulut kecil itu menganga hendak menggigitnya, sorot mata pembunuh tiba-tiba berkilat di pupilnya.
Meski tubuhnya tangguh dan tenaganya dahsyat, si anak monster jelas masih terlalu muda. Belum memahami kejahatan hati manusia, begitu Han Sen berhenti berlari, langsung saja ia menyeringai dengan mulut menganga hendak menyambarnya.
Deretan taringnya bagai pisau belati berkilat. Han Sen sama sekali tidak mundur. Baru ketika rahang itu hampir menjepit tubuhnya, tiba-tiba dia menghunjamkan Tusukan Tyrannosaurus Api ke dalam rongga mulut si anak monster.
Dengan rotasi api yang berputar intens, Tyrannosaurus Thrust Api menusuk leher makhluk kecil itu di bawah tenaga mengerikan Han Sen. Darah meluap deras dari mulut makhluk itu, seperti lumpur yang terlempar dari mata bor.
Makhluk kecil itu berubah bentuk dalam kesakitan, ingin menjerit namun lehernya tersumbat Tyrannosaurus Thrust Api. Setiap bukaan mulut langsung dipenuhi genangan darah.
Jantung Han Sen berdegup kencang. Energi tak terbatas dari sepasang ginjalnya memompa tenaga terus-menerus ke Tyrannosaurus Thrust Api, mendorongnya mati-matian masuk ke dalam perut makhluk itu.
Hanya sekejap mata, 2 meter lebih panjangnya senjata itu telah menembus lebih dari 1 meter kedalaman. Terus mengebor tanpa henti ke bagian dalam.
Di tengah hujan darah beku yang tak henti, si monster kecil menggelengkan kepala dengan keras, dengan gemilang melemparkan Han Sen beserta Tyrannosaurus Thrust Api-nya ke udara. Tenaganya sungguh luar biasa besar, bahkan Han Sen pun tak bisa mengendalikan situasi, tetap mencengkeram senjata itu saat terlempar.
Barulah saat itu monster kecil mengeluarkan raung kesakitan. Monster raksasa di kejauhan langsung mengetahui bahaya yang mengancam, nekat berlari kencang ke arah sini dengan mengabaikan segala risiko.
Langkah kaki tubuh luar biasa besarnya membuat bumi bergetar, air danau bergolak dahsyat membentuk ombak besar setinggi belasan meter.
Meski si malaikat kecil ingin menghentikannya, selama serangannya tak mencapai titik vital monster itu, upayanya sia-sia. Bahkan ketika seluruh pedang besarnya menghujam ke dalam daging, dampaknya tetap tak berarti bagi sang raksasa.
Melihat monster mengerikan itu melangkah demi langkah bagai gunung menghimpit, mungkin dalam 2-3 langkah akan menerjang ke hadapannya, Han Sen mengerahkan tekad baja. Tyrannosaurus Thrust Api-nya kembali menyala, menusuk bagian pantat monster kecil yang sedang berbalik kabur.
Seketika semburan darah segar memancar deras, tombaknya berhasil menembus lebih dari satu meter ke dalam tubuh sang monster.
Luka di bagian atas yang sudah parah, ditambah serangan ke bagian bawah ini, monster kecil itu menjerit memilukan. Raga-nya bergemuruh jatuh ke tanah, meronta-ronta beberapa kali, tapi ternyata gagal bangkit untuk sementara waktu.
Han Sen hendak memberikan pukulan pamungkas, namun sang monster raksasa sudah menginjakkan kakinya bagai gunung raksasa runtuh. Terpaksa ia mencabut Tyrannosaurus Thrust Api dan dengan gesit mundur.
Boom!
Monster mengerikan menginjak ke bawah, pepohonan hancur berantakan langsung membuat lubang dengan diameter melebihi 10 meter di tanah. Han Sen nyaris tak berhasil menghindar dari injakan monster itu.
Makhluk kecil merangkak bangkit, mendekati kaki monster raksasa. Melihat tubuh kecil itu penuh darah yang terus mengalir, monster langsung mengamuk lebih hebat.
Dengan suara roar menggelegar, monster kembali menginjak ke arah Han Sen. Makhluk Dewa Super yang berevolusi khusus di kekuatan fisik ini benar-benar di luar kemampuan Han Sen untuk dilawan, memaksanya terbang mundur lagi.
Teknik Terbang dioperasikan Han Sen hingga batas maksimal, berhasil menghindari serangan injakan monster berkali-kali.
Malaikat kecil terus menyerang mata monster dari udara, tapi efeknya minim. Leher monster yang gesit membuatnya hanya bisa menghantam kepala atau leher, sulit mencapai titik vital.
Han Sen sedang mempersiapkan diri mencari kesempatan untuk kembali mendekati anak hewan itu dan segera mengeliminasinya. Namun sebelum menemukan celah yang tepat, tiba-tiba terdengar suara aneh bergema dari langit.
Seekor harimau hitam mengkilap bak logam dengan sepasang sayap besar di punggungnya menerjang dari angkasa. Dengan kecepatannya yang mencengangkan, binatang itu langsung menerkam bagian belakang hewan raksasa. Keempat cakarnya mencengkeram daging anak hewan itu, lalu dengan kibasan sayap perkasa, ia membawa mangsanya terbang ke arah barat.
"Sial! Berani-berainya mencuri hasil buruanku?!" Han Sen langsung menyambar pedangnya dan mati-matian mengejar harimau hitam bersayap itu.
Selama ini dialah yang selalu mencari keuntungan dari orang lain. Hari ini justru seekor harimau hitam yang berani menggasak hasil buruannya - ini benar-benar keterlaluan!
Melihat anaknya dibawa kabur, hewan raksasa itu pun mengabaikan Han Sen. Dengan langkah demi langkah mati-matian, makhluk kolosal itu mulai memburu harimau hitam bersayap.
Harimau hitam yang menggenggam makhluk kecil seberat entah berapa ton itu, malah terbang sangat cepat. Han Sen dan monster raksasa tiba-tiba tak bisa mengejarnya.
