Kabut bertumpuk-tumpuk. Han Sen memanggil semua roh binatang yang berguna, berhati-hati menembus kabut. Tapi baru saja masuk ke dalam kabut, hatinya tiba-tiba merasakan pertanda buruk. Keringat dingin mengalir di tulang punggungnya.
Dari pandangan mata, bayangan merah menyala seperti api menyambar dari samping. Kecepatan bayangan itu luar biasa, kalau bukan karena memakai topeng mata hantu, mungkin posisinya sama sekali tidak terlihat.
Dang!
Dengan konsentrasi penuh, malaikat kecil langsung menghalangi sisi tersebut. Pedang besarnya bertabrakan dengan sesuatu. Postur malaikat kecil mundur selangkah, sementara bayangan itu juga menghilang kembali ke dalam kabut.
Sebelum Han Sen sempat melangkah lagi, bayangan itu sudah menyerang dari sisi lain. Untungnya dalam kabut ini, Han Sen masih bisa melihat posisi bayangan itu dan segera memerintahkan malaikat kecil untuk menahan serangannya.
Sambil memerintahkan malaikat kecil bertahan dari serangan bayangan merah, Han Sen berlari kencang menuju dalam perlindungan. Tembok benteng seharusnya hanya sekitar 100 meter, tapi setelah berlari ratusan meter dalam kabut, tanah di bawah kakinya masih belum terlihat.
"Ini tidak beres!" Han Sen langsung menyadari sesuatu yang aneh dalam kabut ini.
Han Sen sekarang ingin mundur keluar, tapi ternyata sudah tidak bisa. Setelah mundur ratusan meter, dia masih berada di dalam kabut ini. Ke mana pun dia mencoba menerobos, tetap tidak bisa keluar.
Saat ini Han Sen hanya bisa bersyukur masih memiliki topeng mata hantu, sehingga bisa melihat makhluk mutan yang berkeliaran di dalam kabut. Kalau tidak, posisinya sekarang pasti jauh lebih berbahaya.
"Sepertinya hanya ada satu Makhluk Dewa Super di dalam kabut ini. Jika beberapa Makhluk Dewa Super lainnya tidak datang, ini bisa menjadi kesempatan. Dalam situasi satu lawan satu, seharusnya ada cara untuk memenggal Makhluk Dewa Super di kabut ini." Pikiran Han Sen bergolak menganalisis.
Sebenarnya bahaya Makhluk Dewa Super ini tidak terlalu besar baginya. Bahkan tanpa topeng mata hantu, selama makhluk itu mendekat, dengan aura Dongxuan-nya dia tetap bisa merasakan orbit pergerakannya.
Yang paling merepotkan sekarang adalah dia harus cepat-cepat menyelesaikan makhluk mutan ini. Kalau tidak, monster raksasa itu benar-benar akan mati tertabrak di luar pintu, dan dia akan kehilangan sekutu yang sangat kuat.
Topeng mata hantu memungkinkan Han Sen melihat siluet makhluk mutan yang bergerak dalam kabut, meski hanya berupa aura kehidupan merah menyala seperti api. Bentuk pasti makhluk aneh itu tetap tak terlihat jelas.
Malaikat kecil itu jelas kesulitan melihat dalam kabut tebal, hanya bisa merespons perintah Han Sen.
Dengan diam-diam Han Sen mengeluarkan busur silang merak, memasang panah Bijih Baja Z satu per satu sambil menanti kesempatan.
Dang!
Malaikat perang suci kembali menangkis serangan kilat merah dengan sabetan pedangnya. Han Sen tetap tak bergerak, matanya mengikuti setiap gerakan bayangan merah itu.
Bayangan merah yang mundur ke dalam kabut tampak frustasi setelah beberapa kali gagal menyerang. Kini ia mengamati Han Sen dan malaikat perang suci dari balik kabut.
Han Sen pura-pura tak memperhatikannya. Sorot matanya menyapu area sekitar, namun selain makhluk mutan itu, hanya kabut pekat yang terlihat.
Di luar, aura kehidupan dari empat tim makhluk dewa super masih terlihat. Namun setelah masuk ke dalam kabut, semuanya menghilang kecuali bayangan merah itu.
Setelah mengamati beberapa saat, bayangan merah sepertinya yakin Han Sen dan malaikat kecil tidak bisa melihatnya. Ia kembali memutar ke belakang Han Sen dan perlahan mendekat.
Han Sen pura-pura tidak melihatnya sambil memandang ke kiri dan kanan. Padahal aura Dongxuan-nya telah mengembang, merekam setiap gerakan bayangan merah yang mendekat dalam otaknya.
Bayangan merah baru melonjak bertindak saat sudah berada 10 meter di belakang Han Sen. Tubuhnya berubah menjadi aliran sinar yang menyambar punggung Han Sen.
Saat bayangan merah hampir mendekati Han Sen dalam sekejap, Han Sen berbalik dengan cepat. Tyrannosaurus Thrust Api di tangannya menahan serangan si merah menyala, sementara busur silang merak di tangan kirinya menembak dengan gila, mengirimkan delapan panah Bijih Baja Z dalam sekejap.
Dor!
Han Sen bersama Tyrannosaurus Thrust-nya terlempar belasan meter oleh tenaga mengerikan, tapi terdengar beberapa suara tertahan—setidaknya tiga panah Bijih Baja Z mengenai bayangan merah, membuatnya mengeluarkan dengusan kesakitan.
Malaikat kecil nyaris bersamaan terbang ke atas kepala bayangan merah, menghujamkan pedang besar transparannya tanpa ragu-ragu.
Roar!
Bayangan merah menjerit kesakitan, jelas mengalami luka parah. Ia mundur cepat hendak menghilang dalam kabut.
Sayangnya, berkat topeng mata hantu, setiap gerakannya tercatat jelas oleh Han Sen. Langsung ia dan malaikat kecil menyerang habis-habisan.
"Makhluk mutan itu sudah dikalkulasi oleh Han Sen dan menderita luka parah, langsung dikejar oleh malaikat kecil. Pedang besar transparan menghujam dengan gila, berhasil melawan makhluk itu."
"Han Sen kembali menembakkan busur silang merak, melesatkan sisa enam panah Bijih Baja Z sekaligus."
"Timing yang dipilih Han Sen sempurna, tepat saat makhluk itu sibuk menghindari serangan malaikat kecil dan kehabisan tenaga, membuatnya sulit untuk mengelak."
"Beberapa dengusan kesakitan terdengar, empat panah Bijih Baja Z lagi menancap di tubuhnya, membuat raganya gemetar beberapa kali."
"Malaikat Perang Suci berubah menjadi aliran sinar yang berpapasan dengan bayangan merah itu. Seketika sebuah kepala terbang ke langit, darah beterbangan, kabut di sekitarnya pun perlahan menghilang."
"『Pemburuan Makhluk Dewa Super Gas Mirage selesai. Tidak memperoleh roh binatang. Dapat mengumpulkan Esensi Gen Kehidupan. Menyerap esensi ini bisa memberikan 0 hingga 10 point Super Gen Tuhan secara acak.』"
Kabut perlahan menghilang, Han Sen mulai melihat tembok benteng dan gerbang kota perlindungan muncul dari kabut di bawahnya, tepat di posisi kurang dari sepuluh meter darinya.
Monster mengerikan yang dipenggal oleh malaikat kecil itu, raganya sedang perlahan melebur. Makhluk itu berwujud aneh seperti kucing besar yang berjalan tegak, sekarang kepalanya telah terpenggal dan melebur bersama tubuhnya.
Dang!
Sebuah esensi gen kehidupan berwarna kabut abu jatuh ke tanah. Han Sen dengan santai mengambilnya, sudah berada di dalam pintu ungu. Langsung mengganjal palang pintu bagian dalam, sambil gesit mundur.
Boom!
Pintu Batu ungu langsung jebol ditubruk monster raksasa. Makhluk itu mengaum keras lalu menerjang gila-gilaan ke dalam perlindungan tanpa keraguan sedikit pun.
Di dalam perlindungan terdapat banyak istana megah nan indah, namun tak terlihat makhluk mutan atau roh aneh lainnya. Seluruh perlindungan terasa senyap mencekam bagaikan tak berpenghuni.
Kabut halus yang menyelimuti udara perlindungan semakin menghilang, membuat penglihatan semakin jelas. Namun sorot mata Han Sen terus mengamati sekeliling, tidak melihat makhluk mutan lain. Bahkan hewan kecil yang dibawa harimau hitam bersayap ke dalam perlindungan pun telah lenyap, tidak terdengar lagi suaranya.
Dor!
Monster raksasa itu telah menerobos hingga ke depan istana paling depan, menghantamkan tubuhnya dengan keras ke bangunan megah itu. Ingin merobohkan istana untuk memastikan apakah hewan kecil itu ada di dalam.
Tapi hantaman sang monster gagal meruntuhkan istana. Sebaliknya, kilatan pedang menyambar dari langit, meninggalkan luka sepanjang beberapa meter di tubuhnya. Darah mengalir deras membasahi tanah.
