Han Sen mengejar Wang Yuhang yang kabur, namun merasakan banyak aura menakutkan mendekati arah tanaman Kongqing. Jelas terprovokasi oleh kelompok Manajer Qu.
Sebenarnya masih ada sedikit waktu sebelum buah Qingkong benar-benar matang. Orang-orang dari manajemen Qu jelas tidak memahami kapan fase matang sesungguhnya. Tindakan mereka yang terburu-buru memetik di waktu ini memaksa para makhluk mengerikan itu turun tangan untuk menghentikan, karena jika buah Qingkong dipetik terlalu dini, efeknya akan kurang efektif.
Bahkan Han Sen yang didukung banyak Makhluk Dewa Super dengan Kekuatan Kasar pun bergeming saat merasakan jumlah aura mengerikan yang mendekat, merasakan getaran ketakutan yang sangat dalam.
"Semoga para anggota manajemen Qu tidak mati seluruhnya. Kalau tidak ada yang tersisa untuk interogasi, ini akan jadi masalah besar," gumam Han Sen dalam hati.
Setelah melintasi dua gunung, dia segera menyusul Wang Yuhang. Terlihat jelas sang paman sedang berguling-guling sambil merangkak menghindari serangan bertubi-tubi Burung Hantu. Baju zirahnya robek di banyak bagian, dengan darah merembes dari luka-lukanya.
Meski lukanya tidak parah, penampilannya yang berdebu dan penuh lecet terlihat sangat memilukan.
Han Sen segera mengeluarkan malaikat kecil, menghalangi burung hantu yang menerjang Wang Yuhang.
"Pemimpin tim, kau akhirnya datang." Wang Yuhang berseru gembira, mengabaikan lukanya langsung berlari ke arah Han Sen.
"Tunggu dulu, jangan mendekat. Lanjutkan mengalihkan perhatian burung hantu itu, kita akan mengalahkannya." Han Sen buru-buru menghentikan langkah Wang Yuhang.
Wang Yuhang cepat-cepat mengiyakan, memasang panah dan terus menyerang burung hantu tersebut. Sementara burung hantu ingin menerjangnya, tapi selalu dihalangi oleh malaikat kecil.
Melihat burung hantu tak bisa mendekat, Wang Yuhang langsung sok berwibawa. Sambil terus memanah, dia berteriak: "Ayo sini! Tuanku kecil dari Keluarga Wang ada di sini! Coba makan aku!"
Ada pepatah lama yang benar: tidak ada kematian tanpa ulah sendiri. Wang Yuhang baru saja meneriakkan beberapa ejekan ketika tiba-tiba mendengar Burung Hantu itu mengeluarkan suara aneh bergema mirip tangisan bayi.
"Haha, burung mati! Menangis pun tak berguna. Punya kemampuan? Datanglah kemari... Aduh!" Wang Yuhang terus memprovokasi Burung Hantu dengan semangat.
Tiba-tiba dari bawah tanah muncul seekor tikus raksasa sepanjang satu kaki lebih. Dengan sekali gigitan, taring tajamnya menembus baju zirahnya dan mencabik daging di pantatnya sampai rontok sepotong.
Sambil menutup pantat yang berdarah dan menjerit kesakitan, Wang Yuhang melihat puluhan tikus hitam besar bermunculan dari tanah. Jumlahnya tak terhitung, bergerak seperti air pasang yang menerjangnya.
“Sial, benda ini bisa memanggil gerombolan tikus... Pemimpin Tim tolong aku...” Wang Yuhang mengayunkan tombak panjangnya membabat habis sekitar, tapi tikus-tikus itu sudah terlalu banyak. Belasan ekor terpental, lebih banyak lagi yang terus mendekat.
Han Sen mengamati tikus-tikus itu dengan aura Dongxuan, sedikit terkejut. Tikus-tikus ini bukan makhluk mutan sejati. Di tubuh mereka tak ada aura kehidupan. Sepertinya ini hasil panggilan burung hantu itu, mirip dengan serangga-serangga milik Induk Kumbang Perak.
“Siapa sangka burung hantu ini punya makhluk panggilan, ini cukup menarik.” Han Sen menghunus Tyrannosaurus Thrust Api, menyerang burung hantu itu sambil berteriak: “Paman Kecil, tahan dulu posisi! Aku akan segera mengalahkan burung monster ini!”
"Cepatlah, aku benar-benar tidak sanggup bertahan... Aduh..." Wang Yuhang kembali digigit seekor tikus, sepotong daging di lengannya terkoyak.
"Sebentar lagi selesai." Sorot mata Han Sen memancarkan aura pembunuhan.
Dor!
Tyrannosaurus Thrust Api menyerbu ke atas, berkoordinasi dengan malaikat kecil, langsung menghantam tubuh Burung Hantu hingga terpental.
Malaikat kecil melompat tinggi, kedua tangannya menggenggam erat pedang dan menghujamkan Burung Hantu ke bawah. Han Sen segera melakukan serangan tusukan.
Burung Hantu generasi pertama dewa itu dihajar habis-habisan oleh Han Sen dan malaikat kecil hingga oleng tak beraturan, bulu-bulu beterbangan, darah menyemburat, sama sekali tidak mampu membalas.
Saat mencoba kabur terbang, Han Sen mengulurkan tangan dan dengan gemilang menyedot kembali Burung Hantu yang sudah terluka parah itu.
Krek! Krek! Krek!
Di bawah serangan kontinu yang tak henti, Burung Hantu sama sekali tidak punya kesempatan membalas. Hanya dalam hitungan menit, kepala putihnya berhasil dipenggal oleh malaikat kecil dengan satu sabetan pedang.
"Berhasil membunuh Makhluk Dewa Super Burung Hantu Spiritual. Mendapatkan roh binatang Burung Hantu Spiritual. Daging tidak dapat dikonsumsi. Dapat mengumpulkan Esensi Gen Kehidupan. Penyerapan akan memberikan 0 hingga 10 point Super Gen Tuhan secara acak."
Han Sen berseri-seri mendengar suara ini. Sudah lama ia tidak mendapatkan roh binatang super dewa. Ia penasaran jenis apa roh binatang super yang didapat kali ini.
Begitu Burung Hantu Spiritual mati, gerombolan tikus besar langsung menghilang. Wang Yuhang memandang Han Sen dengan takjub: "Pemimpin Tim, kau semakin hebat! Hanya butuh beberapa menit untuk menghancurkan Makhluk Dewa Super!"
"Masih terlalu lambat." Han Sen mendarat sambil tersenyum: "Kamu tinggalkan area ini. Aku harus memeriksa wilayah sana."
"Aku akan pergi bersamamu dan menghancurkan semua sampah itu." Wang Yuhang berkata dengan penuh amarah, mengingat dirinya pernah dikurung dalam kerangkeng oleh orang-orang itu membuatnya sangat tidak senang.
"Sampah-sampah itu mungkin sudah hampir semuanya mati." Han Sen berkata dengan datar.
"Apa?" Wang Yuhang membeku sejenak, lalu langsung balik bertanya dengan heran, "Apakah di sana masih ada Makhluk Dewa Super lain?"
"Tidak hanya ada, tapi jumlahnya sangat banyak. Jika Paman benar-benar membenci mereka sampai rela bunuh diri hanya untuk melihat mayat mereka, mari kita pergi bersama." Han Sen tersenyum.
Ekspresi Wang Yuhang tiba-tiba membeku. Saat hendak berbicara, matanya melihat nyala api hitam melesat dari arah Batang Angkasa Hijau, persis seperti letusan gunung berapi.
"Ahem... Pemimpin Tim jaga diri baik-baik. Aku akan menunggu kabar baikmu di area pinggir Pulau Angkasa Hijau." Setelah berkata demikian, Wang Yuhang langsung kabur dengan kecepatan yang mencengangkan ke pinggiran pulau.
Han Sen melihat roh binatang kucing elang yang baru saja diperolehnya, ternyata sekali lagi adalah roh binatang jenis hewan peliharaan.
"Ini cukup menarik. Jika roh kucing elang ini dikembangkan, sama saja kita memiliki sebuah legiun." Han Sen sangat tertarik dengan ide ini, sayangnya untuk mengembangkannya ke status pertempuran masih membutuhkan waktu.
Tapi seiring kemampuannya memburu Makhluk Dewa Super yang semakin mudah, sebenarnya tidak terlalu sulit.
Lonceng Kematian minum darah, roh kucing elang makan daging, bisa dikembangkan bersamaan tanpa menimbulkan Konflik.
Tidak ada waktu untuk memanggil roh kucing elang dan mengamatinya, sorot mata Han Sen sudah tertuju ke arah pohon Qingkong. Dentuman kekuatan dan raungan mengerikan terus bergema, pertempuran di sana terlihat sangat sengit.
“Harapannya Kaisar Darah Hantu sudah bertindak, kalau tidak akan jadi masalah.” Han Sen menuju ke arah pohon qingkong, tapi belum jauh berjalan, sudah melihat beberapa orang terburu-buru mendatanginya - ternyata Manajer Qu dan kawan-kawan.
Situasi mereka saat ini terlihat agak memprihatinkan. Beberapa di antaranya tampak sudah disuntik cairan Asura, dengan beberapa luka di tubuh.
“Han Sen!” Ekspresi Manajer Qu dan yang lain langsung berubah, jelas mereka mengenali Han Sen.
