Proses perdamaian Alliance dengan Shura jelas bukan urusan Han Sen. Tapi proses perdamaian takkan selesai dalam satu dua hari, membutuhkan setidaknya dua tiga bulan untuk berbagai prosedur sebelum akhirnya ada hasil.
Intrik konspirasi licik yang saling timbal balik di baliknya, jelas bukan hal yang bisa dipahami oleh idiot politik seperti Han Sen. Dia hanya menunggu waktu yang ditentukan, lalu mengikuti Ji Yanran untuk menghadiri sebuah jamuan makan.
Ji Yanran sendiri juga merasa cemas. Bagaimanapun dia masih seorang gadis. Yang lebih penting, meski tahu Han Sen sangat kuat, bayangan Han Sen mungkin harus menggantikannya bertarung melawan keluarga kerajaan Shura membuatnya tetap khawatir.
Secara nominal pertarungan seperti ini seharusnya tidak membahayakan nyawa: pertama, penggunaan senjata dilarang; kedua, ada jagoan yang berjaga-jaga untuk melindungi. Begitu ada tanda bahaya, ahli semi-dewa akan segera turun tangan menghentikannya.
Tapi meski begitu, Ji Yanran tetap sangat khawatir. Bahkan dia pernah menemui Ji Ruozhen memintanya mencari cara agar Han Sen tidak perlu bertanding.
Namun Ji Ruozhen justru sangat yakin pada Han Sen. Dia hanya berkata pada Ji Yanran: "Tenang saja. Dia adalah anggota keluarga Luo, meski melawan bangsawan Shura sekalipun tidak akan kalah."
Hanya saja Ji Ruozhen sama sekali tidak tahu, Han Sen tidak pernah berlatih seni bela diri keluarga Luo. Kalau tidak, dia pasti tidak akan bisa tetap santai seperti ini.
Meski Ji Yanran sangat khawatir, namun sedikit pun tidak memperlihatkannya. Pertama, takut memengaruhi performa Han Sen. Kedua, tidak boleh menunjukkan sikap pura-pura lemah di hadapan suku Asura.
Di jamuan makan, Han Sen bertemu Yu Jialan yang bahkan lebih tampan dan beraura daripada di rekaman video. Aura keluarga kerajaan Shura memang tidak bisa ditiru manusia, namun keakraban manusia juga mustahil ditiru oleh suku Asura.
Menurut Han Sen, dia lebih menyukai sifat spontan dan keakraban manusia. Aura keluarga kerajaan Shura itu hanya cocok untuk dilihat dari jauh saja, kalau harus bergaul sehari-hari, mungkin akan membuat orang tersiksa.
Seperti diduga, saat jamuan makan mencapai puncak kemeriahan, suku Asura mengajukan usulan duel. Alliance yang sudah mempersiapkan diri tentu tidak akan memberikan respons negatif.
Semua orang pindah ke alun-alun di luar aula. Orang Shura memang langsung ke inti, tanpa pembuka seperti makanan kecil terlebih dahulu. Yu Garlan langsung maju ke depan.
Ji Yanran mulai merasa cemas. Dia berharap Yu Garlan tidak menantangnya, sehingga Han Sen tidak perlu turun ke medan gaya.
Para manusia menanti dengan tegang ucapan Yu Garlan, ingin tahu siapa target tantangannya. Jika dia memilih menantang Ji Yanran - meski cara ini sangat tidak bermoral - mereka terpaksa menyetujui permintaannya. Han Sen sebagai tunangan akan bertindak sebagai kesatria pelindung yang menggantikan Ji Yanran bertarung.
Namun sistem ini memiliki kelemahan. Jika Han Sen kalah, dan Yu Garlan melanjutkan tantangan ke Ji Yanran, berarti manusia akan mengalami kekalahan dua ronde beruntun. Reputasi tentu akan semakin tercoreng.
Mata bak batu permata milik Yu Garlan menyapu wajah para remaja manusia. Saat melewati Ji Yanran, tatapannya berhenti sejenak.
Sedetik hentian kecil ini membuat banyak manusia deg-degan dalam hati.
Namun, sudut bibir Yu Jialan sedikit terangkat, menyunggingkan senyuman penuh cibir, lalu sorot matanya beralih dari wajah Ji Yanran.
Setelah mengamati semua remaja manusia yang hadir dalam sidang, Yu Jialan baru berbicara: "Di antara kalian ini, siapakah yang disebut Koin Emas? Konon dialah petarung terkuat di antara generasi muda manusia. Aku ingin bertarung dengannya."
Ucapan ini membuat semua orang membeku. Tak ada yang menyangka Yu Jialan ternyata mengajukan permintaan seperti ini.
Pejabat penerima tamu buru-buru mendekat menjelaskan: "Tuan Yu, sumber desas-desus yang Bapak dengar jelas tidak akurat. Huang Xiaolah tokoh yang lebih terkenal di generasi muda Alliance kami."
“Oh, itu aneh. Kenapa aku hanya mendengar bahwa koin emas itu meraih posisi anak dewa di Perlindungan Kedua, tapi tidak pernah dengar tentang Huang Xiao ini?” Yu Jialan mengerutkan bibirnya, menampilkan ekspresi seolah tersenyum tapi juga menangis.
Huang Xiao justru tetap tenang, tidak merasa canggung, hanya berkata dengan datar: "Dewa B memang kuat, tapi untuk menghadapi Yang Mulia, aku saja sudah cukup."
Yu Jialan memandang Huang Xiao, lalu tersenyum lebar: "Baiklah. Kalau begitu, aku akan kalahkanmu dulu, baru bertarung dengan koin emas. Tapi pastikan kalian menemukan koin emas itu."
"Lebih baik menangkan aku dulu baru bicara." Huang Xiao menjawab dengan tegas namun sopan.
Yu Jialan tidak melanjutkan debat, langsung berjalan menuju alun-alun. Pejabat penerima tamu yang memastikan kesediaannya bertarung dengan Huang Xiao, langsung menghela nafas lega dengan wajah penuh kegembiraan.
Huang Xiao sudah menjadi seorang Evolusioner. Meski baru saja naik level ke Perlindungan Ketiga belum lama ini, kemampuan fisiknya sudah melebihi 300. Ditambah dengan kemampuannya yang tidak biasa, seharusnya tidak sulit baginya untuk meredam bangsawan muda Shura, Yu Jia Lan.
Karena Yu Jia Lan tidak memilih untuk menantang Ji Yanran, banyak orang diam-diam menghela nafas lega.
Meski Han Sen juga cukup baik, kebanyakan orang masih menganggapnya sebagai pemilik hewan dewa super. Membuatnya bertarung melawan Yu Jia Lan, mayoritas tidak punya persiapan yang cukup.
Ji Yanran juga menghela nafas panjang. Bukan karena takut Han Sen akan kalah, tapi senang karena Han Sen tidak perlu mengambil risiko.
Han Sen tersenyum sambil membelai punggung Ji Yanran: "Tampaknya bangsawan muda Shura ini memang punya kesombongan. Tapi bisa dihargai karena tidak mau menggunakan taktik kotor."
“Sayangnya Dewa B tidak ada di sini, kalau tidak, pasti dia akan mengajarinya soal kehebatan.” Ji Yanran tersenyum santai.
“Apakah hanya Dewa B yang bisa, sedangkan aku tidak?” Han Sen cemburu, tapi baru saja mengatakannya, dia merasa cemburu ini tidak masuk akal, mana ada orang yang cemburu buta pada diri sendiri.
“Kamu tentu yang paling hebat, tapi lebih baik tidak terluka. Setiap kali kamu pergi ke perlindungan, aku selalu sangat khawatir…” Ji Yanran berbisik di telinga Han Sen.
Han Sen merasa agak malu mendengarnya. Dia menghabiskan terlalu banyak waktu untuk meningkatkan kekuatan diri, sehingga terlalu sedikit waktu untuk mendampingi Ji Yanran.
Katanya Ji Yanran biasanya sibuk, tapi waktu luangnya justru lebih sedikit dibanding Ji Yanran.
Di sisi lain, Huang Xiao dan Yu Galan telah sampai di podium pertarungan yang mengambang di tengah alun-alun. Sesepuh keluarga kerajaan Shura dan seorang semi-dewa masing-masing berdiri di satu sisi podium. Jika ada insiden tak terduga, mereka bisa segera bertindak menghentikannya.
“Kamu yang duluan bertindak. Jika aku yang mulai, mungkin kamu tidak akan mendapat kesempatan sama sekali.” Jade Galan menatap Huang Xiao dengan nada datar.
"Menerima dengan patuh." Sorot amarah mengkilat di mata Huang Xiao. Sikap Jade Galan ini benar-benar keterlaluan.
Meskipun jamuan makan dan pertandingan ini tidak dibuka untuk media, banyak petinggi Alliance mengawasi melalui jalur distribusi khusus.
Biasanya, pertarungan tingkat seperti ini tidak akan menarik perhatian para orang penting. Tapi karena identitas kedua pejuang yang unik, para elite itu menyaksikan dengan mata tak berkedip.
