"Haha, aku sampai tertawa terbahak-bahak. Untuk apa keluarga Qi bersikap seperti ini? Memang Pil Hewan mereka punya efek tertentu. Kalau mereka mau polos saja meminta kerjasama-Mu untuk iklan, efeknya pasti jauh lebih baik daripada sekarang, tak perlu sampai merugi memilukan begini." Huangfu Pingqing yang datang bertransaksi Pil Transformasi Binatang dengan Han Sen tersenyum manis, wajahnya penuh keceriaan: "Dengan begini, harga pasar Pil Hewan Peliharaan pasti akan jauh lebih murah."
Han Sen mengangkat bahu, berkata dengan pasrah: "Aku ini orang yang mudah diajak bicara, tapi mereka malah tidak mau berkomunikasi denganku. Apa lagi yang bisa kulakukan?"
"Haa, kalau kata-katamu ini didengar oleh orang dari Donglin itu, pasti dia sampai hampir muntah darah," ujar Huangfu Pingqing sambil tertawa.
"Sudahlah, yang penting sudah dapat keuntungan. Untuk apa lagi mengucapkan kata-kata menyebalkan yang hanya membuat orang lain kesal?" Han Sen tidak tertarik bersilat lidah karena tidak ada manfaat konkretnya.
Han Sen juga tidak bisa berlama-lama. Setelah berpamitan kepada calon mertua dan Yang Mulia ibu mertua, ia langsung kembali ke markas.
Selain menjual Pil Hewan ke Huangfu Pingqing, Han Sen juga berhasil mendapatkan beberapa barang yang tidak dijual dari Donglin. Begitu tiba di markas, ia langsung masuk ke perlindungan untuk mencobakan pil-pil itu pada Si Perak Kecil dan kawan-kawannya.
Tapi saat Han Sen dengan semangat membawa pil-pil itu ke dalam perlindungan, ia justru menemukan tempat itu sepi. Para anggota lainnya entah ke mana perginya.
Han Sen memanggil beberapa kali, tapi tak ada yang menjawab. Dia mengira terjadi sesuatu, buru-buru mengindra area perlindungan dengan aura Dongxuan. Ternyata mereka semua berkumpul di alun-alun, tidak ada tanda-tanda invasi.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Han Sen berlari ke tengah alun-alun. Di sana, Nyonya Sekejap dan Si Perak Kecil membentuk lingkaran mengelilingi sesuatu.
"Ada tunas pohon yang tumbuh di sini." Nyonya Sekejap baru tersadar, menoleh ke Han Sen dengan ekspresi aneh.
"Tumbuh tunas biasa saja, perlu dikerumuni begini?" Han Sen berjalan mendekat sambil bersungut. "Kalian ini makhluk dewa super, kok kagetan sama pohon kecil? Lebih kampungan dari manusia desa!"
Han Sen menepuk punggung Si Perak Kecil. Dari celah lempengan batu di alun-alun, benar terlihat sebatang pohon muda sedang tumbuh.
Hanya dengan sekali melihat, Han Sen langsung terpaku, wajah kampungannya bahkan lebih parah dari Si Perak Kecil dan yang lain.
"Ini... ini... ini... bagaimana pohon ini bisa tumbuh?" Han Sen menunjuk tunas kecil itu, bicaranya mulai gagap.
Tunas tersebut tingginya sekitar dua kaki lebih, dedaunannya sangat rimbun. Bentuknya mirip pohon penyambut tamu, tapi terlalu kecil sehingga lebih menyerupai tanaman bonsai.
Seluruh batangnya hijau zamrud transparan, bak ukiran giok langka. Setiap ranting dan daunnya cantik tak terperi.
Bukan itu yang membuat Han Sen tertegun. Yang benar-benar membuat matanya melotot adalah enam buah yang menggantung di pohon mungil itu.
Buah biasa saja kenapa aneh? Bukankah wajar pohon berbuah?
Tapi siapa sangka pohon bisa berbuah peti harta? Enam buah itu adalah enam Peti Harta Emas mini, seluruhnya berkilau keemasan dengan simbol-simbol mistis dan kuno terukir di luarnya.
Seluruh permukaan bibit pohon ini dipenuhi kilau permata, energi kehidupan terus menyembur deras, bahkan terdapat aura spiritual mistis yang menggelegak di bawahnya, berubah menjadi kabut berputar-putar di antara dedaunan, menciptakan kesan ajaib sekaligus mengerikan yang tak tergambarkan.
Pohon giok dengan peti harta emas, siapapun yang melihat pasti akan merasa aneh.
Selain itu, Han Sen melihat dengan jelas bahwa Pohon Giok Emas ini sama sekali bukan hasil kerajinan tangan, melainkan makhluk hidup nyata, tumbuhan yang benar-benar hidup.
Peti-peti harta emas mini itu adalah buah yang tumbuh di atasnya, bahkan Han Sen bisa melihat vitalitas yang memancar dari sana.
Nyonya Sekejap menggelengkan kepala: "Kami juga tidak tahu, pagi ini ketika keluar, kami sudah melihat bibit pohon ini. Entah sejak kapan ia mulai tumbuh di sini."
"Oh ya, saat kami menemukan bibit ini, Si Xiao Bai berada di sebelahnya." Nyonya Sekejap seakan teringat sesuatu, menunjuk rusa putih di sampingnya.
Han Sen langsung berseri-seri, mendekap erat rusa putih sambil mencium keras di otaknya: "Xiao Bai kamu luar biasa, pantas disebut Jimat Pembawa Hoki, baru beberapa hari di sini sudah menumbuhkan harta karun seperti ini, aku sangat mencintaimu."
Rusa putih tetap berdiri dengan rambut terurai lembut, tidak menunjukkan respons khusus.
Xiao Yin Yin melonjak marah ke atas kepala Han Sen sambil mencakar-cakar, membuat rambut Han Sen berantakan, jelas tidak senang melihat keakraban Han Sen dengan rusa putih.
Han Sen mengangkat Xiao Yin Yin ke pelukannya, sambil terus mengamati Pohon Giok Emas ini. Vitalitas pohon ini menyamai Makhluk Dewa Super, pasti merupakan harta berharga.
Mungkin ini adalah Tongkat Dewa atau pohon persik spiritual. Jika dibiarkan tumbuh besar, enam Peti Harta Emas di pohon ini mungkin lebih berguna daripada Buah Persik Dewa.
"Buah Peti Harta Emas bisa dimakan tidak? Atau apakah buah-buah Peti Harta Emas ini bisa dibuka? Siapa tahu di dalamnya mengandung harta mutan langka." Han Sen diam-diam ber-YY di hatinya.
Tapi setelah mengamati cukup lama, dia tetap tidak bisa mengetahui asal-usul pohon Giok Emas ini, lalu bertanya pada Nyonya Sekejap di sampingnya: "Kau tahu latar belakang bibit pohon ini?"
"Asal-usul bibit ini tidak kuketahui, tapi pasti bukan barang biasa-biasa saja. Jika buah Peti Harta Emas ini matang sepenuhnya, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa." Nyonya Sekejap menatap buah Peti Harta Emas sambil berkata.
"Lha ini perlu dikatakan? Aku juga tahu pasti barang bagus." Han Sen merasa frustasi, perkataan Nyonya Sekejap tadi sama saja tidak berkata.
Nyonya Sekejap malah menggelengkan kepala sambil berkata: "Maksudku, benda luar biasa seperti ini, sama seperti Rotan Hijau Kosong itu, pasti akan menarik banyak Makhluk Dewa Super kuat yang mengintip. Apakah kita bisa menjaganya tetap aman adalah masalah besar. Belum lagi kekuatan Kaisar Darah Hantu saja sudah bukan tandingan kita. Jika dia membawa semua Makhluk Dewa Super untuk merebutnya dengan segenap tenaga, mungkin kita takkan sanggup menahan."
Han Sen langsung membeku. Dia terlalu sibuk bersukacita sampai sama sekali tidak memikirkan poin ini.
Mendengar penjelasan Nyonya Sekejap, barulah Han Sen merasa kemungkinan ini memang sangat nyata.
"Ini memang masalah besar. Tapi selama pohon ini tumbuh di tempat perlindungan kita, berarti dia milik keluarga Han. Sama sekali tidak boleh direbut orang lain!" kata Han Sen dengan rakus.
"Hanya mengandalkan kekuatan kita sekarang, mungkin sulit untuk mempertahankannya." Nyonya Sekejap justru mengguyurkan air dingin pada Han Sen.
"Nyaman, aku punya cara. Cuma tidak tahu kapan buah Peti Harta Emas ini akan matang sepenuhnya?" Han Sen sambil mengamati Peti Harta Emas itu berkata.
"Melihat vitalitasnya, mungkin sekitar dua tiga bulan lagi akan matang." Nyonya Sekejap setelah berpikir sejenak menjawab.
"Dua tiga bulan?" Han Sen mengerutkan kening halus. Meski ucapannya santai, mempertahankan buah Giok Emas ini sama sekali bukan hal yang mudah.
Tapi Han Sen sangat berharap pada buah-buah Peti Harta Emas ini, penasaran harta langka apa yang akan muncul dari dalamnya.
