“Burung mati demi makanan, manusia rela mati demi harta. Bertarung habis-habisan!” Wang Yuhang menguatkan hatinya sendiri sambil menggertakkan gigi.
“Paman Kecil, ucapanmu ini pertanda buruk. Seharusnya bilang 'ambil risiko sepeda bisa jadi motor, berkeliling bisa beli rumah cari istri'." Han Sen tersenyum.
Wang Yuhang langsung berkata: "Benar benar! Beli rumah cari istri... Cih cih cih! Ucapan saya sebelumnya tidak sah!"
Melihat Wang Yuhang hendak menerobos keluar, Han Sen cepat-cepat menahannya: "Jangan buru-buru! Kita lihat dulu baik-baik. Cari kesempatan bagus, kamu tembak panah dari jarak jauh lalu kabur. Jangan benar-benar mendekat!"
"Aku tahu! Aku ini bukan idiot. Urusan ini pengalamanku lebih banyak darimu." Wang Yuhang memandang sinis ke arah Han Sen sambil menyelinap keluar dari hutan. Menyusuri formasi Z, saat sudah masuk jarak tembak, ia melepaskan panah ke arah pasukan berkuda yang sedang berkeliaran di kejauhan.
Baru saja panah terlepas, tanpa mengecek apakah kena atau tidak, Wang Yuhang langsung berbalik kabur. Larinya bahkan lebih cepat dari kelinci.
Han Sen tertegun seperti patung, panah Wang Yuhang sama sekali tidak mengenai sasaran, bahkan jaraknya masih sangat jauh dari pasukan berkuda itu.
Krek!
Tepat ketika Han Sen mengira Wang Yuhang gagal, panah itu jatuh ke tanah. Seketika tanah berbatu bergerak, seekor Raksasa Batu merangkak bangkit sambil mengaum keras, lalu mulai mengejar Wang Yuhang.
Pasukan berkuda di sampingnya ikut terprovokasi. Menggenggam tombak di tangan, mereka pun maju ke medan tempur bersama-sama.
Burung monster yang berpatroli di langit juga menyusul dari udara. Sepasang mata licik dan jahatnya mengawasi ketat Wang Yuhang yang sedang lari kencang di tanah.
"Luar biasa!" Han Sen tak bisa menahan kekaguman. Sekali panah asal-asalan yang melenceng sampai Antartika, masih bisa menarik tiga makhluk dewa super untuk mengejar. Benar-benar tak ada tandingannya.
"Melihat Wang Yuhang hampir tertangkap, Han Sen buru-buru menyelinap dari samping dan diam-diam mengikuti jejaknya.
Han Sen tak berani bertindak sekarang. Jarak ke Perlindungan Darah Hantu terlalu dekat. Jika mereka belum sempat membunuh satu Makhluk Dewa Super pun, pasukan bantuan dari dalam perlindungan mungkin sudah datang. Nanti lari pun akan sulit.
"Pemimpin tim, cepat selamatkan aku!" teriak Wang Yuhang panik saat melihat burung monster di udara mulai menerjang.
Han Sen sengaja mengabaikannya, bahkan tak menjawab sepatah kata pun. Mereka harus menghindari deteksi Makhluk Dewa Super. Pertempuran sama sekali tidak boleh dimulai di sini, harus mundur lebih jauh dulu.
Kecepatan Wang Yuhang memang tak sebanding Makhluk Dewa Super. Dalam sekejap ia sudah dikejar, bilah-bilah angin dari tubuh burung monster mulai menghujam ganas.
Raksasa Batu menggebrak tanah dengan pukulannya, membuat lubang besar di permukaan tanah.
Pasukan berkuda mengayunkan tombak di tangan mereka, nyala api berubah menjadi proyektil api yang meluncur ke arah Wang Yuhang, membuatnya langsung tenggelam dalam bahaya.
"Pemimpin selamatkan aku... Aku hampir tidak bisa... Sial... Han Sen... Kau sengaja menguburku ya... Aduh..." Situasi Wang Yuhang langsung berubah menjadi sangat memilukan.
Bilah-bilah angin menyambar lengannya, langsung membuat kulitnya terkelupas dengan darah mengucur deras.
Baju zirah di tubuhnya terbakar api, kuah panas membuatnya menjerit-jerit. Dikeroyok tiga Makhluk Dewa Super, kehidupannya benar-benar di ambang kehancuran.
Han Sen tetap mengabaikannya. Anggota ini benar-benar pelit, bahkan dalam situasi genting seperti ini masih enggan menggunakan cairan gen malaikat - contoh klasik sikap lebih mementingkan uang daripada nyawa.
Tempat ini masih terlalu dekat dengan Perlindungan Darah Hantu. Jika Han Sen bertindak sekarang berarti harus mengorbankan perburuan. Melihat Wang Yuhang masih punya cadangan tenaga, Han Sen memilih mengabaikan teriakannya dan hanya mengikuti diam-diam dari samping.
Wang Yuhang yang melihat Han Sen tak kunjung muncul sementara dirinya semakin terjebak bahaya, akhirnya dengan berat hati mengeluarkan alat suntik dan menusukkannya ke tubuhnya sendiri. Cairan gen malaikat pun disuntikkan.
Saat berlari, pupil mata Wang Yuhang berangsur memerah. Sebuah tanduk runcing berwarna darah muncul di dahinya. Kecepatan dan kelincahannya meningkat drastis.
Meski terlihat agak kikuk dikejar tiga Makhluk Dewa Super, dia berhasil kabur ke hutan pegunungan tanpa luka tambahan.
“Dari awal seharusnya begini, kikir seperti ini cuma bikin diri sendiri menderita dosa.” Han Sen dalam hati merendahkan Wang Yuhang.
Teknik gerak Wang Yuhang memang luar biasa. Meski tidak memiliki strategi seperti Yitian Shu, namun ada kelicinan yang tak terungkapkan, persis seperti ikan belut lumpur yang lincah, sulit memprediksi orbit pergerakannya.
Setelah mengamati sejenak, Han Sen tak bisa menahan decak kagum. Dengan medan energi Dongxuan-nya, tetap sulit memprediksi pola perilakunya. Baru tersadar betapa aneh teknik geraknya.
Berkali-kali prediksi Han Sen tentang pola perilakunya meleset. Anggota ini seolah sama sekali tidak mempertimbangkan langkah berikutnya, semua teknik geraknya adalah hasil improvisasi spontan yang sering di luar dugaan, namun justru efektif.
Ini benar-benar bertolak belakang dengan Yitian Shu yang mengutamakan perencanaan matang sebelum bertindak. Wang Yuhang justru bertindak dulu baru berpikir, mengalir seperti air ke mana pun arus membawa, "kendaraan pasti menemukan jalan saat tiba di kaki gunung".
Tapi teknik gerak yang tidak mempedulikan konsekuensi ini, ternyata berhasil membuka jalur bertahan hidup bagi Wang Yuhang dengan gemilang, membuat Han Sen mulai curiga apakah anggota ini sebenarnya beruntung atau sial.
"Han Sen, jika kau tidak segera keluar, aku benar-benar akan terbunuh..." teriak Wang Yuhang sambil kabur. Setelah terus berlari lebih dari satu jam, warna darah di matanya mulai memudar dan tanduk runcing di kepalanya mulai menyusut.
Dari penampilannya, efek cairan gen malaikat mulai berkurang. Seharusnya dia tidak akan bertahan lama lagi.
Melihat Wang Yuhang telah masuk ke dalam lembah, sorot dingin muncul di mata Han Sen. Langsung dia memanggil Nyonya Sekejap dan Malaikat Perang Suci. Masing-masing disuruh menyerang makhluk dewa super, sementara Han Sen sendiri menyerbu pasukan berkuda yang membawa tombak panjang itu.
Nyonya Sekejap berhadapan dengan Raksasa Batu. Han Sen hanya menyuruhnya mengandalkan kecepatan untuk bertahan, sementara dia sendiri melawan pasukan berkuda itu.
Han Sen terutama mengandalkan malaikat kecil. Dengan dirasuki Raja Ksatria Baja, kekuatannya jauh melebihi makhluk dewa super biasa. Dengan kemampuan sehebat ini, seharusnya bisa memenggal burung monster pengendali angin itu dengan cepat.
Malaikat kecil memang tak mengecewakan harapan Han Sen. Hanya dengan beberapa tebasan pedang, goresan darah panjang telah terbentuk di punggung burung monster pengendali angin itu. Bulu berhamburan dan darah beterbangan memenuhi langit, menunjukkan burung itu bisa dipenggal dalam waktu dekat.
Burung monster itu mengeluarkan teriakan dahsyat, seolah mengirim sinyal minta tolong ke arah Perlindungan Darah Hantu.
Sorot mata Han Sen dipenuhi niat membunuh. Tyrannosaurus Thrust Api di tangannya menghantam tombak pasukan berkuda dengan keras. Dua semburan api meledak bersamaan, membuat Han Sen terdorong mundur beberapa langkah. Tenaganya memang kalah dari pasukan berkuda itu.
Tapi Si Perak Kecil di bahu Han Sen tiba-tiba membuka mulut, di dalamnya petir perak berkumpul membentuk bola, langsung menyemprotkannya ke arah pasukan berkuda itu.
Boom!
Pasukan berkuda dan Han Sen bertarung habis-habisan, meski berhasil mendorong Han Sen mundur, tenaga mereka sendiri juga habis, tidak punya cadangan tenaga untuk menghindar, langsung terkena serangan Si Perak Kecil.
