“Korban jiwa?” Han Sen memandang wanita itu dengan keheranan.
“Ikuti aku.” Wanita itu melambaikan tangan kepada Han Sen dan Zero, lalu berbalik menuju sisi lain kebun buah.
Han Sen dan Zero saling bertukar pandang, lalu menggenggam Golden Roar mengikutinya. Tak jauh berjalan di kebun buah, terlihat lapangan kosong dengan beberapa tenda manusia yang tertancap rapi, dilengkapi berbagai peralatan hidup. Beberapa orang terlihat sedang berjemur di area markas.
Kedatangan Han Sen dan Zero segera menyedot perhatian seluruh penghuni markas. Mereka bergegas berdiri, bahkan ada yang keluar dari dalam tenda.
Ternyata ada belasan manusia di markas ini. Dari kondisi tenda yang sudah lapuk, sepertinya mereka telah bermukim cukup lama di sini.
“Untunglah kalian bertemu denganku, kalau tidak mati pun tidak tahu bagaimana caranya mati.” Setelah kembali ke markas, wanita itu baru merasa lega dan berkata pada Han Sen dan Zero: "Di sini bisa dibilang aman, kalian bisa mendirikan tenda dan tinggal di sini."
Han Sen menatap wanita itu dan bertanya: "Kak, sebenarnya apa yang terjadi di sini?"
"Apa kalian benar-benar tidak tahu kalau ini adalah Hutan Setan Malam?" Semua orang di markas memandangi Han Sen dan Zero dengan raut wajah penuh keanehan. Wanita itu berkata dengan terkejut.
Han Sen menggelengkan kepala: "Aku datang dari tempat jauh, hanya melewati kebun buah ini, tidak tahu ini tempat apa."
"Kau benar-benar malang. Orang yang tidak sengaja masuk ke Hutan Setan Malam, sampai saat ini belum ada yang berhasil keluar hidup-hidup." Wanita itu menghela napas.
"Tidak bisa keluar?" Han Sen tidak bisa menahan keterkejutannya, meski dalam hati tidak terlalu percaya. Cuma hutan biasa, tidak mungkin tidak bisa keluar.
Sekalipun tidak bisa keluar jalan kaki, masa tidak bisa terlempar keluar? Jalan di kebun buah seberapapun membingungkan, mustahil bisa mengurung orang yang punya kemampuan terbang.
"Sepertinya kau benar-benar tidak tahu situasi di sini. Lihat kalian berdua masih muda, tapi tidak sengaja memasuki tempat seperti Hutan Setan Malam ini, sungguh disayangkan." Ada yang mengeluarkan kata-kata penyesalan.
"Tolong jelaskan pada kami, sebenarnya ada apa di sini." Han Sen mengeluarkan alkohol dan persediaan makanan dari punggung Golden Roar lalu membagikannya pada mereka.
Begitu melihat alkohol dan makanan, mata mereka langsung terpana tak berkedip. Tanpa basa-basi, mereka menerimanya dan langsung menyantapnya seperti belum makan selama ratusan tahun.
"Saudara, ada rokok?" Seorang pria paruh baya mendekati Han Sen dan bertanya.
"Ada." Han Sen meraba-raba di tubuhnya lalu melemparkan satu bungkus. Pria paruh baya itu langsung berseri-seri penuh sukacita.
"Barang-barang ini lebih baik Kamu simpan dan nikmati perlahan-lahan. Masih ada hari esok yang panjang." Wanita sebelumnya melihat kemurahan hati Han Sen, tak bisa menahan senyum pahit.
Han Sen pahami maksudnya, tapi dia tidak mengira dirinya akan terjebak di sini. Namun dia hanya tersenyum, meminta mereka menjelaskan apa sebenarnya Hutan Setan Malam ini.
Orang-orang itu memang tidak berniat jahat. Ditambah kemurahan hati Han Sen yang membagikan makanan dan alkohol, semangat mereka langsung berkobar. Mereka berkecamuk menceritakan segala hal tentang Hutan Setan Malam kepada Han Sen.
Mereka sama seperti Han Sen - orang-orang yang tak sengaja memasuki Hutan Setan Malam. Berasal dari berbagai wilayah, tersesat dalam waktu berbeda, dan akhirnya sama-sama terperangkap di sini tanpa ada yang berhasil keluar.
Selain Han Sen dan Zero, orang terakhir yang tersesat di Hutan Setan Malam adalah wanita yang membawa mereka ke sini. Namanya Liu Fang, telah terjebak di sini sejak dua tahun lalu.
Liu Fang adalah seorang yang belajar botani, pekerjaannya di Alliance juga terkait dengan hal tersebut. Dia mengetahui wilayah Hutan Setan Malam ini dan sangat tertarik dengan pohon setan malam yang merupakan tumbuhan aneh.
Awalnya dia datang ke sini hanya ingin meneliti pohon setan malam di area pinggiran, tapi begitu masuk sekitar belasan meter ke dalam hutan untuk mengumpulkan sampel, langsung tersesat dan tak bisa keluar, akhirnya secara tak sengaja menemukan markas ini.
Pengalaman para pelaku lainnya juga tidak jauh berbeda - ada yang sengaja datang untuk menjelajah, ada yang tidak sengaja masuk. Semua yang selamat dari bahaya di Hutan Setan Malam pada akhirnya berkumpul di sini.
"Sebenarnya bahaya apa yang ada di sini? Kunang-kunang di dalam bunga-bunga itu kan tidak agresif?" Han Sen tak tahan lagi bertanya saat mereka belum menyentuh inti permasalahan.
Liu Fang tersenyum getir: "Serangga setan malam memang tidak agresif. Bahaya sesungguhnya bukan berasal dari serangga itu, tapi dari pohon-pohon setan malam sendiri."
“Pohon-pohon ini？”Han Sen melihat ke sekeliling pohon setan malam itu, ternyata tidak melihat bahaya apa pun dari pepohonan tersebut.
“Kami semua curiga bahwa pohon-pohon ini sebenarnya adalah makhluk mutan, sedangkan serangga malam hanyalah bagian dari tubuh mereka.”
Liu Fang berhenti sejenak lalu melanjutkan: “Kalian yang baru datang belum merasakannya. Jika terlalu lama berada di dalam hutan, raga akan semakin menua dan lemah. Paling tiga bulan, kalian akan mati tua di sini.”
“Ada hal seperti ini？”Han Sen langsung mengerutkan kening.
“Kalian masih beruntung dibawa Xiao Fang ke sini. Jika mendekati Pohon Setan Malam Raja dalam radius seribu meter, dalam tiga jam langsung akan menua dan mati.” Kata pria paruh baya bernama Wang Jiangang itu.
“Terima kasih banyak.” Han Sen benar-benar tulus berterima kasih pada Liu Fang. Kekuatannya di Perlindungan Kedua nyaris tak terkalahkan dalam pertarungan langsung, tapi menghadapi fenomena mengerikan seperti ini belum tentu bisa bertahan.
Kalau tidak mengetahui bahaya sebelumnya, mungkin tanpa sadar kita akan terkena efeknya.
"Bukan masalah." Liu Fang tersenyum pahit: "Dua teman baik yang datang bersamaku dulu, karena mendekati Pohon Raja Setan Malam dan berada di sana lebih dari satu jam, langsung menua seperti lansia 200 tahun. Akhirnya mereka pun tewas di sini karena usia tua. Kalian harus ingat, jangan pernah mendekati radius satu kilometer dari Pohon Raja Setan Malam!"
"Kecuali sangat diperlukan, jangan juga meninggalkan markas ke hutan. Pohon-pohon setan biasa itu tetap berpengaruh, meski efeknya lebih kecil dan tidak langsung terasa." Wang Jiangang menambahkan.
"Tidak bisakah kita terbang keluar dari atas?" tanya Han Sen.
“Tidak bisa terbang keluar. Hutan Setan Malam ini seolah tak berujung. Entah kamu berjalan di dalam hutan atau terbang di langit, tetap tidak bisa keluar. Benar-benar tidak ada ujungnya.” Wang Jiangang tersenyum pahit: "Dulu aku masuk ke sini mengandalkan sayap roh binatang. Kalau bisa terbang keluar, tentu aku tidak akan terjebak di sini."
Han Sen tidak bisa menahan diri mengerutkan kening: "Apa pernah dicoba menebang pohon-pohon Setan Malam ini?"
Liu Fang langsung menjelaskan: "Jangan ditebang! Kalau pohon Setan Malam ditebang, mereka akan mengeluarkan gas aneh yang membuat kita cepat menua. Selain area markas ini, di wilayah lain Hutan Setan Malam - meski kamu cabut pohonnya sampai ke akar - dalam beberapa hari pasti akan tumbuh lagi."
