Kristal hitam di laut jiwa itu sekarang berfungsi seperti lubang hitam, menyedot energi vital dari sekitarnya langsung melalui laut jiwa.
Han Sen terkejut. Sejak mendapatkan kristal hitam ini, benda itu tak pernah menunjukkan aktivitas sama sekali. Tapi sekarang tiba-tiba aktif menyerap energi kehidupan - sungguh mengerikan!
Dengan kecepatan penyerapan seperti ini, jika kristal itu menyedot energi vital Han Sen, meski sudah menjadi Evolusioner sekalipun, dia akan dijadi mayat kering dalam satu menit.
Saat masih evolusioner? Bahkan tak cukup untuk dijadikan camilan - langsung berubah jadi mumi dalam sekejap.
Sekarang Han Sen merasakan ketakutan pasca-trauma. Andai saja kristal itu tertarik padanya dulu, mungkin rumput di kuburannya sudah setinggi beberapa kaki sekarang.
Kristal hitam terus mengalir tanpa henti menyerap energi vital dari luar. Entah dari mana asal energi vital ini, ternyata mampu menopang kristal hitam melakukan penyerapan selama ini.
Meski Han Sen agak takut kristal hitam akan menyerap energi vitalnya sendiri, sekarang takut pun tak berguna. Ia juga tak bisa mengeluarkan kristal hitam itu.
Membuka mata ingin mengamati sekeliling, mencari tahu dari mana kristal hitam menyerap energi vital. Tapi energi vital di udara biasa, pasti takkan memiliki jumlah yang luar biasa besar seperti ini.
Sayangnya kepala Han Sen tak bisa bergerak. Sorot matanya hanya bisa melihat pohon pedang itu. Namun saat memandang pohon pedang kini, Han Sen terkejut.
Dedaunan yang baru saja masih hijau zamrud, kini berubah menguning kering. Bahkan pedang-pedang pendek hitam legam yang tergantung di ranting, kini terlihat seperti pedang berkarat yang terkubur di tanah bertahun-tahun, sama sekali kehilangan kilau dan aura keganasan yang dulu.
"Kristal hitam ternyata menyerap energi vital dari pohon pedang ini!" Han Sen terkejut di dalam hati, tidak tahu bagaimana kristal hitam melakukannya.
Tapi ini kabar baik bagi Han Sen, setidaknya menunjukkan kristal hitam mungkin tidak berminat pada manusia. Yang diserapnya adalah tumbuhan dari benih gen.
Namun ini hanya hiburan diri Han Sen. Sebenarnya di lubuk hati, dia masih sangat khawatir. Sekarang kristal hitam belum tertarik padanya, tapi siapa yang bisa menjamin di masa depan tidak akan berubah?
Bisa saja kristal hitam hanya jijik dengan energi vitalnya yang terlalu lemah, jadi malas menyerapnya sementara. Menunggu sampai 'gemuk' baru dibunuh untuk dimakan dagingnya.
Kres!
Pohon pedang semakin mengering, batangnya mulai membusuk. Daun-daun kering berjatuhan ke mana-mana. Sebilah pedang pendek yang sudah berkarat parah jatuh, menyentuh pipi Han Sen sebelum menancap di tanah, membuatnya kaget bukan main.
Melihat pedang pendek di pohon sudah berkarat parah, sepertinya bisa jatuh kapan saja, Han Sen ingin memanggil malaikat kecil untuk memeluknya menjauh dari pohon pedang ini, jangan sampai tertimpa pedang karatan yang jatuh.
Tapi setelah memanggil, tidak ada respon dari malaikat kecil. Saat melihat ke laut jiwa, ternyata malaikat kecil sudah berubah menjadi kepompong cahaya tanpa sepengetahuannya, bahkan masuk ke status evolusi.
"Aneh, kenapa dia bisa berevolusi sendiri? Aku kan tidak memberinya kristal hitam atau apa?" Han Sen bingung, tapi ini tetap hal bagus. Jika evolusi malaikat kecil sukses, kehidupan Han Sen di Perlindungan Suci Tuhan ketiga akan lebih nyaman.
Malaikat kecil tidak bisa digunakan, Han Sen melihat roh binatang yang masih bisa dipakai, hanya tersisa Miao Jun dan Golden Roar.
Di antara makhluk roh, Han Sen hanya membawa Nyonya Sekejap. Namun Sang Ratu itu sangat membencinya hingga mau mati, sekarang tentu tak mungkin melepaskannya.
Selagi Han Sen berpikir, kristal hitam telah berhenti menyerap energi vital. Dengan bingung ia memandang kristal itu, menemukan beberapa cairan seukuran butiran air mata mengambang di sekelilingnya.
Tak berwarna dan tak berbau, transparan bagai kristal tak bernoda. Di dalamnya ternyata terkandung energi vital yang luar biasa besar.
"Aneh, jangan-jangan kristal hitam ini tak sanggup menampung semuanya, lalu memuntahkan kembali energi vital yang diserapnya?" gumam Han Sen penuh kebingungan.
Sayangnya butiran energi vital yang terkristal itu menggantung di laut jiwa. Han Sen tak bisa memakannya. Andai bisa, ia ingin menyantap butiran itu untuk menguatkan raganya.
"Entah apa sebenarnya yang terjadi," Han Sen berkonsentrasi penuh, ingin membuat Miao Jun memakan tetesan air itu untuk melihat apakah ini membawa keuntungan baginya.
Namun Miao Jun hanya menjilat-jilat sedikit, tak berani melanjutkan. Energi vital di dalamnya terlalu pekat. Baru menjilat sedikit, tubuhnya sudah melonjak tak tertahankan. Jika menelan seluruh tetesan air itu, raganya mungkin akan meledak karena kekenyangan.
Han Sen menyuruh Golden Roar mencoba juga. Golden Roar pun hanya menjilat sedikit, namun vitalitas langsung membanjiri tubuhnya hingga hampir meluap keluar.
"Ini barang bagus, tapi sayangnya Golden Roar dan Miao Jun adalah roh binatang dari Perlindungan Pertama. Mereka terlalu rapuh untuk menerima energi vital sekuat ini. Tidak tahu apa manfaatnya bagi mereka." Han Sen mengawasi keduanya yang sedang tiarap sambil terengah-engah, seolah berjuang keras mencerna energi vital tersebut.
Tidak melihat sesuatu yang berarti, Han Sen kembali membuka matanya dan memandang ke arah pohon pedang. Saat ini, pohon pedang telah benar-benar layu, hampir semua daunnya berguguran. Pedang-pedang pendek giok hitam itu pun telah jatuh ke tanah. Energi vitalnya benar-benar terputus, terkuras habis oleh kristal hitam.
"Pantas kristal hitam berhenti menghisap, ternyata sudah terkuras seluruhnya." Barulah Han Sen tersadar.
Saat Han Sen masih memperhatikan pohon pedang yang telah kehilangan vitalitas itu, tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang berbicara dari kejauhan.
"Kak Lanxi, Pohon Pedang Giok Hitam yang sudah ditanam selama tiga tahun ini hampir matang sepenuhnya. Total ada 34 pedang giok hitam. Kali ini pasti bisa dijual dengan harga bagus untuk ditukar dengan banyak daging makhluk purba." Suara laki-laki yang bersemangat itu pertama kali masuk ke telinga Han Sen.
Han Sen mendengar ini langsung ekspresinya berubah drastis: "Sial, ternyata barang ini memang sengaja ditanam orang. Entah pemilik pohon ini manusia atau makhluk roh. Kalau makhluk roh, kemungkinan besar nyawaku bakal melayang di sini."
Han Sen sangat ingin langsung kabur saat ini juga, tapi tubuhnya sama sekali tak bisa bergerak. Meski memanggil Golden Roar untuk membopongnya kabur, dengan kecepatan Golden Roar di Perlindungan Suci Tuhan ketiga ini, bahkan tak bisa mengalahkan makhluk mutan biasa sekalipun. Bagaimana mungkin bisa lolos?
Saat ini Han Sen hanya berharap pemilik Pohon Pedang Giok Hitam ini adalah manusia. Jika demikian, masih ada ruang untuk negosiasi. Mereka bisa membayar ganti rugi melalui Alliance.
"Hm-hm, daging hasil barter kali ini seharusnya bisa meningkatkan gen purba kita secara signifikan." Suara wanita terdengar lagi di telinga Han Sen. Meski berusaha menahan diri, kebahagiaan dalam nada bicaranya tetap terasa jelas.
"Amitabha Buddha, semoga mereka tidak terlalu marah saat melihat pohon pedang ini." Han Sen merasa situasi mulai tidak menguntungkan. Meski menduga pemiliknya manusia, pohon ini ternyata sangat berharga bagi mereka. Dalam hati, ia terus memohon perlindungan para dewa.
