Setelah beristirahat beberapa hari di pondok kayu, meski lukanya belum pulih sepenuhnya, turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan sebentar sudah tidak masalah.
Kali ini luka Han Sen terlalu parah, ditambah tidak ada peralatan medis atau bantuan kemampuan penyembuhan, hanya mengandalkan sedikit obat luka dan pemulihan dari Hidup Darah Sutra Saraf, diperkirakan butuh satu dua bulan untuk sembuh total.
Selama beberapa hari ini, Han Sen mendapatkan pemahaman yang cukup komprehensif tentang tempat ini dari Qu Lanxi dan Chu Ming.
Area ini merupakan bagian dari Tempat Perlindungan Duri, sebuah tempat perlindungan bangsawan yang dinamai berdasarkan hutan belantara duri tak berujung yang menjadi andalannya.
Lokasi Han Sen saat ini berada tepat di tepi hutan duri, di bawah kekuasaan Perlindungan Qingming - sebuah perlindungan tingkat Ksatria yang berada di wilayah yurisdiksi Perlindungan Duri.
Qu Lanxi dan Chu Ming adalah satu-satunya dua orang manusia di Perlindungan Qingming. Qu Lanxi sudah lebih lama berada di sini, sekitar tujuh delapan tahun, sedangkan Chu Ming telah tinggal selama lima enam tahun.
Keduanya telah "menandatangani" kontrak dengan tuan Perlindungan Qingming, yaitu Roh Tingkat Ksatria Qingming, sehingga resmi menjadi anggota Perlindungan Qingming. Mereka harus bekerja untuk perlindungan ini demi mendapatkan kesempatan bertahan hidup dan sumber daya.
Namun status manusia di sini sangat rendah, bahkan lebih hina daripada makhluk mutan biasa. Manusia yang baru naik level pun raganya masih lebih lemah dari makhluk biasa, tenaganya juga tak sekuat makhluk mutan.
Dibandingkan makhluk roh tentu lebih tidak mampu. Di Perlindungan Qingming terdapat banyak makhluk roh level pelayan. Meski sebagian kekuatan makhluk roh level pelajar ini tidak lebih kuat dari Qu Lanxi dan yang lain, selama Batu Jiwa mereka masih berada di dalam perlindungan, saat bertempur di luar mereka sama sekali tidak takut maut, jauh lebih berani dan tangguh dibanding manusia.
Karena itu status manusia secara keseluruhan di Perlindungan Ketiga sangat rendah, terutama manusia yang baru saja bergabung. Pada dasarnya mereka hanya bisa menjadi kuli, mengerjakan pekerjaan kasar yang menggerus waktu.
Menanam benih gen adalah salah satunya. Qu Lanxi dan Chu Ming ditugaskan di kebun buah untuk menanam benih gen. Setiap tahun mereka harus menyerahkan persembahan dalam jumlah tertentu kepada Ksatria Qingming agar terhindar dari hukuman.
Meski awalnya sangat melelahkan, untungnya Ksatria Qingming hanya menuntut persembahan yang cukup setiap tahun, tanpa peduli berapa sebenarnya hasil panen mereka.
Di tahun-tahun awal tanpa pengalaman, hidup terasa sangat sulit. Ketidakmampuan memenuhi persembahan membuat mereka menderita penderitaan daging. Namun setelah beradaptasi, beberapa tahun terakhir ini mereka mulai memiliki surplus produksi yang bisa ditukar dengan peralatan yang dibutuhkan.
Tiga tahun lalu dengan simpanan kekayaan mereka, mereka membeli satu benih gen Pohon Pedang Giok Hitam level purba. Selama tiga tahun mereka mencurahkan segala upaya - sebagian besar simpanan mereka diinvestasikan di sana. Saat akhirnya menyambut Panen Besar dengan 34 pedang giok hitam yang hampir matang, tak disangka Han Sen merusak semuanya.
Menanam benih gen bukanlah hal sederhana. Meski level benih gen merupakan syarat penting, dalam proses penanaman tetap dibutuhkan sumber daya besar. Tanpa itu, mustahil membuat benih gen berbuah.
Seperti halnya menanam Pohon Pedang Giok Hitam - setiap hari mereka harus menyiramnya dengan satu tong darah Blackscale Beast. Hanya dengan cara ini mereka bisa memastikan pertumbuhan sehat pohon pedang tersebut.
Dan pada saat panen, mereka juga harus menguburkan beberapa mayat heilin beast di sekitar pohon untuk menyediakan gen yang cukup sebagai nutrisi bagi Giok Hitam Pedang Pohon, baru mungkin menghasilkan Giok Hitam Pedang.
Meski heilin beast hanyalah makhluk biasa, satu ember darah heilin beast setiap hari tetap menjadi beban yang cukup besar bagi Qu Lanxi dan kawan-kawannya.
Soalnya makhluk mutan di area Perlindungan Qingming, sama seperti mereka, semuanya tunduk pada Ksatria Qingming. Tidak bisa asal dibunuh, mereka terpaksa menukar simpanan kekayaan mereka untuk mendapatkan daging heilin beast.
Jika ingin berburu makhluk mutan, hanya bisa pergi ke dalam Hutan Belantara Duri. Tapi itu adalah wilayah kekuasaan makhluk mutan, di sana berbagai makhluk mutan berkeliaran. Dengan kekuatan Qu Lanxi dan kawan-kawannya, berburu heilin beast masih lumayan, tapi jika menemui makhluk purba sudah berbahaya, apalagi di sana juga ada makhluk bermutasi.
Awalnya mengira dengan menumbuhkan Pohon Pedang Giok Hitam akan mendapat Panen Besar lagi, langsung menghasilkan 34 buah Pedang Giok Hitam, kehidupan kecil pun akan lebih santai. Tapi hasilnya malah begini, pantas saja Chu Ming selalu bersikap dingin dan tidak ramah pada Han Sen. Ini bisa dibilang seluruh harapan mereka selama tiga tahun terakhir.
Han Sen merasa sangat menyesal dalam hati, tapi itu bukan keinginannya. Dia juga tidak menyangka kristal hitam itu ternyata menghisap habis energi vital Pohon Pedang Giok Hitam.
Han Sen bangkit dari ranjang, berjalan ke pekarangan depan pondok kayu untuk berjemur di bawah matahari sambil menggerak-gerakkan tulang punggungnya.
Pekarangan ini dipagari dengan ranting-ranting. Menurut cerita Lan Xi, pondok kayu dan pekarangan ini adalah peninggalan seorang makhluk roh tua. Dulu kebun buah ini dikelola oleh makhluk roh tua itu. Setelah sang makhluk tua gugur dalam pertempuran, Ksatria Qingming baru menyerahkan pengelolaannya pada Qu Lan Xi.
Qu Lanxi dan Chu Ming pergi bekerja di kebun buah. Meski pohon pedang giok hitam telah hancur, pohon buah lainnya masih membutuhkan perawatan. Namun produksi dari pohon-pohon itu pada dasarnya hanya cukup untuk menyerahkan persembahan tahunan, dengan sedikit keuntungan yang tersisa.
Han Sen mengamati pekarangan ini. Tak ditemukan bangku atau sejenisnya, tapi di depan pondok kayu tumbuh sebatang pohon tua berleher bengkok. Akarnya yang tebal mencuat dari tanah, membentuk efek gelombang yang bisa dijadikan tempat duduk sementara.
Han Sen mendekati pohon tua berleher bengkok itu. Ia duduk di atas akar yang menonjol sambil bersandar di batangnya, menikmati hangatnya berjemur di bawah matahari. Beberapa hari terkurung di pondok kayu membuatnya hampir berjamur.
Batang pohon tua ini terlihat sangat kokoh dengan serat kayu bagus berwarna merah gelap, menunjukkan kepadatan yang sangat tinggi.
Sayangnya pohon tua ini sudah lama kehilangan daun-daun hijaunya. Ranting-rantingnya yang gundul membuatnya terlihat seperti sudah mati.
Han Sen sambil berjemur di bawah matahari, mencoba mengaktifkan aura Dongxuan. Jika bisa mengaktifkan aura Dongxuan dan menyimulasikan cahaya suci, lukanya mungkin akan lebih cepat pulih.
Sayangnya setelah beberapa kali mencoba, meridian di tubuhnya masih berantakan. Tidak mungkin mengoperasikan Jing Dongxuan secara normal.
Meski aura Dongxuan gagal diaktifkan, kemampuan persepsi Han Sen mulai pulih. Dia menyadari pohon tua berleher bengkok yang dijadikan sandaran ini, meski hampir mati, masih menyimpan sisa vitalitas tipis di akarnya.
Hanya saja vitalitas itu terlalu lemah. Kematian total hanyalah masalah waktu.
Tapi Han Sen menangkap keunikan energi vital kehidupan pohon tua ini. Sepertinya ini bukan benda biasa.
"Jangan-jangan pohon ini juga hasil kultivasi benih gen?" gumam Han Sen sambil meraba akar pohon itu.
"Ini adalah Pohon Darah Naga, konon ditanam dari benih gen tingkat mutasi. Dulu makhluk roh tua itu rela mengambil risiko masuk ke hutan duri untuk berburu makhluk mutan demi menyediakan nutrisi genetik bagi pohon ini. Akhirnya ia tewas di dalam hutan duri. Tak lama kemudian, pohon ini pun layu dan mati." Qu Lanxi yang baru kembali dari luar mendengar gumaman Han Sen, lalu bicara santai.
