"Ini ternyata pohon gen bermutasi?" Han Sen terkejut memandangi pohon tua itu.
"Ya. Konon jika berhasil ditanam, akan berbuah Longxue Guo. Di dalam buah itu tersimpan ular naga yang merupakan roh binatang peliharaan tingkat mutasi. Seekor saja bisa dijual dengan harga selangit." jelas Qu Lanxi.
“Bahkan jika pohon ini hanya menghasilkan satu butir buah darah naga, kita sudah tidak perlu khawatir apa-apa lagi.” Setelah terdiam sejenak, Qu Lanxi menambahkan dengan nada menyindir diri, “Tapi meskipun pohon darah naga tidak mati kering juga percuma. Untuk menumbuhkan pohon darah naga, setidaknya harus disiram setiap hari dengan darah hewan purba. Itu pun bukan darah sembarang hewan purba. Darah ular sisik darah purba-lah yang terbaik untuk memastikan pohon darah naga berbuah. Sayangnya di Perlindungan Qingming tidak ada peternakan ular sisik darah. Sekalipun mau membeli darahnya, tidak ada yang menjual. Anggota roh tua itu tewas di hutan belantara berduri justru karena berburu ular sisik darah.”
“Benar-benar disayangkan.” Han Sen mengungkapkan penyesalannya.
“Tak perlu disesali. Sekalipun ada yang menjual darah ular sisik darah, kita tetap tidak mampu membelinya. Mustahil bisa menumbuhkannya.” Qu Lanxi berkata dengan sikap yang sangat santai.
Han Sen tersenyum, sorot matanya tertuju pada sosok Qu Lanxi.
"Seorang wanita yang memiliki aura, meski tidak terlihat mencolok, bukan tipe yang memukau pada pandangan pertama. Tapi ia memiliki keanggunan ala cendekiawan, dengan kelima indra yang sempurna, membuat orang merasa nyaman saat memandangnya."
"Bahkan di lingkungan yang begitu keras ini, ia tetap terawat rapi. Bajunya sudah memutih karena sering dicuci, tapi sama sekali tidak memberi kesan memalukan. Segala sesuatu tentangnya terasa wajar, tidak mengurangi aura-nya sedikit pun."
"Ini bukan kecantikan instan, tapi semakin lama dipandang semakin terasa nyaman. Semakin diobservasi, semakin tertarik pada aura khas yang terpancar darinya."
"Bagaimana dengan Chu Ming?" Han Sen melirik ke belakang Qu Lanxi, tapi tidak melihat kehadiran Chu Ming.
"Pergi ke perlindungan untuk menukar persediaan makanan. Sebentar lagi akan kembali." Qu Lanxi menatap Han Seri sambil berkata, "Lukamu sembuh dengan sangat cepat."
“Teknik gen super nuklir yang saya latih memang memiliki kekuatan penyembuhan yang kuat.” Han Sen menjelaskan kebingungan Qu Lanxi.
Luka-lukanya memang pulih terlalu cepat. Tulang-tulangnya yang runtuh berantakan di beberapa bagian, tapi baru beberapa hari sudah bisa turun ke tanah. Sulit dipercaya kalau tidak ada alasan khusus di balik ini.
“Kekuatan penyembuhan? Bisakah kamu menyembuhkan orang lain?” Qu Lanxi memandang Han Sen dengan terkejut.
“Kalau kondisi saya pulih total, luka luar biasa seharusnya tidak masalah. Tapi ini tergantung siapa yang terluka. Jika yang terluka Makhluk Dewa Super, daging dan darah mereka terlalu kuat. Kekuatan penyembuhan saya tidak cukup untuk mempengaruhi jaringan tubuh mereka.” Han Sen menjawab.
“Bisa menyembuhkan yang setingkat saja sudah sangat langka. Setelah sembuh, kamu bisa mencari pekerjaan di Medan Makhluk. Kemampuan penyembuhan sangat disambut di sana, dan imbalannya juga sangat menggiurkan.” Qu Lanxi sedang merencanakan masa depan Han Sen.
Han Sen justru menunjukkan minat: "Area Pertarungan hewan itu tempat apa?"
"Itu arena pertarungan hewan. Di sana terdapat makhluk-makhluk mutan yang ditangkap para makhluk roh tapi gagal dijinakkan, lalu dijadikan tontonan pertunjukan untuk hiburan semata." Qu Lanxi sepertinya tidak memiliki rasa suka terhadap arena tersebut. Setelah menjelaskan singkat, ia masuk ke pondok kayu untuk merapikan barang-barang.
Han Sen masih tetap bersandar di dekat pohon darah naga, bergolak berbagai pemikiran tentang langkah selanjutnya.
Awalnya dia mengira dengan kekuatannya, berburu makhluk purba tidak akan jadi masalah. Tapi sekarang barulah dia tahu, semua makhluk mutan di area perlindungan ini punya tuan - tidak bisa asal dibunuh.
Pergi ke hutan belantara duri terlalu berbahaya. Jika bertemu makhluk bermutasi, belum tentu bisa menyelamatkan nyawa.
Tadinya dia mengira mengembalikan utang Qu Lanxi dan kawan-kawan tidak akan sulit. Tapi nyatanya, ini tidak semudah yang dibayangkan.
“Kristal hitam aduh kristal hitam, kamu bilang 'Dia' tidak ada urusan menyerap Akar Pohon Pedang Giok Hitam orang lain untuk apa? Kamu yang biasanya selalu 'mengorbankan diri untuk orang lain', kenapa sampai di Perlindungan Ketiga malah berubah jadi 'merugikan orang lain demi keuntungan sendiri'?” Hati Han Sen sedikit frustasi.
Saat Han Sen sedang merenung, tiba-tiba ia merasakan kristal hitam di Laut Jiwa-nya bergetar halus. Satu dari tiga tetesan air yang melayang di sebelahnya, ternyata terlempar keluar dari Laut Jiwa dan menetes ke akar pohon tua berleher bengkok itu.
Hati Han Sen berdesir, sedang bingung ingin apa kristal hitam ini, tiba-tiba ia menemukan bahwa pohon tua berleher bengkok yang hampir mati itu setelah menyerap tetesan air, sisa vitalitas lemah di akarnya yang tersisa, perlahan-lahan mulai menguat. Vitalitas seluruh pohon sepertinya ikut bangkit kembali.
Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya: “Jangan-jangan tetesan air ini bisa membuat 'Kayu Kering Bertemu Musim Semi'?”
Hanya saja vitalitas pohon tua itu pulih tidak cepat, masih perlahan-lahan menyerap vitalitas dari setetes air tersebut.
Saat Han Sen mengamati pohon tua, Chu Ming tiba-tiba kembali dari luar sambil menggendong tas berisi barang. Melihat Han Sen bersandar di pohon sambil merem-melek berjemur dengan nyaman, amarahnya langsung meluap: "Sialan! Kenapa harus ketemu orang seperti kamu? Sudah hancurkan Giok Hitam Pedang Pohon kami, sekarang kami juga harus menyuplai makanan minumanmu... Aku peringatkan, cepatlah sembuh lalu kerja mati-matian untuk lunas utang, kalau tidak jangan salahkan aku..."
"Sudah, jangan bertengkar lagi. Kemarilah makan." Qu Lanxi yang telah menyiapkan makanan memanggil Han Sen dan Chu Ming.
Meski Chu Ming sesekali mencela Han Sen, Han Sen bisa memahami kondisi hatinya sehingga tidak marah. Pikirannya justru tertuju pada apakah pohon tua itu benar-benar akan pulih total oleh tetesan air tersebut.
Jika benar bisa diselamatkan, itu adalah pohon gen bermutasi yang bisa menghasilkan buah darah naga yang bisa dijual dengan harga selangit, maka semua persoalan akan terselesaikan.
Tentu saja, ini bukan yang terpenting. Yang paling penting adalah, jika tetesan air yang dihasilkan kristal hitam ini benar-benar memiliki kemampuan seperti itu, itu akan terlalu kuat. Jika Dia masih bisa terus menghasilkan tetesan air seperti ini, bantuan bagi Han Sen akan tak ternilai harganya.
Hanya saja Han Sen tidak tahu syarat apa yang dibutuhkan kristal hitam untuk menghasilkan tetesan air. Saat ini satu-satunya yang diketahui adalah Dia menyerap seluruh vitalitas pohon pedang giok hitam, lalu menghasilkan tiga tetesan air.
"Tiga tetesan air, pohon pedang giok hitam juga tumbuh selama tiga tahun. Apakah ini kebetulan?" Han Sen diam-diam bergolak berbagai pemikiran.
Setelah makan siang, Qu Lanxi dan Chu Ming kembali bekerja di kebun buah. Han Sen duduk di samping pohon tua sambil mengamati vitalitasnya.
Meski sangat perlahan, Han Sen bisa merasakan dengan jelas bahwa vitalitas dalam tubuh pohon tua memang sedang bangkit. Hanya saja sulit diprediksi kapan tepatnya ia akan mencapai tahap "kayu kering bertunas kembali".
Satu hari berlalu cepat. Pada pagi hari kedua, ketika Han Sen masih tidur di tempat tidur papan, tiba-tiba ia mendengar teriakan kaget Chu Ming dari luar.
"Kakak Lanxi... Cepat keluar lihat... Pohon Naga Darah... Pohon Naga Darah bertunas!"
