Setelah memasuki perlindungan, Han Sen terus bergerak menuju lokasi Kuil Roh.
Pertahanan Kuil Roh sangat ketat. Di alun-alun luar kuil, belasan makhluk purba menjulang, sementara di pintu masuk kuil terdapat dua roh level Ksatria yang berjaga.
Ditambah dengan Ksatria Qingming di dalam Kuil Roh, serta kemungkinan adanya makhluk mutan dan roh lainnya, mustahil bagi seseorang yang baru membuka satu kunci gen untuk menerobos masuk.
Namun Han Sen tetap melangkah mendekati kuil. Begitu mendekati alun-alun luar, seekor harimau hitam setinggi manusia langsung menerjang ke hadapannya sambil mengaum keras, seolah memberi peringatan sekaligus ancaman.
Memandang harimau raksasa berwarna hitam legam itu, Han Sen tersenyum tipis. Seketika tubuhnya memancarkan kilau hijau, baju zirah kristal hijau menyelubungi raganya, sementara pisau belati berwarna darah muncul di genggamannya.
Han Sen mengayunkan langkah, bagaikan aliran sinar yang berpapasan dengan Harimau Raksasa Hitam itu. Pisau belati berdarah menyambar lehernya.
Seketika kepala harimau terpental ke langit, darah menyembur deras dari leher terpotong bagai mata air. Raga Harimau Hitam itu runtuh bergemuruh ke tanah.
"Membunuh makhluk purba Harimau Besi Hitam. Tidak memperoleh roh binatang. Daging dapat dikonsumsi. Penyerapan memberikan 0 hingga 10 point gen purba secara acak."
Hati Han Sen berdebar-debar. Pisau belati berdarah ini lebih tajam dari yang dibayangkannya. Persenjataan gen level apa gerangan ini?
Seluruh makhluk roh dan mutan di sekitar membeku sejenak. Siapa sangka ada yang berani menumpahkan darah di area perlindungan, apalagi membunuh penjaga Kuil Roh!
Makhluk-makhluk mutan di sekeliling termangu-mangu memandangi Han Sen yang menerjang masuk ke alun-alun, sementara makhluk-makhluk yang menjaga Kuil Roh mengeluarkan geraman, tenaga mengerikan memancar dari tubuh mereka berubah menjadi petir, angin, dan api yang mengalir deras ke arah Han Sen.
Api bagaikan naga raksasa, angin seperti badai bilah pedang, petir menghujam dari langit - berbagai tenaga mengerikan itu serentak menghujani Han Sen dari atas.
Boom!
Di tengah cahaya petir dan percikan api, bahkan tanah berbatu di alun-alun terkoyak oleh tenaga mengerikan itu membentuk kawah besar, debu dan pecahan batu beterbangan ke segala penjuru.
Makhluk-makhluk mutan dan roh memandangi kejadian ini dengan ekspresi tumpul. Bagi mereka, manusia bodoh yang nekat itu pasti sudah hancur lebur oleh serangan langsung, tak ada yang layak dikagumi.
Bahkan para penjaga Kuil Roh pun mengira Han Sen sudah binasa, wajah-wajah mereka menampakkan sedikit ekspresi meremehkan.
Dua Ksatria Roh yang menjaga gerbang, mencibirkan bibir mereka dengan halus, senyum tipis terpancar di wajah.
Bagi mereka, kejadian ini merupakan pertunjukan yang menarik sekaligus lucu. Masih ada manusia yang berani menyerang Tempat Perlindungan Makhluk Aneh? Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di Perlindungan Qingming, benar-benar sesuatu yang inovatif.
Namun di detik berikutnya, dari balik debu yang beterbangan, siluman berwarna hijau zamrud melesat keluar bagai angin puyuh, dalam sekejap sudah berada di dekat para makhluk hidup itu.
Makhluk-makhluk yang baru menyadari situasi langsung membentak marah. Berbagai tenaga mengerikan dari kunci gen yang terbuka memancar, mengeluarkan serangan mematikan untuk menjebak Han Sen dalam situasi jalan buntu.
Di tengah hujan serangan angin, api, listrik, dan petir yang mengerikan, Han Sen justru bergerak cepat bagai Tuhan yang turun ke bumi, sama sekali tidak berniat menghindar.
Sementara itu, semua tenaga mengerikan yang menghantam raganya justru meledak bagai kembang api, tak mampu meninggalkan jejak luka sedikit pun di baju zirahnya.
Kres!
Seberkas kilau merah darah melintas, kepala seekor makhluk purba kembali terpenggal.
Han Sen bagaikan pembunuh dewa yang menerjang kerumunan makhluk mutan. Di antara kilatan darah, makhluk-makhluk kuat tak tertandingi itu dipenggal bagai ayam tanah dan anjing gerabah, bagaikan harimau masuk ke kawanan domba, tak satu pun mampu menghalangi langkahnya.
Makhluk mutan dan roh di sekitarnya telah berubah pucat, memandang kejadian ini dengan takjub. Dua ksatria roh penjaga gerbang Kuil Roh itu, senyum mereka telah membeku di wajah, digantikan oleh ketakutan dan keterkejutan yang mendalam.
Makhluk-makhluk purba berlevel tinggi itu ternyata dipenggal sekali serangan di hadapannya, tanpa kesempatan membalas, sungguh sangat mengerikan dan menakutkan.
"Ada... ada yang menyerang kuil..." Akhirnya, roh penjaga Kuil Roh itu bereaksi, mengeluarkan teriakan panik.
Sebenarnya tidak perlu mereka berteriak, saat makhluk mutan pertama terbunuh, Ksatria Qingming sudah merasakannya. Ia mengerutkan kening halus lalu berdiri, ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Namun baru beberapa langkah diayunkan, Ksatria Qingming kembali merasakan makhluk mutan yang memiliki capnya terbunuh. Alir berkerutnya semakin dalam, raut keheranan mulai terpancar di wajahnya.
Ekspresi Ksatria Qingming berubah total ketika dalam beberapa langkah berikutnya, ia merasakan makhluk-makhluk bercap miliknya terus menerus dibantai.
"Bagaimana mungkin? Apakah ada makhluk kuat yang turun ke perlindungan?" Ksatria Qingming tak bisa membayangkan sosok seperti apa yang mampu membunuh begitu banyak makhluk purba miliknya dalam waktu singkat.
Kekuatan sebesar itu hanya mungkin dimiliki roh bangsawan atau makhluk bermutasi. Jika benar ada makhluk seperti itu yang datang, mustahil baginya mempertahankan tempat ini.
Tapi di sini adalah wilayah bawahan Tempat Perlindungan Duri, sekalipun ada roh yang ingin merebut wilayah ini, mereka hanya akan menyerang Tempat Perlindungan Duri. Kenapa malah menyerang Perlindungan Qingming miliknya?
Ksatria Qingming mempercepat langkahnya, berusaha menerobos keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Namun sebelum sempat mencapai depan gerbang, pintu besar itu tiba-tiba terbuka lebar dengan gemuruh. Dua siluman terlempar masuk dan mendarat di dalam aula.
Pupil Ksatria Qingming langsung menyempit. Dua siluman itu ternyata adalah Ksatria Roh penjaga Kuil Roh, yang kekuatannya hanya sedikit lebih rendah darinya.
Tapi sekarang kedua Ksatria Roh itu tewas dengan luka tusukan di tenggorokan, terlihat mati dalam satu serangan. Tubuh mereka mulai menghilang berubah menjadi aliran cahaya.
Di balik pintu yang terbuka lebar, seorang siluman memasuki ruangan. Ksatria Qingming segera memusatkan pandangannya, lalu terkejut lagi dengan ekspresi tak percaya: "Manusia?"
Aura manusia dan makhluk roh berbeda, meski mengenakan baju zirah, Ksatria Qingming tetap bisa membedakannya. Itu pasti manusia tanpa keraguan.
"Bagaimana mungkin manusia bisa menembus masuk ke tempat perlindunganku?" Qingming Sanctuary tiba-tiba sulit mencerna kenyataan ini.
Populasi manusia di area sekitar sangat sedikit. Bahkan di dalam Tempat Perlindungan Duri, jumlah manusia tidak sampai lima. Sekarang ada manusia yang lolos ke Kuil Roh-nya, ini hal yang mustahil dibayangkan.
"Kamu ini siapa? Berani-berainya merambah Kuil Roh kami!" Ksatria Qingming menggenggam tombak panjang sambil menunjuk Han Sen dengan pertanyaan keras.
"Orang yang akan membunuhmu." Jawab Han Sen dingin. Teknik Terbang dikerahkan maksimal, tubuhnya menyatu dengan pisau belati bagai pelangi maut yang menghujam ke arah Ksatria Qingming.
"Cari mati!" Ksatria Qingming melihat kecepatan dan tenaga Han Sen tidak bisa dianggap kuat. Tombak panjangnya seperti naga melesat dengan kilau hijau kebiruan yang mengerikan, langsung menusuk ke arah Han Sen yang sedang menyerang.
